Website counter

Jumat, 01 Oktober 2010

Label Diri

Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. II Korintus 11 : 23

Bacaan : II Korintus 11 : 7 – 33

Banyak diantara kita yang tak biasa atau segan untuk menggambarkan keadaan dirinya sendiri. Masyarakat, terutama penduduk pulau Jawa, lebih menghargai sikap "low profile", malu-malu, duduk paling belakang dan tidak menonjolkan diri, sering membuat kita tak berani dengan jelas memberi "label" tentang siapa diri kita dengan apa adanya. "Ya, saya ya memang begini keadaannya ... tidak ada yang spesial..." Ada seorang rekan saya yang bekerja sebagai editor ketika ditanya mengenai pekerjaannya sengaja menggaburkan profesi dan organisasi tempatnya bekerja, padahal pekerjaan dan tempat kerjanya bereputasi baik.
Banyak orang merasa malu atau takut di cap sombong saat jujur mengucapkan hal-hal baik mengenai dirinya saat berkenalan. "Nanti dibilang sombong lagi..." demikian jawab kebanyakan orang yang "low profile." Mari kita mengingat kembali seberapa sering kita menolak mengakui kesuksesan diri sendiri saat dipuji orang lain? Saat dipuji betapa rohaninya kita atau betapa hebatnya kita mengelola perusahaan atau betapa baik kita bekerja, lalu kita berkilah "Ah, itu kebetulan saja..." Kita lupa bahwa apa yang kita labelkan atau berikan pada diri kita itulah cerminan hidup kita. Kalau kita tumbuh dengan label diri "apa adanya" atau "biasa saja" maka kita akan tumbuh seperti label itu. Kita tidak menonjol dan tidak hebat karena malu mengakui siapa diri kita. Cara pandang dan sikap malu-malu membuat kita menjadi individu yang tidak tumbuh subur sebagai manusia sehat dan penuh spirit untuk menjadi yang terbaik.

Paulus menjadi salah satu rasul yang luar biasa karena ia tidak pernah malu mengakui label dirinya. Dengan gamblang dia menceritakan apa saja yang ia alami selama masa pelayanannya. Dengan lantang bahkan berkata seperti orang gila dia berani membanggakan sesuatu dari dirinya dan bermegah atas kelemahannya sendiri. Paulus tidak malu-malu mengakui bahwa dirinya orang Ibrani, orang Israel, keturunan Abraham dan pelayan Kristus. Mari kita menjadi manusia yang penuh percaya diri mengakui label diri kita sehingga banyak sekali label positif yang akan melekat dan membuat kita semakin tertantang untuk berbuat lebih baik dan lebih baik lagi. • Untung Budiono


* Tulisan ini dimuat di Renungan Spirit Motivator – Kamis, 30 September 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar