Website counter

Selasa, 29 Mei 2012

Tanaman Ajaib

Baca : Mazmur 139 : 1 – 24
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Mazmur 139 : 14)

Jagoan Kristus, apakah kamu tahu kegunaan tanaman lidah buaya (aloe vera)? Sebagian orang hanya tahu lidah buaya tanaman penyubur rambut, padahal kegunaan tanaman lidah buaya banyak sekali lho. Oleh karena itu para ahli botani menjulukinya tanaman ajaib.

Menurut catatan sejarah, lidah buaya ditemukan tahun 1.500 SM dan ada lebih dari 200 jenis. Lidah buaya termasuk keluarga liliaceae, bisa ditemukan di hampir seluruh belahan bumi. Lidah buaya bisa berumur panjang sekalipun tanpa air karena tanaman ini dapat menutup pori-porinya serekat lem, bahkan saat daunnya dipotong. Tujuannya untuk menghindari keluarnya air. Lidah buaya mengandung nutrisi tinggi yang berguna bagi pengobatan maupun bahan kosmetik. Di dalam lidah buaya terdapat aloin yang berguna untuk menurunkan demam atau obat pencahar, dan lignin yang berguna untuk mengobati luka-luka pada kulit. Jadi kalau kulitmu luka kena benda tajam, atau sobek karena terjatuh dan tak ada obat merah, lidah buaya bisa dijadikan obat darurat. Lidah buaya bisa digunakan untuk menyembuhkan insomnia, gangguan perncernaan, sakit kepala, kerontokan rambut, gangguan batu empedu, dan bisa diolah untuk menjadi manisan, minuman, juice, sup, dan tumis.

Jagoan Kristus, meski lidah buaya diciptakan Tuhan dengan sangat ajaib, kita diciptakan Tuhan lebih ajaib lagi. Sejak lahir, kejadian kita begitu dahsyat dan ajaib. Kita mampu mempelajari segala sesuatu dengan cepat, bisa menciptakan sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin, bisa menjinakkan binatang, bisa meneliti sejarah, dll. Itu semua terjadi karena Tuhan sangat mengasihi kita. Yuk, kita gunakan segala kelebihan yang kita punya hari ini untuk menghasilkan berbagai tindakan positif, sama seperti lidah buaya yang memiliki banyak sekali kegunaan positif. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Junior – Sabtu, 19 Mei 2012
Pertanyaan    : Apakah aku suka melakukan berbagai perbuatan baik?
Aplikasi          : Jadilah pribadi yang berguna buat orang lain.
Doa                 : Tuhan, ajar aku senantiasa melakukan hal-hal yang baik. Amin.

Telinga Kita

Baca : I Samuel 3 : 1 – 21
Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." (I Samuel 3 : 1 – 21 )

Tuhan memberi kita telinga agar bisa mendengar bunyi. Frekuensi bunyi diukur dengan lingkaran per detik  atau Hertz (Hz). Kemampuan telinga manusia menangkap bunyi berkisar 100 – 20.000 Hz, dan tingkat tekanan bunyi diukur dengan decibel (dB). Untuk memudahkan kita mengetahui tekanan bunyi, berikut bandingannya. Saat kita berbisik, tekanan bunyinya adalah 30 dB, percakapan normal 60 dB, lalu lintas jam padat 70 dB, bunyi motor dan pengering rambut 85 – 90 dB, bunyi kabin pesawat terbang 110 dB, konser musik rock 110 – 120 dB, suara mesin jet pesawat saat tinggal landas, dan alat pengebor 119 – 140 dB.

Jagoan Kristus, getaran bunyi diantarkan melalui media udara, lalu menggetarkan gendang telinga dan tulang-tulang kecil dalam rongga telinga bagian tengah. Getaran itu diteruskan ke sistem cairan dalam putaran rongga rumah siput. Dalam telinga bagian tengah ada otot terkecil dalam tubuh manusia yaitu timpani, yang bertugas membuat tegang rangkaian tulang pendengaran bila bunyi mencapai sistem pendengaran berkekuatan lebih dari 70 dB. Biasanya kita otomatis menutup telinga dan merasa pusing.

Samuel mampu mendengarkan suara Tuhan secara langsung karena ia anak yang patuh. Saat Tuhan memanggil ia langsung merespon walaupun tiga kali salah karena mengira imam Eli yang memanggilnya. Telingamu sangat berharga, oleh karena itu jaga baik-baik agar sehat.  Hati-hati saat mengorek kuping dan jangan mengorek terlalu dalam. Saat mendengarkan musik dari headset, cukup setel volume di suara jelas, bukan keras. Dengan telinga yang bisa mendengar kita seharusnya langsung datang jika di panggil orang tua, sama seperti yang Samuel lakukan. Jangan berlagak tuli karena terlalu asik bermain atau tidur, namun segeralah merespon jika orang tua, saudara, atau guru memanggilmu. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Junior – Minggu, 6 Mei 2012
Pertanyaan    : Apakah aku anak yang patuh saat dipanggil orang tua?
Aplikasi          : Segeralah merespon jika dipanggil.
Doa                 : Tuhan, ajar aku mau mendengarkan dan melakukan perintah-Mu. Amin.

Turun ke Bawah

Baca : II Raja-raja 5 : 1 – 27
Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. (II Raja-raja 5 : 14)

Pernahkah kamu membayangkan seorang jenderal bintang lima kesayangan kepala negara mau mandi di sebuah sungai yang kotor di negara tetangga, dan aksi mandinya disaksikan oleh para bawahan yang mengawalnya? Alkitab mencatat, Naaman, seorang panglima kesayangan raja Aram mandi di sungai Yordan karena ingin penyakitnya sembuh. Semula Naaman panas hati karena Elisa memberikan satu instruksi melalui seorang suruhan agar ia mandi tujuh kali di sungai itu. Naaman merasa permintaan Elisa tak sesuai dengan apa yang ia bayangkan (ayat 11). Namun toh akhirnya ia mau patuh karena bujukan para pegawainya dan karena ia ingin sembuh.

Guys, kalau kamu sakit parah, kanker misalnya. Kamu pasti akan patuh akan nasihat dokter dan menuruti apapun yang dokter perintahkan. Termasuk keluar duit ratusan juta untuk pengobatan. Kalau kamu ingin sehat secara rohani, kamu pun harus tunduk dengan apa yang Tuhan mau dan apa yang Tuhan perintahkan. Bukti tunduk adalah kita bersedia turun ke bawah alias merendahkan diri di hadapan Tuhan. Yordan adalah lembah paling rendah di dunia, bahkan kata Yordan sendiri bermakna ″turun ke bawah″. Siapapun yang mau merendahkan diri dihadapan Tuhan, maka ia akan ditinggikan. Namun siapa tinggi hati, akan direndahkan. Jangan pernah mengatur Tuhan karena itu adalah salah satu bentuk tinggi hati.

Perubahan hidup apapun yang kita inginkan saat ini, entah secara rohani maupun jasmani, tunduklah pada perintah FirTu dan jangan pernah merasa harga diri kita hancur saat melakukannya. Naaman membuktikan bahwa saat ia merendahkan diri, ia mendapat perubahan baik secara fisik maupun rohani. Sebagai murid-Nya, mari kita melakukan hal yang sama agar Tuhan bisa mengubah kita luar dan dalam. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Next – Senin, 28 Mei 2012
Pertanyaan    : Apakah aku tunduk kepada firman Tuhan?
Aplikasi          : Rendahkanlah diri di hadapan Tuhan, maka kita akan ditinggikan-Nya.
Doa                 : Tuhan, ajar aku mau merendahkan ego dan gensi. Amin.

Menirukan Gaya

Baca : Titus 2 : 1 – 10
… dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu. (Titus 2 : 7)

Dalam acara tutup tahun 2011, aku didaulat menjadi moderator game. Aku lalu menyiapkan empat game, salah satunya game menirukan gaya. Jadi aku meminta satu demi satu teman-teman yang hadir untuk menirukan sebanyak mungkin gaya teman-teman yang mereka kenal. Yang paling banyak menirukan gaya adalah pemenangnya dan dapat hadiah. Satu demi satu beraksi menirukan gaya, mereka pun menirukan gayaku. Aku geli melihat satu demi satu teman-temanku menirukan gayaku yang selama ini tidak kusadari. Ternyata selama ini teman-temanku memperhatikan gayaku saat bicara, saat berjalan, saat memimpin acara, saat makan, bahkan saat marah, sehingga dengan mudah mereka meniru.

Guys, sering tanpa kita sadari gaya kita diperhatikan oleh orang lain. Ada orang-orang tertentu bahkan meniru gaya kita. FirTu hari ini bicara tentang menjadikan diri kita sendiri teladan dalam berbuat baik. Yuk kita cek gaya kita masing-masing. Apakah saat makan kita memiliki gaya makan yang sopan, atau urakan. Saat kita bicara, apakah tutur kata kita membuat lawan bicara semangat, atau bête. Saat mengerjakan sesuatu, apakah kita bekerja dengan sungguh-sungguh atau malas-malasan. Sekalipun kita bukan pendeta atau guru, teman-teman di sekitar kita melihat teladan hidup kita. dari situlah mereka akan tahu siapa sejatinya kita sekalipun kita tak pernah mengatakan apa kelemahan dan kelebihan kita.

Tingkah laku kita sadar atau tidak sadar selalu diamati oleh orang-orang sekitar kita, sehingga mari kita mendisiplin diri untuk memiliki tingkah laku yang benar. Untuk menunjukkan bahwa kita murid Yesus, tindakan kita sehari-hari seharusnya meneladani Kristus. Kalau selama ini kita memiliki tingkah laku yang kurang baik, belum terlambat untuk berubah. Baca cara hidup Yesus, renungan, dan praktekkan dengan konsisten, maka lambat tapi pasti kita akan semakin serupa dengan Yesus. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungah Spirit Next – Kamis, 24 Mei 2012
Pertanyaan    : Seperti apa gayaku selama ini?
Aplikasi          : Milikilah tingkah laku yang baik.
Doa                 : Tuhan, ajar aku memperhatikan tingkah lakuku. Amin.

Lihat dan Dengar

Baca : Matius 13 : 1 – 23
Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (Matius 13 : 16)

Pada hari pertama masuk kelas Biologi di sebuah SMU, sebuah papan dipenuhi dengan nama-nama dan letak tulang-tulang besar dan otot-otot yang membentuk tubuh manusia. diagramnya ada di papan itu selama 1 semester, tetapi guru Biologi tidak pernah merujuk padanya. Pada saat ujian akhir, papan itu telah dibersihkan. Guru Biologi lalu memberikan hanya satu pertanyaan pada seluruh siswa sebuah kelas : berilah nama dan letak setiap tulang besar dan otot dalam tubuh manusia. Segera saja para siswa protes, namun guru itu memberikan jawaban bahwa keterangan itu ada di depan mata mereka 6 bulan lamanya. Para siswa pun segera bergumul dengan soal ujian itu selama beberapa saat, guru pun mengumpulkan kertas ujian dan mengoyaknya. ″Ingatlah selalu,″ katanya kepada para siswa, ″pendidikan itu lebih daripada hanya sekadar mendengar apa yang dikatakan kepadamu. Pendidikan 50% juga berasal dari melihat dan mendengar.″

Les T.Giblin, Wiraniaga Nasional Terbaik Amerika pada tahun 1965 berkata bahwa kemampuan kita mengingat informasi berasal dari : 10% dari apa yang kita baca. 20% dari apa yang kita dengar. 30% dari apa yang kita lihat. 50% dari apa yang kita dengar dan lihat. 70% dari apa yang kita katakan ketika bicara. 90% dari apa yang kita katakan sambil kita praktikkan. Hal ini membuktikan bahwa kita bisa belajar dari siapa pun dan di mana pun. Belajar tidak terbatas dibangku sekolah, namun sampai mati kita bisa terus belajar berbagai macam hal. Jika hari ini kita merasa sudah cukup pandai karena sudah kenyang duduk di bangku sekolah, belajarlah dari sekolah kehidupan karena itu akan membuat kita makin bijaksana.

Tuhan Yesus dalam perumpamaan penabur secara tersirat menyindir para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang hanya hebat secara teori namun payah secara praktek karena mereka tak mau belajar dari-Nya padahal setiap hari mereka menguntit Yesus, melihat perbuatan ajaib-Nya dan mendengar khotbah-Nya. Marilah kita terus bertumbuh seperti para murid Yesus yang sederhana namun mau terus belajar. Jangan malu belajar dari siapa pun. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Next – Jumat, 18 Mei 2012
Pertanyaan    : Apakah aku selalu mempraktekkan ilmu yang aku terima?
Aplikasi          : Jadilah pembelajar yang mau belajar dari siapapun.
Doa                 : Tuhan, ajar aku mau belajar dari siapapun. Amin.