Website counter

Jumat, 01 Oktober 2010

Benih yang Bertumbuh

Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Markus 4 : 28

Bacaan : Markus 4 : 26 – 29

TUHAN memakai perumpamaan seorang petani, untuk mengajarkan kepada kita arti kesetiaan, ketekunan dan pengharapan akan hasil dari benih yang kita tanam. Seorang petani yang bijaksana, tidak akan bekerja asal-asalan dengan menabur benih sembarangan. Dia akan memilih benih yang terbaik, tanah yang berkualitas baik, pupuk yang baik dan musim yang baik supaya dia mendapatkan hasil panen berlipat kali ganda. Bukan hanya itu, seorang petani akan memperhatikan secara detail proses pertumbuhannya dan membersihnya dari segala macam hama pengganggu bahkan menjaganya dengan menempatkan orang-orangan sawah agar burung-burung tidak memakan bulir-bulir yang telah penuh isinya

Banyak di antara kita mengeluh sudah melakukan ini dan itu untuk Tuhan. Ketika kita bekerja, kita sudah berusaha berteman dengan sebanyak mungkin orang agar usahanya kita tidak sepi pembeli. Kita berkata bahwa kita sudah menabur, namun kok tak kunjung menuai juga dan usaha kita malah bangkrut. Kita merasa Tuhan tidak mengasihi. Kalau Anda merasa Tuhan tak menghargai perjuangan Anda dan Tuhan tak memberkati apa yang selama ini Anda tabur. Cobalah merenung dan mengingat kembali apakah setelah menabur, Anda berusaha merawat dan menjaganya? Apakah setelah mendapat banyak pelanggan, Anda berusaha menjaga dan merawat mereka agar tidak berpaling kepada kompetitor lain? Apakah uang yang Anda dapat dari hasil usaha sebagian Anda tabung atau semuanya Anda habiskan? Banyak orang Kristen yang melupakan hal ini. Selesai menabur, langsung ditinggalkan begitu saja. Akibatnya bukan hanya belalang pelahap yang datang, tapi juga burung-burung si jahat dan binatang perusak yang memakan habis benih kita yang kita tabur.

Tuhan ingin agar Anda tak hanya menabur namun tak mau mau merawat, Dia berharap Anda menabur sebanyak mungkin, merawat dan menjaganya sampai berbuah. Berapa kali lipat berbuah? Itu adalah urusan Tuhan. Syukurilah berapapun Tuhan memberikan buah atau berkat atas segala jerih payah Anda bekerja dan melayani Dia. • Untung Budiono


* Tulisan ini dimuat di Renungan Spirit Motivator – Minggu, 17 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar