Website counter

Jumat, 01 Oktober 2010

Padi dan Ilalang

Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Matius 13 : 25

Bacaan : Matius 13 : 36 – 43

Tahukah Anda perbedaan menanam padi dan ilalang atau lalang? Kalau kita menanam padi, kita harus memperhatikan pertumbuhannya mulai dari menanam benih, kemudian perawatan selama bertumbuh sampai kemudian berbuah. Kita harus rutin memberikan pupuk, memberikan air yang cukup, dan menjaga padi kita saat mulai menguning agar tidak di makan burung dengan menggunakan orang-orangan sawah. Kita harus menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan bulir-bulir padi terbaik dan siap menanggung resiko kerugian akibat bencana banjir atau serangan hama. Bertolak belakang dengan menanam padi, untuk menumbuhkan lalang kita tak perlu menaburkan benih dan merawatnya. Lalang tumbuh dengan luar biasa cepat tanpa perlu perawatan, namun lalang bukanlah tumbuhan yang berguna. Lalang hanyalah menjadi tumbuhan penganggu sehingga pasti dibabat dan kemudian di bakar.

Sama seperti lalang dan padi, kebiasaan-kebiasaan kita yang positif dan negatif sangat tergantung dari bagaimana cara kita menumbuhkannya. Untuk memiliki kebiasaan baik kita membutuhkan waktu yang lama dan perawatan yang tak mudah, namun untuk memiliki kebiasaan buruk kita hanya membutuhkan waktu singkat dan tak perlu perawatan. Contoh sederhananya adalah kebiasaan bangun pukul lima pagi. Kita butuh penyangkalan diri yang luar biasa kalau biasanya asal-asalan bangun. Setiap hari kita harus rela mendisiplin diri untuk tetap bangun kemudian melakukan aktifitas yang produktif. Untuk malas-malasan, kita tak perlu menyangkal diri. Namun, efeknya kita tidak menjadi produktif sehingga merugikan Tuhan, diri sendiri dan orang lain.

Hari ini bagaimana dengan Anda? Kebiasaan seperti apa yang Anda tabur dalam hidup Anda? Apa yang Anda tabur, itulah yang kelak Anda tuai. Kalau kita menabur dan merawat benih-benih berkualitas seperti disiplin, kerja cerdas, sabar, bersahabat atau jujur, kebaikan hidup yang akan kita tuai. Kalau kita biarkan benih kebiasaan buruk tumbuh seperti malas-malasan, iri hati, atau memendam amarah, dukacitalah yang akan kita tuai kelak. Mari kita tanam dan rawat benih-benih kebaikan sehingga kebaikan pula yang akan kita tuai kelak. • Richard T.G.R


* Tulisan ini dimuat di Renungan Spirit – Jumat, 29 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar