Website counter

Rabu, 31 Agustus 2011

Kantung Perut


Baca : Yesaya 49 : 15 – 16
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. (Yesaya 49 : 15)

Hewan-hewan berkantung, salah satunya kangguru, dinamakan ″marsupials.″ Kantung yang dimiliki kangguru terletak diantara kedua kaki belakangnya, adalah rumah kecil yang nyaman dan menyenangkan untuk bayi kangguru yang baru dilahirkan. Kantung itu dilapisi dengan bulu untuk menjaga agar bayi tetap hangat, melindunginya, dan membuat bayi dapat disusui, dan untuk membawa bayi yang tidak berdaya itu.

Mengapa Tuhan memberikan kantung kepada kangguru dan hewan-hewan marsupial lainnya? Karena anak-anak mereka dilahirkan dalam keadaan yang sangat tak berdaya. Sebenarnya, pada waktu dilahirkan kangguru adalah gumpalan yang sangat kecil, berwarna merah muda, dan tidak lebih dari satu inci panjangnya. Induk kangguru menaruh bayi yang baru lahir di dalam kantung dan selama 6 bulan kantung itu menjadi ″rumahnya.″ Dalam waktu enam bulan anak kangguru akan sebesar anak anjing, ketika itulah sang induk mulai mengajarinya berjalan dan berlari. Bila ada bahaya, induknya akan menangkapnya, membawanya dengan mulutnya tanpa berhenti, dan menurunkannya dengan aman ke dalam kantungnya.

Jagoan Kristus, Tuhan pun mengasihimu dengan memberikan ibu dan ayah yang dengan penuh kasih membesarkan dan merawatmu sejak bayi. Ketika kamu baru saja lahir, kamu begitu kecil dan tak berdaya. Yang bisa kamu lakukan hanya menangis, ibulah yang dengan telaten merawatmu seperti memandikan, memberikan ASI, mengendongmu, menggenakan pakaian ke tubuhmu, memberikan obat saat kamu sakit, dan membersihkan kotoranmu. Ayah pun mengasihimu dengan cara bekerja mencari uang untuk membelikan kamu tempat tidur, mainan, susu, dan pakaian. Balaslah kasih sayang orangtuamu dengan menjadi seorang pelajar yang rajin belajar, mematuhi perintah orangtua, memberikan bantuan dengan cepat saat ibu atau ayah meminta tolong, mengasihi kakak, adik atau saudara-saudaramu yang lain. • Richard T.G.R


Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Junior – Minggu, 25 September 2011
Pertanyaan    : Apakah aku menghormati dan mengasihi kedua orangtuaku?
Aplikasi          : Hormati dan kasihi orangtua.
Doa                 : Tuhan, terima kasih untuk orangtua yang aku miliki. Amin.

Gigih dan Beriman


Baca : Lukas 18 : 1 – 8
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi? (Lukas 18 : 8)

Pernahkah kamu puasa? Apa yang kamu rasakan saat puasa? Saat puasa kita pasti merasa haus, lapar dan badan rasanya lemas. Puasa baik untuk kesehatan kita bila dilakukan dalam batas yang wajar, namun pernahkah kita puasa berhari-hari lamanya tanpa henti demi satu alasan yang tak masuk akal? Estibalis Chavez (19) seorang gadis Meksiko mogok makan sampai 16 hari demi mendapatkan undangan pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton. Harapannya akhirnya terkabul berkat bantuan seorang dermawan anonim sehingga pada tanggal 29 April lalu ia berhasil menyaksikan pernikahan itu. Aksi mogok makan Chavez dimulai pada bulan Februari 2011 yang dilakukannya di depan kedutaan Inggris  di Mexico City. Semula pihak kedutaan menyebut usahanya sia-sia, namun akhirnya Chavez berhasil walaupun harus kehilangan bobot sebanyak 8 kilogram.

Girls, orang yang gigih pasti kelak akan berhasil meraih impiannya, apalagi kalau impian itu sesuai dengan kehendak Tuhan. Seringkali Tuhan memang sengaja tidak langsung mengabulkan keinginan kita, sekalipun keinginan itu rohani, karena Tuhan ingin menguji seberapa serius kita mau sungguh-sungguh berusaha. Yesus pun mengajari kita agar gigih berdoa, termasuk juga berusaha, melalui kisah seorang janda. Janda ini memiliki kasus dan dia menuntut keadilan kepada seorang hakim. Apesnya, hakim ini jahat dan tak mau repot ngurusin perkara janda itu. Namun toh hakim itu mau juga ngurusin karena ia merasa terganggu. Tuhan pun sesungguhnya selalu mendengar seruan doa-doa kita dan Tuhan pun melihat usaha kita. Pertanyaannya adalah, apakah iman kita bertumbuh saat kita menanti jawaban Tuhan? Apakah kita hanya sekedar meminta namun iman kita tidak bertumbuh sehingga apapun jawaban yang kelak Tuhan berikan itu tak membawa dampak positif dalam kehidupan jasmani dan rohani kita?

Girls, Tuhan sengaja tidak memberikan apa yang kamu mau saat ini agar kamu semakin beriman. Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17) sehingga tetaplah bertekun. Tuhan tahu kapan saat terbaik Ia mengabulkan apa yang kamu mau. Sekalipun Tuhan tidak memberikan yang kamu mau, pasti Dia akan berikan yang lebih baik untukmu. Tetaplah menjadi anak Tuhan yang tekun, baik untuk pertumbuhan jasmani maupun rohani. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Jumat, 23 September 2011
Pertanyaan    : Apakah aku orang yang gigih dan beriman?
Aplikasi          : Jadilah pribadi yang tekun.
Doa                 : Tuhan, bentuk aku menjadi pribadi yang tekun. Amin.

Tidak Dilupakan


Baca : Yesaya 49 : 14 – 21
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. (Yesaya 49 : 15)

Pada waktu saya berulang tahun ke- 17, peristiwa hari itu tak pernah saya lupakan. Waktu itu saya berpikir pasti Papa dan Mama, pacar saya (sekarang mantan), dan rekan-rekan di sekolah ingat hari ulang tahun saya dan minimal mengucapkan selamat ultah. Biasanya di sekolah rekan-rekan selalu tahu siapa saja yang berulang tahun di bulan-bulan tertentu karena mereka pasti sudah menyiapkan tepung terigu, air dan telur untuk mengerjain habis-habisan teman yang berulang tahun. Namun sepanjang hari itu sama sekali tak ada ucapan dari mereka, sikap mereka pun biasa-biasa saja, dan di sekolah tak ada insiden saya dilempar telur, disiram air atau diguyur tepung terigu. Sorenya saya ibadah kaum muda, di gereja pun tak ada yang mengucapkan selamat ultah. Bete itu pasti dan akhirnya saya pulang ke rumah. Saat pulang itulah saya mendapat kejutan. Begitu membuka pintu ternyata Papa dan Mama, pacar serta teman-teman saya sudah menunggu dan kemudian menyanyikan lagu selamat ultah. Roti ultah pun disajikan dan tak lama muncul pendeta saya yang kemudian mendoakan agar dengan bertumbuhnya usia, saya semakin dewasa dan dipakai Tuhan luar biasa.

Girls, dilupakan oleh seseorang memang kadangkala tidak menyenangkan. Masih lumayan kalau orang berpura-pura melupakan kita seperti yang saya alami, namun kalau orang benar-benar melupakan kebaikan kita, melupakan kenangan-kenangan yang sudah kita buat bersama dirinya, melupakan hari ultah kita, melupakan bahwa kita pernah mengalami suka dan duka bersamanya, tentu rasanya sedih. Manusia bisa melupakan kita dengan berbagai alasan dan kita bisa sakit hati karena benar-benar dilupakan, namun Tuhan tak akan pernah melupakan kita. Dalam firman-Nya hari ini Tuhan kembali mengingatkan kita bahwa walaupun ortu kita melupakan kita, Tuhan tidak akan pernah melupakan kita. Meskipun saat ini ada beberapa janji Tuhan yang belum dijawab oleh-Nya, pasti janji itu akan dijawab meski tak selalu sesuai dengan apa yang kamu minta.

Girls, jangan berhenti berharap atau merasa dibuang kalau seakan-akan Tuhan saat ini melupakanmu. Tuhan selalu mengingat dirimu. Walaupun saat ini Ia belum juga menjawab apa yang kamu mau, percayalah Ia sedang mempersiapkan yang terbaik untukmu. Isi harimu dengan selalu bersukacita dan percaya bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Kamis, 22 September 2011
Pertanyaan    : Apakah aku kecewa ketika dilupakan.
Aplikasi          : Berhentilah kecewa dan tetap berharap kepada Tuhan.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk selalu percaya padaMu. Amin.

Selasa, 30 Agustus 2011

Perjuangan Melawan Lupa


Baca : Yesaya 49 : 14 – 21
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. (Yesaya 49 : 15)

Manusia adalah mahluk yang pelupa. Anda tidak percaya? Berikut beberapa bukti sederhana bahwa kita kadang bisa lupa baik sengaja maupun tidak sengaja. Masih ingatkah Anda, menu makan siang apa yang Anda makan dua bulan lalu? Masih ingatkah Anda siapa nama lengkap guru kelas VI SD Anda? Masih ingatkah Anda kapan pertama kali Anda bisa naik sepeda? Masih ingatkah Anda siapa nama dokter yang membantu persalinan buah hati Anda? Masih ingatkah Anda kapan pertama kali pergi meninggalkan rumah untuk sekolah di luar kota? Ada beberapa di antara kita yang mampu mengingat, namun kebanyakan kita biasanya sudah lupa. Lupa adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi selama itu tidak dibuat-buat untuk menyelamatkan kita dari suatu kesalahan. Beberapa orang sengaja memberikan alasan lupa saat tidak mengerjakan sesuatu dan mendapat tegoran, padahal mereka tidak lupa.

Karena kita manusia yang pelupa maka kita setiap hari melakukan saat teduh agar selalu teringat dengan kebaikan Tuhan. Memang kadang kita bosan karena setiap hari selama bertahun-tahun kita harus membaca dan merenungkan ayat-ayat yang selalu sama. Mungkin sebagian pembaca ada yang sudah berhasil membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu lebih dari sekali. Beberapa di antara kita mungkin hapal sebagian besar firman Tuhan. Sangat baik dan luar biasa jika kita sudah berhasil membaca Alkitab dari awal sampai akhir dan hapal sebagian atau bahkan seluruh firman Tuhan. Namun tak cukup hanya hapal dan berhasil membaca dari awal sampai akhir, Tuhan ingin kita selalu mengingat kasih-Nya yang luar biasa. Tuhan ingin kita tak hanya sekedar baca saat teduh di pagi hari namun kemudian lupa di sore hari, Tuhan ingin kita senantiasa ingat Dia, sehingga seberat apapun tekanan hidup menekan, kita senantiasa kuat.

WANITA, Bagi kita yang sudah memiliki anak, sebagai orangtua yang normal tentu kita selalu ingat dan menyayangi anak, walaupun anak itu nakal dan kadang tidak peduli dengan keadaan kita. Sebagai seorang anak pun, kita pasti selalu mengingat orangtua yang sudah membesarkan dan mendidik kita, walaupun mereka tidak sempurna. Kita pun berusaha membalas budi mereka dengan menengok, merawat, atau mencukupkan kebutuhan mereka saat usia mereka sudah senja dan tak mampu bekerja. mari kita menjadi anak Tuhan yang selalu mengingat kasih-Nya dengan hidup taat sesuai perintah-Nya dan menjalani hari demi hari seturut ajaran-Nya. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Kamis, 22 September 2011
Pertanyaan    : Apakah aku selalu mengingat kasih-Nya setiap hari?
Aplikasi          : Selalu ingat kasih Tuhan.
Doa                 : Tuhan, bantu aku agar selalu mampu mengingat kasih setia-Mu. Amin.

Tuntas


Bacaan : Matius 10 : 34 – 42
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Matius 10 : 38

Awal bulan April, saya menderita radang tenggorokan yang membuat saya terpaksa beristirahat selama dua hari. Supaya lekas sembuh, saya pergi berobat ke dokter dan oleh dokter saya diberikan beberapa jenis obat melalui resep, yang salah satunya saya tahu adalah obat antibiotik dosis tinggi. Saat membeli obat tersebut dengan resep dokter di apotik, penjaga apotik berkata bahwa antibiotik itu harus diminum habis selama tiga hari berturut-turut sebanyak tiga kali sehari. Saya lalu bertanya kalau saya sudah sembuh di hari kedua, apakah boleh saya hentikan saja minum antibiotik itu, toh saya sudah sembuh. Penjaga apotik lalu menjelaskan sembuh tidak sembuh dalam tiga hari, antibiotik harus habis diminum sebab jika tidak maka kuman-kuman dalam tubuh akan kebal terhadap antibiotik. Sehingga jika kelak saya sakit lagi, saya harus minum antibiotik yang lebih tinggi dosisnya agar sembuh.

Sama seperti antibiotik yang harus habis diminum selama tiga hari berturut-turut agar kuman benar-benar mati dan tidak kebal, kita pun harus tuntas dalam mengikut Tuhan dan memikul salib. Sebagian orang Kristen saat ini mendapat label tomat alias tobat kumat karena mereka setengah-setengah dalam melakukan firman Tuhan. Contohnya mereka berketetapan untuk berhenti merokok dan berusaha keras hingga berhasil. Namun keberhasilan itu hanya sementara, dua bulan berhenti, bulan ketiga kumat lagi. Bulan keenam mencoba, namun rasanya lebih susah berhenti daripada bulan pertama dan kedua. Kalau kita ingin membasmi rumput, kita tak cukup hanya membabat bagian atasnya, namun akarnya harus kita cabut. Kita ingin membunuh ular berbisa, maka kita tak cukup hanya menebas sebagian badannya namun juga kepalanya. Kita ingin terbebas dari satu belenggu dosa, kita pun harus tuntas membersihkannya. Oleh karena itu Tuhan Yesus dengan sangat jelas menjabarkan syarat-syarat mengikut Dia, jika setengah-setengah dalam mengikuti syaratnya Yesus, maka orang itu tak layak. Syarat Yesus pun masih berlaku sampai saat ini untuk kita semua murid-muridNya.

Kalau saat ini kita masih selalu jatuh bangun dalam usaha kita untuk terbebas dari satu belenggu dosa, kemungkinan besar kita masih setengah hati atau tidak tuntas dalam menuruti perintah-perintah Tuhan. Mari kita sama-sama belajar untuk tuntas dalam melakukan perintah Tuhan, sehingga perlahan tapi pasti kita benar-benar terbebas dari segala belenggu dosa yang membelenggu hidup kita dan kita layak menjadi murid-Nya. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Next – Selasa, 20 September 2011
Pertanyaan    : Apakah aku setengah-setengah dalam mengikut Tuhan.
Aplikasi          : Tuntas dalam melakukan perintah Tuhan.
Doa                 : Tuhan, ajar aku tuntas melakukan segala sesuatu. Amin.