Website counter

Jumat, 01 Oktober 2010

Bangsa Berbudaya Tinggi

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yeremia 29 : 7

Bacaan : Matius 5 : 13 – 16

Indonesia terkenal sebagai bangsa yang ramah tamah serta memiliki toleransi dan budaya yang tinggi. Pernyataan ini berulang kali kita dengar baik dari orang-orang Indonesia sendiri maupun orang-orang asing yang berkunjung ke negeri Zamrud Khatulistiwa ini. Kita bangga dengan pernyataan ini. Namun seiring berjalannya waktu, pernyataan ini seakan menjadi slogan kosong belaka. Banyak peristiwa sehari-hari yang kita alami dan lihat, membuat kita mulai ragu-ragu akan sebutan bangsa yang ramah. Sering kita dengar perusakan gereja dan jemaatnya, ada golongan suatu agama yang selalu mendapat tekanan dari agama lain padahal mereka masih satu agama hanya beda aliran. Di jalanan, sudah biasa kita lihat pengendara motor dan mobil tidak memiliki toleransi kepada pesepeda atau pejalan kaki. Pejalan kaki sendiri seenaknya menyebrang jalan dan tak mau menggunakan jembatan penyebrangan sehingga tanpa sadar suka menimbulkan kemacetan dan kecelakaan. Para pedagang kaki lima dengan seenaknya berdagang di badan jalan sehingga membuat jalan semakin sempit dan otomatis macet. Beberapa wakil rakyat kita di DPR sana sibuk bicara ini dan itu namun tindakannya untuk menyejahterakan rakyat minim sekali.

Bangsa yang berbudaya tinggi adalah bangsa yang bertingkah laku baik. Misalnya : berjalanlah disebelah kiri; apabila menyeberang berdirilah di sebelah kanan orang yang harus dilindungi (orangtua, anak-anak atau perempuan); berikan kesempatan kepada orang yang keluar lebih dahulu; jika menaiki tangga berjalanlah di belakang orang yang dilindungi atau jika menuruni tangga, berjalanlah di depan orang yang harus dilindungi, memberi salam hormat atau tersenyum kepada orang lain. Untuk menjadi bangsa yang berbudaya, kita harus mau memulainya dari diri sendiri. Menyalahkan orang lain, keadaan atau pemerintah tak akan menggubah keadaan. Untuk mengubah negara, Anda harus mau terlebih dahulu menggubah diri sendiri. Anda adalah garam dan terang dunia di Indonesia. Jangan hanya menjadi penonton atau tukang kritik yang rajin mengkritik dan mencaci pemerintah, namun tidak melakukan tindakan positif apa-apa. Jadilah pribadi yang berbudaya tinggi. Melalui perbuatan baik dan luhur yang Anda lakukan dalam kegiatan sehari-hari, banyak orang akan terinspirasi dan mereka akan memuliakan Bapamu yang di sorga. • Richard T.G.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar