Website counter

Jumat, 29 Oktober 2010

Tulus Memberi

Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Markus 12 : 42

Bacaan : Markus 12 : 41 – 44, Matius 6 : 1 – 4

Saya suka tertawa geli melihat iklan-iklan di TV yang membanggakan kebaikan suatu perusahaan menyumbang korban bencana alam. Dengan mengundang puluhan wartawan dan menggunakan tanda terima uang yang besar, mereka dengan bangga berkata bahwa mereka sudah menyumbang untuk warga di daerah ini atau di daerah itu. Saya pun hanya bisa mengelus dada melihat ulah beberapa menteri yang dengan pongahnya berkata mereka sudah sukses memimpin kementriannya. Sudah melakukan ini dan itu, membuat rencana ini membuat rencana itu, bahkan ada satu departemen yang dengan sombong berkata sukses mensejahterakan petani. Padahal kenyataan di lapangan, para petani masih hidup melarat dan berkekurangan. Di mana suksesnya? Mereka memang kelihatannya baik, namun kebaikan itu dilakukan dengan pamrih.

So, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda gemar berbuat baik karena ada maunya? Pemberian yang berkenan kepada Tuhan bukanlah pemberian yang harus di gembar-gemborkan ke delapan penjuru mata angin, namun kebaikan itu hendaknya hanya diketahui tangan kanan dan tidak diketahui tangan kiri alias tidak usah kita gembar-gembor. Kenapa Tuhan memuji persembahan janda yang hanya bisa mempersembahkan dua peser sedangkan untuk orang-orang yang lain Tuhan acuh tak acuh? Karena Tuhan tahu ketulusan seorang manusia. Tuhan tidak melihat pekerjaan atau berapa banyak uang yang diberikan, namun dari seberapa rela kita memberikan sesuatu untuk-Nya. Tuhan lebih senang Anda dan saya memberikan dalam kantong persembahan uang Rp 500 dengan ikhlas daripada Rp 50.000 dengan setengah hati atau demi kesombongan dan mendapat pujian dari orang yang melihat kita memasukan uang itu ke kantong kolekte.

Apa motivasi Anda berbuat baik dan memberi untuk Tuhan? Mari kita bertanya pada diri masing-masing dan jawablah dengan jujur. Saat kita memberi dengan motivasi mendapat kehormatan dan menerima pujian. Saat itu juga kita sudah mendapat upahnya. Namun saat kita memberi sesuatu secara tersembunyi, maka Bapa di surga juga akan membalasnya. Mana yang Anda pilih, kehormatan dari manusia atau berkat dari surga? • Richard T.G.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar