Website counter

Jumat, 27 Juli 2012

Melihat Casing

Baca : I Samuel 16 : 1 – 13
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." ( I Samuel 16 : 7)

Beberapa hari yang lalu saya menemani seorang sahabat almarhum Papa saya, membeli mobil di pameran yang diadakan di sebuah mall. Saya waktu itu menggunakan pakaian yang rapi dan bagus, namun om saya berpakaian ala kadarnya. Beliau hanya menggunakan pakaian biasa dan celana pendek. Kami berkeliling melihat mobil-mobil yang ada dan para penjual mobil ini dengan antusias menawari saya. Saya hanya manggut-manggut saja mendengar penawaran mereka, karena saya tak bakalan membeli karena tak punya uang. Penampilan saja keren, namun uang cash maupun kredit tak ada. Om saya yang punya uang dan mau beli mobil justru mereka abaikan, sampai akhirnya salah seorang penjual menawari om saya dan memberikan brosur. Penjual inilah yang beruntung, karena Om saya akhirnya membeli.

Sahabat Riang, casing, bungkus, dan penampilan tidak selalu menjamin isi. Jika hari ini kita melihat ada orang penampilannya keren, pakaiannya bagus, atau mobilnya gagah, belum tentu ia orang kaya karena bisa saja hasil berhutang atau korupsi. Kalau kita melihat orang yang sederhana dan kelihatannya tidak kaya, belum tentu ia orang miskin karena banyak orang kaya raya justru penampilannya sederhana.  Jangan pernah menilai baik buruknya seseorang dari penampilannya karena penampilan bisa menipu. Nilailah seseorang dari karakter dan cara kerjanya.

Samuel pernah salah menilai kemauan Tuhan dengan berpikir bahwa raja penganti Saul perawakannya bagus dan kuat, namun Tuhan memilih Daud. Samuel salah menilai karena Tuhan memilih seseorang dari isi hatinya. Marilah kita memiliki pola pikir seperti Tuhan yang lebih mengutamakan isi daripada casing, menilai apa yang di dalam, bukan apa yang diluar. Saat kita berhasil melakukannya, maka kita tak akan merasa kecewa karena salah memilih orang untuk menjadi sahabat, teman, atau bahkan pendamping hidup kita. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Malam – Minggu, 29 Juli 2012
Pertanyaan    : Apakah aku lebih suka melihat isi daripada kemasan?
Aplikasi          : Jangan hanya melihat penampilan luar.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk tidak menilai seseorang hanya dari penampilan luar. Amin.

Menghadapi Kematian

Baca : Mazmur 69 : 47 – 53
Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati? S e l a (Mazmur 69 : 47)

Anda tidak salah baca judul renungan hari ini. Banyak orang tidak suka membicarakan masalah kematian karena bagi mereka kematian adalah sesuatu yang menakutkan. Padahal tak ada seorang pun yang hidup selamanya. Yesus yang anak Allah saja pernah mati dan akhirnya bangkit kembali, kita pun kelak pasti mati. Kapan? Tak ada yang tahu. Sehingga percuma kita menghindar saat membahas kematian karena kita semua akan mengalaminya satu hari kelak. Tubuh kita akan berhenti beraktifitas untuk selama-lamanya dan akhirnya terbujur kaku di peti mati. Atau, jasad kita dibakar menjadi abu dan ditabur ke laut.

WANITA, daripada kita berjuang keras menolak kematian yang tak mungkin bisa kita hindari, alangkah lebih baik kita mempersiapkan diri menghadapi kematian sehingga saat kematian itu benar-benar datang, kita siap untuk pulang. Anggaplah kematian sebagai akhir dari pertandingan kita di dunia dan di garis finish Tuhan menyambut kita dengan senyuman. Kita tak perlu takut mati kalau hidup kita selama ini diisi dengan perbuatan-perbuatan baik seperti mengasihi suami dan anak-anak, menjadi seorang ibu dan istri yang mendorong suami dan anak-anak menjadi semakin lebih baik, menjadi wanita yang menjaga kekudusan, menjadi menantu yang penuh kasih, atau menjadi anggota masyarakat yang memuliakan Tuhan melalui perbuatan kita.

WANITA, jangan pernah takut mati karena itulah saatnya kita bertemu muka dengan Tuhan. Kalau kita hidup berkubang dosa dan sama sekali tak mau melakukan kebenaran, bolehlah kita takut mati karena tahu Tuhan belum menebus kita. Kita sudah ditebus dan mengisi hidup kita dengan menjadi pelaku firman, sehingga jangan pernah gentar menghadapi kematian, kapan pun itu datang. Tetaplah semangat kalau ada orang membahas kematian karena itu mengingatkan kita untuk mengisi hidup dengan benar. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Sabtu, 28 Juli 2012.
Pertanyaan    : Apakah aku takut mati?
Aplikasi          : Jangan pernah takut mati.
Doa                 : Tuhan, Ajar aku mempersiapkan diri agar berani bertemu Engkau. Amin.

Menikmati Hidup

Baca : Pengkhotbah 9 : 1 – 12
Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari. (Pengkhotbah 9 : 9)

Tahukah Anda apa yang membuat banyak orang stres dengan pekerjaan atau usaha yang sedang dikerjakannya? Jawabannya sederhana, yaitu mereka terpaksa dan beban dengan apa yang mereka kerjakan. Contoh sederhananya ada dua orang yang bekerja sebagai penjahit. Penjahit yang satu mengerjakan jahitan demi jahitan dengan santai namun serius, bahkan sambil bersiul-siul karena dia memang hobi menjahit sehingga pekerjaan yang dia lakukan dianggap seperti menyalurkan hobi. Penjahit yang kedua mengerjakan satu demi satu jahitan tanpa ekspresi dan terkesan sangat serius. Itu terjadi karena dia kurang suka menjahit, dan menjahit karena terpaksa, hanya demi menyambung kebutuhan hidup. Menurut Anda, mana diantara dua orang ini yang menghasilkan jahitan terbaik? Sudah pasti penjahit yang mengerjakan dengan santai namun serius.

Apapun pekerjaan Anda hari ini, marilah kita belajar bekerja sambil bermain dalam artian yang positif. Artinya kita berusaha sungguh-sungguh menikmati setiap hal yang menjadi bagian pekerjaan kita. Saya tidak menganjurkan kita pindah kerja hanya karena kita tidak suka bidang pekerjaan kita, sebab mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemauan kita tidak semudah membalik telapak tangan. Saya menganjurkan kita berusaha mencintai pekerjaan agar kita bisa menikmati hidup dan menghasilkan kinerja terbaik. Tuhan memang kadang memberikan kita pekerjaan yang tidak kita suka, namun rencana Tuhan pasti yang terbaik karena Dia tahu kita bisa melakukan sesuatu yang positif dalam bidang yang tidak kita suka saat ini. Arahkan pikiran kita bukan pada beratnya tugas demi tugas yang harus diselesaikan atau betapa sulitnya kita harus menciptakan ide-ide baru, namun arahkan pikiran pada alangkah beruntungnya kita bisa bekerja, alangkah beruntungnya kita diberikan kesempatan mempelajari hal-hal yang tidak kita kuasai, alangkah baiknya Tuhan karena melalui pekerjaan itu kita bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri dan keluarga.

Mari kita awali hari ini dengan mengucap syukur kepada Tuhan karena kita masih bisa bekerja, masih bisa mencari uang, masih bisa makan, dan masih bisa mempelajari hal-hal yang baru. Jadikan pekerjaan yang kita kerjakan hari ini sebagai sesuatu yang menyenangkan layaknya hobi, sehingga sepanjang hari ini kita mampu bekerja dengan penuh sukacita. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Malam – Jumat, 27 Juli 2012
Pertanyaan    : Apakah aku bersyukur atas hari ini?
Aplikasi          : Mengucap syukurlah.
Doa                 : Tuhan, terima kasih untuk hari ini. Amin.

Mengatasi Pasir Hisap

Baca : I Petrus 4 : 7 – 11
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. (I Petrus 4 : 7)

Manusia takut pada pasir hisap sejak berabad-abad silam. Dalam film petualangan, kita pun sering melihat adegan orang yang tak sengaja menginjak pasir hisap bisa mati tertelan. Banyak orang menganggap pasir hisap punya kekuatan magis. Kamu tak perlu takut karena kalau kamu tahu bagaimana cara mengatasi pasir hisap, pasir itu tak akan bisa membunuhmu.

Lalu apa sih pasir hisap itu? Pasir hisap adalah pasir ringan dan longgar yang bercampur dengan air. Penampilannya sama dengan pasir biasa yang mungkin tepat berada di sebelahnya. Tapi tetap ada bedanya, pasir hisap tak dapat menahan beban berat. Pasir hisap biasa muncul di dekat mulut sungai besar dan pada pantai yang datar di mana ada lapisan tanah liat yang keras di bawahnya. Air terkumpul di pasir karena tanah liat di bawahnya menahan air untuk tidak meresap. Air ini dapat berasal dari berbagai tempat yang berbeda, seperti arus sungai atau kolam. Butiran pasir hisap berbeda dengan butiran pasir biasa, karena bentuknya bulat dan bukan bersiku-siku atau lancip. Air berada di antara butiran sehingga memisahkan dan mengangkatnya. Jadi pasir ini cenderung mengapung satu di atas lainnya. Ini membuat mereka tidak dapat menahan obyek yang padat.

Jagoan Kristus, lalu bagaimana kalau kita tak sengaja menginjak pasir hisap? Jangan panik, pasir hisap mengandung banyak cairan sehingga membuat orang mengapung lebih tinggi. Bergeraklah perlahan di dalam pasir karena akan memberi tubuh waktu untuk mengapung. Tetap tenang dan tunggu bantuan dari orang yang akan membantumu keluar. Salah satu ciri hidup Kristen adalah menguasai diri dan tenang sehingga bisa berdoa. Jika hari ini kamu menghadapi masalah atau bingung mengambil keputusan, jangan panik. Kuasai diri maka kamu akan tenang. Berdoalah dan minta nasehat orang tua, maka kamu pasti mendapat solusi. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Jumat, 27 Juli 2012
Pertanyaan    : Apakah aku mudah panik.
Aplikasi          : Tenangkan diri saat tiba-tiba terjadi masalah rumit.
Doa                 : Tuhan, ajar aku tenang saat masalah rumit datang. Amin.

Motor Titipan Teman

Baca : Kolose 3 : 18 – 25
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3 : 23)

Selama dua bulan, seorang teman menitipkan motornya di tempat saya karena dia mendapat tugas ke luar pulau. Meski bukan barang kepunyaan saya, hanya barang titipan, saya menghormati teman ini sehingga motor itu saya rawat dengan baik. Setiap pagi saya panaskan mesinnya bila tidak saya pakai berpergian, dua minggu sekali saya cuci, bensinnya saya isi bila mau habis, dan saya taruh di tempat yang teduh agar tidak kepanasan atau kehujanan. Hasilnya, teman saya senang saat pulang mendapati motornya di rawat dengan baik dan saya mendapat sedikit oleh-oleh darinya.

WANITA, kalau untuk barang titipan seseorang yang kita hormati atau kasihi kita bisa menjaga dan merawatnya dengan baik, seharusnya kita bisa jauh lebih baik dalam menjaga dan merawat barang titipan Tuhan. Ungkapan bahwa anak adalah titipan Tuhan adalah sesuatu yang biasa kita dengar, namun bagaimana perlakuan kita selama ini pada anak? Apakah kita suka menghukumnya secara fisik jika ia melakukan kesalahan untuk sesuatu yang ia belum tahu, misalnya tak sengaja menjatuhkan piring? Apakah kita menjaga tutur kata di depan anak? Apakah kita bekerja keras agar bisa memberikan sandang, pangan, papan yang terbaik pada anak? Apakah kita membesarkan anak dengan cinta kasih?

WANITA, renungan hari ini bicara tentang hubungan antara anggota-anggota rumah tangga. Sebagai ibu, merupakan satu kehormatan kita dipercaya Tuhan mengasuh dan membesarkan anak. Titipan Tuhan tentulah sesuatu yang sangat berharga sehingga sudah sepantasnya kita memperlakukan anak seperti cara Tuhan memperlakukan kita. Jangan pernah menjadikan anak pelampiaskan kekesalan atau ″sansak″ yang bisa diperlakukan seenaknya. Apapun kesibukan kita saat ini, keluarga adalah prioritas utama, termasuk anak. (Richard)

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Selasa, 24 Juli 2012
Pertanyaan    : Bagaimana hubunganku selama ini dengan anakku?
Aplikasi          : Perlakukan anak seperti cara Tuhan memperlakukan kita.
Doa                 : Tuhan, ajar aku merawat dan mendidik anakku sebaik mungkin. Amin.

Kisah Faith

Baca : Ibrani 12 : 1 – 17
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. (Ibrani 12 : 11)

Faith Stringfellow adalah seekor anjing kecil mengagumkan yang mengalami cacat sejak lahir. Induk anjing ini sebenernya mau bunuh Faith, namun ia diselamatkan oleh seorang remaja pria. Ia hanya punya satu kaki di bagian depan dan harus diamputasi sejak ia umur 7 bulan karena ngalami atropia (tidak bisa mengalami pertumbuhan). Faith selanjutnya belajar berdiri dan berjalan dengan cara bertumpu pada kedua kaki belakangnya seperti manusia. Meski aneh waktu lihat ia berdiri menyambut orang yang menyukainya, tapi Faith bisa berdiri tegak lurus. Ia sering tampil di public untuk memberikan dorongan hidup bagi orang-orang yang mengalami cacat fisik.

Guys, semua orang pasti nggak ada yang mau terlahir dengan tubuh cacat. Semua orang pasti ingin terlahir sebagai manusia yang lengkap, syukur-syukur punya ortu kaya, bisa sekolah di sekolah favorit, dan semua fasilitas yang kita butuhkan ada. Nah, kalau kebetulan kamu hari ini terlahir cacat, jangan pernah salahin Tuhan dan merasa hidupmu nggak berguna. Kamu merasa hanya seonggok daging yang jadi beban ortu dan selalu jadi bahan olok-olokan orang-orang yang terlahir sempurna. Buang jauh-jauh aneka pikiran negatif karena Tuhan sengaja ijinkan kamu lahir tidak sempurna agar dari hidupmu kamu bisa nunjukkin sama orang-orang bahwa kamu bisa menghasilkan buah kebenaran. Memang betul ada orang-orang tertentu yang mengejekmu, namun jadikan ejekan itu sebagai cambuk agar kamu lebih giat gali kelebihanmu. Tunjukkan pada mereka bahwa kamu berguna, dan Tuhanmu hebat karena melalui dirimu yang kurang sempurna, kamu bisa menghasilkan prestasi hebat.

Ingatlah bahwa hidupmu kelak menjadi berkat atau menjadi beban bagi banyak orang, hidupmu memberi semangat orang lain, atau membuat mereka susah, ditentukan dari sikap dan tindakanmu sendiri. Jangan pernah rendah diri walau kamu tidak sempurna, karena kamu pasti bisa menjadi orang yang hebat karena memiliki Allah yang Maha Kuasa. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Senin, 23 Juli 2012
Pertanyaan    : Apakah aku bersyukur dengan apapun kondisiku saat ini?
Aplikasi          : Pilih melakukan hal-hal yang positif.
Doa                 : Tuhan, aku mau menerima apapun kondisi yang Engkau berikan. Amin.