Website counter

Senin, 29 Maret 2010

Mengikut Yesus

By : Richard T.G.R

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Matius 10 : 38

Bacaan : Matius 10 : 34 – 42


Merupakan suatu berkat luar biasa besar kalau hari ini kita boleh menjadi Kristen dan mulut kita mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan. Menjadi Kristen tentu pilihan Anda sendiri dan Anda sah-sah saja pindah agama lain kalau merasa tidak cocok dengan Firman Tuhan seperti banyak di lakukan sebagian orang saat ini. Nah, kalau hari ini Anda benar-benar yakin bahwa Anda benar-benar Kristen, setia dalam suka dan duka kepada Tuhan sampai mati, rela menginjil kemanapun dan kapanpun, siap menjadi hamba-Nya kalau Dia memanggil, sudahkah Anda melakukan apa yang Yesus perintahkan?

Hari ini banyak orang mengaku-ngaku dirinya Kristen, sangat taat ke gereja, tiap hari baca Alkitab dan renungan harian, omongannya selalu berbumbu rohani semacam shalom dan haleluya, namun dia tak mau menyentuh atau melakukan perintah Tuhan. Berapa banyak orang Kristen di sekitar kita ternyata bisa sangat bejat di masyarakat namun begitu suci di gereja? Berapa banyak Hamba Tuhan begitu berkharisma saat berkotbah namun berzinah dengan jemaatnya dan menilep kas gereja? Berapa banyak orangtua Kristen begitu taat setiap minggu ibadah, namun untuk menginjil dan mengajak orang mengenal Yesus, dia sangat malas? Saya tidak bermaksud menjelekkan Kristen namun inilah faktanya, inilah kenyataan pahit yang mau tak mau harus kita akui.

Sebagai Kristen, hidup kita bukannya lebih mudah dan selalu berkelimpahan berkat namun kita harus menyangkal keinginan daging kita dan melawan godaan dosa. Renungan hari ini mengajak kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita benar-benar mengikut Yesus? Apakah kita sudah memikul salib dan melakukan apapun perintah-Nya? Jawablah dengan jujur dan bertobatlah bila selama ini kita selalu kompromi dengan dosa.


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Apakah Kebahagiaan Itu?

By : Richard T.G.R

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Filipi 4 : 4

Bacaan : Filipi 4 : 4 – 7


Apakah hari ini Anda bahagia? Akan beragam jawaban Anda berikan tergantung situasi ketika Anda bersaat teduh hari ini. Mungkin sebagian kita berkata sekarang saya bahagia karena ini hari pertama kita bekerja, mendapat buah hati, mendapat promosi kenaikan jabatan, dll. Namun, sebagian kita mungkin berkata saya tidak bahagia karena hari ini Anda baru saja kehilangan orang yang Anda kasihi, di PHK, mengalami sakit penyakit, dll. Apapun situasi dan kondisi yang Anda alami saat ini, mari kita belajar apa sih pengertian bahagia.

Arti bahagia secara sederhana adalah saat kita tidak merasa depresi, benci, takut, khawatir, tidak puas, bosan, rasa bersalah, marah, frustasi, sedih dan keraguan. Kalau hari ini Anda memikirkan salah satu yang saya tulis, bisa jadi Anda sedang tidak berbahagia. Bahagia juga tidak tergantung situasi atau kondisi namun tergantung pilihan kita sendiri. Paulus berkali-kali menasehati kita agar bahagia bukan karena dia saat itu kehidupannya sedang nyaman, namun Paulus menulis tentang kebahagiaan saat dirinya dalam penjara. Bahagia juga tidak tergantung harta karena kenyataan berbicara bahwa gelandangan yang tidur di emper pertokoan rata-rata bisa tidur nyenyak, sedangkan bos-bos yang memiliki perusahaan besar dan tidur di ranjang mewah kebanyakan tidak bisa tidur nyenyak.

Lalu apa resep sederhana agar hidup kita selalu bahagia? Jangan kuatir tentang apapun juga karena Tuhan selalu turut campur dalam segala perkara. Apapun situasi yang Anda alami saat ini, tetaplah mengucap syukur dan berkata Tuhan itu baik. Jangan sia-siakan waktu Anda untuk menyesali hari kemarin namun hadapilah hari ini dengan penuh semangat.


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Harta yang Berharga

By : Richard T.G.R

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Matius 16 : 26

Bacaan : Ibrani 11 : 23 – 29


Ketika Benua Amerika di temukan para penjelajah samudra, Perancis adalah satu dari sekian banyak negara barat yang sangat senang datang ke Amerika. Perancis sadar bahwa penduduk Amerika yaitu orang Indian, tidak mengerti nilai emas dan perak sehingga barang-barang berharga itu sama sekali tidak di kelola. Untuk mendapatkan emas dan aneka barang tambang lainnya, para pedagang Perancis dengan licik menipu orang Indian dengan memberikan perhiasan-perhiasan kecil yang tidak berharga untuk di tukar dengan emas dan perak orang Indian. Orang Indian dengan sukarela mau saja menyerahkan emas karena tidak tahu betapa berharganya emas itu untuk di tukar sejumlah perhiasan yang tidak berharga.

Tanpa sadar, seringkali kita bersikap seperti orang Indian. Kita tahu bahwa nyawa kita hanya satu dan satu-satunya cara mempertahankan nyawa itu agar masuk surga adalah mengikut Kristus. Mengikut di sini bukan berarti kita hanya sekedar di baptis dan menjadi Kristen, lalu urusan selesai. Namun kita mengikut Yesus berarti melakukan segala perintah-Nya selama kita hidup. Hari ini kita sudah menjadi Kristen dan Tuhan sudah memberikan garansi masuk surga, namun sayang banyak diantara kita tidak sadar atau menganggap remeh keselamatan yang Tuhan berikan. Kita berbuat dosa semaunya, bekerja dari pagi sampai malam untuk mengumpulkan harta, atau tidak mau mengasihi satu sama lain. Tanpa sadar, kita sudah menukar keselamatan yang Tuhan berikan dengan nafsu dan harta dunia yang tidak kekal. Hubungan kita dengan Yesus adalah harta yang paling berharga. Jangan tukarkan keselamatan yang Yesus berikan dengan rutinitas kerja dan ambisi Anda untuk memuaskan nafsu dan mengumpulkan harta di dunia.


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Waktu yang Tepat

By : Richard T.G.R

karena untuk segala sesuatu ada waktu. Pengkhotbah 8 : 6

Bacaan : Pengkhotbah 3 : 1 – 11


Dari waktu ke waktu kita selalu melewati banyak musim. Dari lahir kita harus mengalami proses menjadi bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, menikah, mengasuh anak, menjadi tua, dan akhirnya mati. Apa yang terjadi seandainya kita memaksakan kehendak untuk menjadi dewasa sebelum waktunya atau menginginkan berkat Tuhan dengan cara instant? Penderitaanlah yang justru kita tuai. Pernikahan dini karena hamil di masa sekolah adalah contoh karena ingin menikmati atau mencoba seks saat remaja, padahal belum dewasa secara pemikiran. Banyak kasus korupsi terjadi karena orang tidak mau menjadi kaya dengan cara yang jujur dan butuh waktu sehingga ujung-ujungnya malah masuk penjara.

Keluarga yang di kasihi Tuhan, banyak kasus atau penderitaan terjadi di sekitar kita bukan karena Tuhan jahat atau membiarkan manusia, namun ketidaksabaran kita melakukan suatu tindakan di waktu yang tepat. Kita tidak sabar menunggu atau bekerja keras dan cerdas untuk meraih apa yang kita inginkan, sehingga bukannya kita mendapat berkat, namun kutuklah yang kita tuai. Tuhan ingin kita menikmati hidup dan jangan pernah mendahului waktunya Tuhan.

Tuhan ingin kita menikmati musim demi musim karena segala sesuatu ada waktunya. Terimalah setiap musim dalam hidup kita dengan penuh ucapan syukur. Kalau hari ini Anda bokek, tetaplah mengucap syukur. Kalau hari ini Anda menang undian tetaplah mengucap syukur. Kalau hari ini Anda mendapat pujian atau kritik tetaplah mengucap syukur. Tanaman tidak akan tumbuh jika ditanam diwaktu yang salah, manusia tidak bisa hidup bahagia jika mencoba hidup di musim yang salah.


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Anda Istimewa

By : Richard T.G.R

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3 : 16

Bacaan : Yesaya 53 : 1 – 12


Pernahkah Anda membayangkan hidup terlunta-lunta di jalan dan tidur di emperan toko? Pernahkah Anda membayangkan terpaksa mengamen dari satu tempat ke tempat lain dan terpaksa makan makanan sisa di tong sampah? Pernahkah Anda merasakan kerasnya hidup di jalanan dan tidak tahu apakah esok masih bisa makan atau tidak? Saya percaya semua pembaca memiliki kehidupan yang sejahtera dan tidak mau menjadi anak jalanan, namun pernahkah Anda membayangkan diri Anda menjadi anak jalanan yang sering Anda lihat di jalanan Kota Jakarta?

Kalau Anda benar-benar ingin tahu, pengalaman Mariyam (18th) kiranya bisa mengetuk hati nurani Anda betapa Tuhan sangat mengasihi manusia. Mariyam adalah salah seorang anak jalanan yang menjadi penghuni Yayasan Griya Asih. Sebelum di pungut oleh pihak yayasan, Mariyam hidup terlunta-lunta di Jakarta. Dia putus sekolah sejak kelas III SD dan terpaksa menjadi pengamen di daerah Gambir untuk menyambung hidup. Tahun 2000 hidupnya berubah ketika ada seseorang yang mengajaknya tinggal di yayasan. Di tempat itu Mariyam mendapatkan hidup yang jauh lebih baik dan kesempatan tumbuh layaknya manusia dewasa, dia pun juga bisa sekolah hingga kini di kelas III SMK.

Hidup kita semula sama seperti Mariyam, kita ibarat gelandangan yang Tuhan pungut di jalanan. Kita yang kotor, hina dan terluka oleh dosa, Tuhan bersihkan dan beri kesempatan untuk menjadi murid-Nya. Hari ini kita sudah layak menerima surga dan menyebut diri kita Kristen, namun sudahkah kita membagikan kasih Tuhan kepada orang-orang yang kurang beruntung di sekitar kita? Apakah kasih hanya sekedar slogan atau kita praktekkan? Mari kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk mengasihi orang-orang di sekitar kita.


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Hati-hati gunakan Lidahmu

By : Richard T.G.R

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Yakobus 1 : 26

Bacaan : Yakobus 3 : 1 – 12


Beberapa waktu yang lalu, tepatnya di awal bulan Januari 2010, seorang wakil rakyat di kritik rekan-rekannya sendiri dan adukan ke partainya. Wakil rakyat ini di adukan bukan karena korupsi atau tidur saat sidang namun memaki rekannya sesama wakil rakyat dengan kata "bangsat" di sebuah rapat khusus yang di tonton sebagian penduduk Indonesia. Efeknya tak main-main, rapat terpaksa di hentikan beberapa saat dan masalah ini berbuntut panjang, walaupun kedua wakil rakyat yang memaki dan dimaki sudah berdamai.

Lidah memang tak bertulang, tak terbatas kata-kata. Sebait lagu itu sebagian kita tentu tahu karena pernah sangat tren di tahun 80 an, kata-kata dalam bait lagu tersebut sangat pas untuk mengambarkan kekuatan lidah kita. Lidah kita banyak melakukan perkara besar walaupun sangat kecil. Sebuah ucapan presiden atau seorang jendral kepada rakyat atau bawahannya, akan sangat besar efeknya untuk kelangsungan hidup sebuah negara. Sebuah ucapan orangtua kepada anak akan sangat menentukan masa depannya kelak. Sebuah ucapan pria kepada wanita yang dicintainya akan sangat menentukan kelangsungan hubungan mereka. Kalau kata-kata yang kita keluarkan positif dan membangun, maka berkatlah yang akan orang lain terima saat mendengar dan mengikuti ucapan kita, namun kalau perkataan kita negatif jangan salahkan orang lain kalau mereka melakukan sesuatu yang buruk karena menuruti ucapan kita.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, mari kita berusaha selalu mengeluarkan perbendaharaan kata-kata yang baik melalui lidah kita. Saat kita dalam situasi yang panas sekalipun, berusaha selalu mengucapkan kata-kata yang sopan walau hati kita dongkol. Lidah menentukan hidup matinya kita dan keluarga yang kita kasihi, jadi hati-hati gunakan lidah kita.


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Allah Selalu Menyertai


By : Richard T.G.R

Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam. Hagai 2 : 5

Bacaan : Yosua 1 : 6 – 9


Pernahkah Anda mengunjungi suatu kota yang sama sekali belum pernah Anda kunjungi? Biasanya, kalau kita pertama kali mengunjungi suatu kota, tentu kita merasa kuatir, takut tersesat, bingung dan merasa asing. Namun ceritanya akan lain kalau Anda bersama seorang rekan atau saudara yang mengenal betul kota itu. Anda akan enjoy aja pergi ke sana kemari bersama pemandu Anda. Nah apa yang membuat berbeda, bukankah kota itu tetap sama dan asing bagi Anda? Karena Anda tidak sendirian. Anda merasa aman karena ada pemandu yang menyertai.

Jujur, kita semua tak pernah tahu seperti apa hidup kita kelak, kapan kita mati, bagaimana nasib anak cucu kita, apakah besok masih bisa bekerja, dll. Namun, satu hal yang harus kita tahu, Tuhan tak pernah membiarkan kita sendiri, Tuhan selalu menyertai Anda. Hari ini mungkin Anda merasa tertekan dan sendirian karena orang-orang di sekitar Anda tak bisa menolong atau masa bodoh. Anda merasa beban hidup sangat berat dan sepertinya tak ada jalan keluar. Selalu Ada jawaban, kalau Anda mau datang pada Tuhan. Rekan, sahabat, saudara, anak atau istri bisa sewaktu-waktu meninggalkan Anda, namun Tuhan selalu setia menyertai.

Keluarga yang di kasihi Tuhan, apakah hari ini Anda merasa takut karena tak tahu apa yang akan terjadi esok hari atau Anda merasa berbeban berat? Anda adalah orang Kristen, Anda tidak akan pernah menghadapi masalah seorang diri. Yesus selalu beserta kita, dan bersama Tuhan tak ada satupun masalah yang tak ada jalan keluar. Amin?


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Menumbuhkan Kepedulian

By : Richard T.G.R

Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Kis 3 : 6

Bacaan : Kis 3 : 1 – 10


Jangan iba atau mengasihani orang cacat, tetapi bantulah para penyandang cacat. Kembangkan potensi dirinya sehingga mereka juga berkesempatan menjalani hidup seperti orang-orang normal lainnya. Pesan itu senantiasa ditanamkan Akbar Dahali yang mengalami kebutaan setelah lulus SMA, setiap kali ia bertemu orang lain. Akbar yang menjabat Ketua Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) Kabupaten Enrekang, Sulsel, bertekad membangun kepedulian masyarakat untuk terus membantu penyandang cacat berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat. *Sumber : Kompas, Kamis 12 November 2009.

Sebagai seorang Kristen, seringkali kitapun menggunakan cara yang salah saat mengasihi orang cacat. Kita berpikir, saat kita memberikan uang atau sumbangan masalah sudah selesai padahal tidak. Orang cacat bukan hanya butuh di kasihani namun juga butuh dorongan agar mereka pun bisa berkarya seperti layaknya manusia normal. Mari kita lihat cara Petrus mengasihani orang lumpuh di pintu gerbang Bait Allah. Petrus tidak mau memberikan sedekah, namun dia berikan kesembuhan. Kalau di terjemahkan dalam bahasa yang lebih sederhana, Petrus memberikan pancing dan tidak memberikan ikan.

Kitapun bisa melakukan apa yang Petrus lakukan. Daripada kita sekedar memberikan uang receh pada orang cacat di pinggir jalan, alangkah baiknya kita tawarkan suatu pekerjaan yang layak. Di kota Semarang, tempat saya tinggal, ada tukang koran yang kakinya buntung sebelah berjualan di perempatan lampu merah bangkong. Di jalan Sugiopranoto ada bapak tua bisu yang menjadi tukang parkir. Saya percaya di kota Anda orang cacatpun bisa berguna, tinggal bagaimana sekarang tindakan Anda menolong mereka. Semoga renungan ini mengetuk hati nurani kita untuk lebih mengasihi saudara kita yang cacat. • Richard T.G.R


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Nilai Sebutir Nasi

By : Richard T.G.R

Mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti. Kejadian 41 : 54

Bacaan : Kejadian 41 : 53 – 57


Tahukah kamu harga sekilo beras? Harga sekilo beras kini berkisar antara Rp 5.000 – Rp 12.000, tergantung jenis beras apa yang kamu beli. Walaupun harga beras sebetulnya tidak begitu mahal, namun bagi masyarakat kecil, harga Rp 5.000 pun masih terlalu mahal sehingga mereka tak mampu membeli. Beberapa waktu yang lalu saya melihat sebuah kejadian nyata di Pasar Induk Johar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, seorang ibu terpaksa menjadi pengais beras agar bisa memberi makan anak-anaknya. Saat truk-truk pengangkut beras sudah menurunkan muatan, ibu ini naik ke dalam bak truk itu dengan membawa sapu lidi dan wadah kecil untuk mengumpulkan butir-butir beras yang tercecer. Hasilnya lumayan, bisa terkumpul lima sampai enam liter beras. Kalau mendapat lumayan banyak, sebagian beras itu ia jual untuk di belikan lauk.

Kalau hari ini kamu masih bisa makan nasi tanpa perlu mikir berapa harga beras satu kilo, bersyukurlah karena masih banyak di sekitar kita orang-orang yang untuk beli nasi saja tak mampu sehingga terpaksa makan nasi aking dan tiwul. Biasakan menghabiskan makanan yang kamu makan sebagai tanda kamu menghargai rejeki yang di berikan Tuhan. Banyak diantara kita tanpa sadar suka menyia-nyiakan sesendok nasi yang ada dipiring kita dengan alasan kenyang, males makan, dst sehingga nasi itu terpaksa di buang di tong sampah. Belajarlah dari teladan Yusuf yang begitu menghargai arti sebulir gandum karena dia tahu selama 7 tahun ke depan seluruh dunia akan kelaparan karena bencana kekeringan. Roda waktu selalu berputar, mungkin hari ini kamu di berkati tetapi bisa saja besok kamu harus menderita. Oleh karena itu mengucap syukurlah senantiasa kalau kamu bisa makan enak sampai kenyang hari ini, amin?

Pakar

By : Richard T.G.R

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Yakobus 1 : 2

Bacaan : Yakobus 1 : 2 – 8


Pernahkah kamu bertanya apa kriteria seseorang di sebut ahli? Apakah seseorang itu harus memiliki gelar sarjana terlebih dahulu atau menciptakan suatu penemuan yang hebat? Seseorang dikatakan ahli adalah apabila kemampuannya jauh diatas rata-rata. Contoh sederhananya adalah ahli komputer. Bill Gates, founder Microsoft, di katakan ahli karena dia bukan sekadar bisa mengoperasikan komputer, namun dia juga bisa membuat program windows plus aplikasinya, mengerti kelebihan dan kelemahannya, bisa memperbaikinya sendiri dan menjawab dengan fasih berbagai pertanyaan seputar komputer. Lalu bagaimana caranya bisa menjadi seorang ahli? Seorang ahli pun dahulu hanya orang biasa, namun setelah mempraktekkan suatu ilmu berulang-ulang dan mengalami berbagai keberhasilan dan kegagalan, maka dia di sebut ahli. Edison berhasil menciptakan lampu harus berulangkali gagal sebelum berhasil. Graham Bell harus berulangkali memperbaiki telepon ciptaannya sebelum akhirnya bisa di gunakan. Saya berhasil menjadi penulis hari ini karena berulang-ulang menulis dan beberapa kali ditolak penerbit. Intinya, kalau kamu ingin menjadi seorang ahli dalam bidang apapun yang kamu minati, kamu harus mencobanya berulang kali.

Di dalam Tuhan, kita dikatakan sebagai anak-anakNya yang setia setelah kita berulangkali mengalami berbagai ujian iman. Tanpa melalui berbagai ujian, kita tidak akan pernah bertumbuh sempurna secara iman dan dewasa secara karakter. Lalu gimana caranya kalau kita merasa diri kita bodoh dan tak menguasai satu talenta apapun? Mintalah hikmat pada Tuhan, maka Dia akan memberikannya pada kita. Sebuah kalimat berkata orang yang berani bertanya adalah orang yang bodoh selama satu menit, namun orang yang malu bertanya adalah orang yang bodoh untuk selamanya. Jangan malu bertanya atau meminta pada Tuhan atau teman-teman kita jika kita tidak mengerti. Jadilah seorang muda yang bukan sekedar bisa namun jadilah ahli dalam talenta apapun yang Tuhan berikan kepadamu.

Lestarikan Budaya Indonesia


By : Richard T.G.R

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yeremia 29 : 7

Bacaan : Yeremia 29 : 7


Kalau hari ini kamu ditanya, ekstrakulikuler apa yang kamu suka, akan banyak jawaban yang kamu berikan. Kamu mungkin akan menjawab : basket, beladiri, badminton, break dance atau tari modern, dll. Nah, sekarang kalau kamu di tanya lagi, maukah kamu ikut kegiatan seni tradisional seperti memainkan gamelan, belajar tari kuda lumping atau tari Sunda? Wah, saya percaya sebagian kamu akan menolak. "Kalau saya sih lebih baik tari modern ala Jacko atau breakdance ala Breatney Spears. Tari tradisional, enggak deh. Ntar dikira ndeso alias kampungan." Jawab seorang murid smp yang pernah saya wawancarai.

Sangat menyedihkan karena tanpa sadar kita kurang mencintai budaya kita sendiri. Saat orang luar negeri justru semangat belajar budaya Indonesia, kita justru malu menggunakannya. Saat kamu berkunjung ke Yogya, akan kamu dapati bule-bule sangat semangat belajar Bahasa Jawa, kita yang orang Indonesia asli untuk menulis honocoroko cuma bisa-bisaan. Membedakan kromo alus dan kromo ingil kadang tidak bisa. Kalau kamu berkunjung ke daerah Desa Karangjati, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah, di sana akan kamu dapati sebuah padepokan seni Banyubiru. Siapa yang belajar di sana? Para remaja Singapura. Kita baru ribut mengklaim itu budaya Indonesia saat negara lain mengaku-aku itu budaya mereka. Saat kita di ajak menggunakan budaya sendiri, kita tidak mau.

Sebagai putra-putri Indonesia, mari kita bertanya pada diri kita sendiri, sudahkah kita mencintai Indonesia? Kalau kamu menjawab ya, cintailah budaya dan produk-produk Indonesia. Kalau orang luar negeri begitu bersemangat ingin mempelajari budaya Indonesia, mengapa kita enggan memakai budaya kita yang luar biasa banyaknya?

BOM

By : Richard T.G.R

Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. Matius 25 : 13

Bacaan : Matius 25 : 1 – 13, I Tesalonika 5 : 1 – 11


Saya kerap tertawa geli saat melihat tayangan berita mengenai tim gegana yang sibuk menyisir suatu tempat karena menerima laporan adanya bom. Setelah cape mencari, ternyata bom itu tak pernah ada karena laporan tentang adanya bom itu palsu. Walaupun begitu, polisi tetap saja mengambil tindakan serius setiap menerima laporan adanya bom di tempat ini atau itu, walaupun itu hanya laporan palsu. Bom yang meledak beneran, justru tak pernah ada laporan dan sang perencana betul-betul teliti merancang terjadinya pengeboman agar polisi sulit melacak jejak mereka dan ledakan bom memakan sebanyak mungkin korban. Apakah polisi begitu bodoh karena selalu menanggapi semua laporan adanya bom dengan cepat walalupun 99% laporan itu palsu? Tidak, polisi justru bertindak cerdas, karena mereka ingin negara ini aman dan melindungi masyarakat.

Sama seperti terjadinya ledakan bom yang kita tidak pernah tahu kapan dan dimana akan terjadi, kiamat pun tak seorangpun yang tahu. Saat ini film 2012 sedang booming. Semua orang di seluruh dunia berusaha menonton film ini dan mulailah timbul pro dan kontra. Ada yang setuju tahun 2012 pasti kiamat, namun tak sedikit yang tak percaya kiamat akan terjadi tahun tersebut. Lalu sekarang bagaimana tindakan kita? Kita semua tak tahu kapan kiamat akan terjadi karena Alkitab pun menulis hal ini, namun satu hal yang harus kita lakukan adalah kita harus selalu berjaga-jaga.

Tak perduli apakah kiamat terjadi hari ini, besok atau tahun 2012, bagian kita adalah mempersiapkan diri setiap waktu agar ketika hari itu tiba, kita layak dimata Tuhan. Kalau selama ini kita masih gemar kompromi dengan dosa, 2012 mengingatkan kita bahwa inilah saatnya kita tobat. Kalau hari ini kita masih diberikan kesempatan membaca Alkitab, merenungkan janji-janji Tuhan dan menikmati berkat-berkat Tuhan yang tak terhitung jumlahnya, inilah saatnya kita mempersiapkan diri sebaik mungkin. Hari kiamat datang seperti pencuri (I Tesalonika 5:2), berjaga-jagalah senantiasa.

Cerdik tetapi Licik

By : Richard T.G.R

Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Lukas 16 : 8

Bacaan : Lukas 16 : 1 – 9


Membela kepentingan bos sih sah-sah saja, tetapi wanita satu ini tampaknya sangat nekat. Seorang wanita berusia 31 di tahan Kepolisian Miami, USA, karena membuat laporan palsu. Tidak tanggung-tanggung, dia membuat laporan yang sangat ditakuti saat ini, yaitu BOM. Alasannya ternyata sangat sederhana, dia berupaya agar bosnya tidak terlambat naik pesawat. Dengan cekatan ia menelepon bandara internasional Miami. Tidak hanya itu, dia juga mengirimkan e-mail palsu dengan menyebutkan ada bom di pesawat American Airlines. Polisi yang menerima telepon dan e-mail itu dengan sigap mengirim satuan khususnya menyisir pesawat yang dimaksud, tetapi tentu saja hasilnya nol besar.

Para penyelidik kepolisian segera menelusuri asal muasal e-mail dan telepon itu, dan akhirnya tertangkaplah wanita ini. Selama interograsi, wanita ini berkali-kali mengatakan kepada polisi bahwa bosnya telah memesan tiket penerbangan ke Honduras, tetapi ia merasa bersalah karena menyebabkan sang bos terlambat mencapai bandara. Menurut dia, laporan mengenai bom dapat menunda keberangkatan pesawat sehingga bosnya dapat mencapai bandara dan pergi dengn pesawat.

Kisah yang lucu bagi saya namun tak lucu bagi kepolisian Miami. Seringkali kita juga bertindak seperti wanita ini. Melakukan suatu kejahatan yang cerdik tetapi licik. Mungkin kita korupsi waktu saat bekerja, menipu secara halus pelanggan kita dengan kata-kata yang manis, sering mentraktir teman bukan karena tulus mengasihi namun karena ada udang di balik batu, sering melakukan bohong putih atau berbohong dengan maksud baik. Memang tindakan ini terlihat keren dan kadang seperti menolong, namun dosa tetaplah dosa, tidak ada dosa besar atau dosa kecil, bohong tetaplah bohong, apapun alasannnya. Mari kita belajar melakukan apapun sesuai Firman Tuhan, walaupun kondisi kadang memaksa kita berbuat dosa. Setialah dalam perkara sekecil apapun agar Tuhan mau mempercayakan perkara yang lebih besar dalam diri kita.

Istana dalam Penjara

By : Untung Budiono

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Filipi 4 : 4

Bacaan : Filipi 4 : 4 – 7


Mungkin sebagian Anda bingung, menganggap ini dagelan politik, bahkan berkata tidak mungkin ada istana dalam penjara, namun kenyataannya ada. istana dalam penjara. Bukan berada di luar negeri namun ada di Indonesia, dan berita ini sudah menjadi buah bibir di mana-mana. Dengan merogoh kocek sesuai kemampuan, maka sebuah penjara yang terkesan angker dan mengerikan bisa di sulap menjadi sebuah ruangan nyaman sekelas hotel bintang 5 oleh seorang napi yang menghuninya.

Renungan hari ini tidak akan membahas hangar bingar politik, namun kita akan merenung sejenak apa yang selama ini menjadi penjara dalam hidup kita. Jujur harus kita akui, setiap kita memiliki penjara nya masing-masing. Penjara di sini bukan secara fisik namun secara keadaan. Ada sebagian kita yang di penjara oleh sakit penyakit, kemiskinan, ketergantungan narkoba, tempat kerja yang tidak nyaman, lingkungan yang rawan kejahatan, dll. Apapun "penjara" yang kita rasakan, sudah tentu kita merasa tidak nyaman. Setiap kita tentu ingin bahagia, di berkati dan nyaman dalam mengikut Tuhan, namun seringkali Tuhan justru memberikan sebuah "penjara" yang membatasi kita bergaul dengan dunia dan bahagia.

Nah, kalau saat ini Anda merasa beban menjalani hidup, mari belajar dari Paulus yang bisa menyulap sebuah penjara menjadi istana. Paulus tidak mengeluarkan uang banyak untuk menyuap prajurit Roma atau meminta fasilitas mewah untuk ruang penjara, namun ia menggubah suasana hatinya. Paulus sah-sah saja mengeluh bahkan mundur dari pelayanan, namun ia memilih bersukacita. Walaupun fisiknya terbelenggu dalam penjara yang pengap dan kotor, hatinya merasa bebas dan mengucap syukur kepada Tuhan. Teladan dari Paulus kiranya menjadi semangat dalam kita menjalani hidup seberat apapun beban yang harus kita pikul. Orang dunia menyulap penjara menjadi istana dengan kekayaan semu tetapi orang Kristen menyulap "penjara" beban hidup dengan memiliki hati yang bersukacita.


* Di muat di Renungan Harian Spirit – April 2010

Tamu tak Diundang

By : Richard T.G.R

Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Matius 13 : 27

Bacaan : Matius 13 : 24 – 30


Di Kota Semarang, tepatnya di jalan Pemuda, ada sebuah restoran bernama De Koneng yang selalu menjadi langganan resepsi pernikahan. Suatu kali ada seorang teman yang cukup kaya namun agak nyentrik mengajak saya menghadiri resepsi pernikahan di situ. Karena tampangnya memang perlente dan meyakinkan, saya dan dia dengan mudah masuk tanpa memberikan amplop sumbangan dan mengikuti pesta. Setelah pesta usai dan kami pulang, dia berkata bahwa dia tidak kenal sama sekali dengan kedua mempelai. Dia hanya iseng datang agar bisa makan enak gratis. Lho? Itu memang kenyentrikannya dan mujur dia belum pernah ketahuan walaupun sering melakukan hal ini.

Berbeda dengan teman saya, Michaele dan Tareq Salahi nekat menjadi tamu tak diundang sebuah acara santap malam di Gedung Putih, Amerika Serikat, yang diadakan untuk menghormati Perdana Mentri India (24/11/09), Manmohan Singh. Dalam foto yang dirilis Gedung Putih pada 27 November 2009, terlihat Presiden AS Barrack Obama menyalami mereka, orang nomor 1 Amerika yang seharusnya dilindungi oleh dinas rahasia. Tak heran kalau kisah ini tak berhenti begitu saja seperti kisah teman saya. Gedung Putih meminta Dinas Rahasia AS melakukan tinjauan menyeluruh mengenai apa yang terjadi dan terhadap badan yang bertugas melindungi presiden dan pejabat-pejabat tinggi lainnya. Tamu yang tak tercantum dalam daftar seharusnya tak bisa masuk acara resmi yang diadakan Gedung Putih.

Iblis juga kerap menyusup dalam kehidupan kita seperti lalang di antara gandum supaya hidup kita tidak sungguh-sungguh melayani Dia. Iblis akan gunakan tehnik kamuflase (penyamaran) sehingga kamu sukar membedakan apakah nasehat temanmu atau pergaulanmu baik atau buruk. Cara paling sederhana agar kamu terhindar dari tipuan iblis adalah lihatlah buah dari teman kita atau pergaulannya. Jangan biarkan kamu tertipu dan tertipu lagi oleh tipuan iblis yang menyamar sebagai malaikat terang.


* Di muat di Renungan Spirit Girls – April 2010

Kesalahan yang Menyenangkan


By : Richard T.G.R

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yeremia 29 : 11

Bacaan : Pengkhotbah 3 : 1 – 15


Hidup ini kadang penuh dengan kejutan yang menyenangkan. Seorang lelaki berniat membeli sebuah tiket lotre Deuces Wild pada awal pekan lalu. Akan tetapi, kasir di toko Indian Market di Bridgeton, New Jersey Selatan, AS, salah memberikan tiket lotre Aces High kepada lelaki itu. Ketika menyadari kesalahannya, si kasir merasa sangat bersalah. Dia berupaya langsung mengejar lelaki itu. Tetapi terlambat, lelaki itu sudah menghilang tak tahu rimbanya ketika berada di luar toko. Namun, kesalahan jual itu justru membawa berkah bagi lelaki itu. Menurut pemilik toko, Domenick Galle, ternyata berdasarkan undian yang dilakukan satu jam setelah lelaki itu berlalu dengan tiket yang salah, dia menang hadiah lotre sebesar 100.000 dollar AS atau sekitar 950 miliar.

Apa yang nampak salah di mata manusia, seringkali menjadi kebenaran di mata Tuhan. Sangat sering kita meminta sesuatu pada Tuhan, namun Tuhan justru memberikan sesuatu yang bertolak belakang dengan keinginan kita. Kita meminta kekayaan, Tuhan justru mem-PHK kita. Kita ingin sehat dan kuat, Tuhan justru berikan sakit penyakit. Kita ingin pasangan hidup yang baik hati, Tuhan justru berikan pasangan yang bertolak belakang dengan kepribadian kita. Kita ingin di hormati, Tuhan jutru merendahkan kita. Kalau hari Tuhan memberikan sesuatu yang bertolak belakang dengan keinginan hati kita, sangat manusiawi kalau sebagian kita tawar hati dan berkata Tuhan salah mengambil keputusan. Namun, Tuhan tak pernah salah dalam menentukan apa yang terjadi dalam hidup kita. “Kesalahan” Tuhan justru menjadi berkat yang luar biasa. “Kesalahan” Tuhan melahirkan He Ah Lee justru membuat dia menjadi pianis luar biasa, “kesalahan” Tuhan melahirkan Hellen Keller justru membuat dia menjadi wanita terhebat abad 20. Mengucap syukurlah Tuhan melakukan “kesalahan” dalam hidup kita hari ini karena segala sesuatu ada masanya, Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya.


* Di muat di Renungan Spirit Girls – April 2010

Kunci Kesuksesan

By : Richard T.G.R

...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Daniel 6 : 11

Bacaan : Daniel 6 : 1 – 29


Disiplin adalah salah satu kunci kesuksesan. Hal ini bisa dibuktikan dari contoh nyata sehari-hari. Kalau kita disiplin bangun setiap hari, masuk kerja, serta pulang kerja tepat waktu, maka kita bisa digolongkan sebagai orang yang rajin. Namun kalau ternyata jam bangun tidur saja kita tidak menentu, kadang jam enam, kadang jam tujuh atau jam delapan pagi, ada kemungkinan rejeki kita akan tersendat. Bayangkan saja, mana ada pimpinan yang suka melihat pegawainya bersikap demikian. Bukannya disukai, pegawai semacam ini dapat dipecat bila tidak segera berubah. Disiplin juga membuat hidup kita teratur dan terhindar dari berbagai masalah sepele, tapi fatal, misalnya ketinggalan kereta atau terlambat memenuhi janji bertemu pelanggan.

Dalam Alkitab kita dapat melihat bagaimana dengan kedisiplinan, Daniel menjadi pribadi yang disukai Tuhan dan para raja yang mempekerjakannya. Sebagai pekerja, Daniel memang terkenal dengan kedisiplinannya, termasuk dalam hal beribadah kepada Allahnya. Tiga kali sehari ia bersekutu secara pribadi dengan Allah (Dan 6:11). Gara-gara itu pula banyak orang yang merasa iri dan berusaha menjatuhkannya, tetapi semua gagal karena tidak adanya bukti. Akhirnya mereka menjebak raja membuat peraturan yang memojokkan Daniel. Namun hal itu tidak membuat Daniel meninggalkan kedisiplinannya. Dengan komitmen sekuat itu, tak heran jika akhirnya tangan Tuhan sendiri yang menyatakan pertolongan dan pembelaan-Nya, bahkan saat Daniel ada di gua singa sekalipun. Komitmen kepada Allah mendatangkan pembelaan ketika diperlukan.

Memang demikianlah adanya, bahwa menjadi pribadi yang disiplin bukanlah sesuatu yang mudah. Selalu saja ada hambatan yang menghalangi, baik dari diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Menggubah kebiasaan buruk seperti bangun tidak teratur, berlambat-lambat, menunda-nunda pekerjaan, dan lain sebagainya memang bukan sesuatu yang mudah. Akan tetapi jika kita mau berusaha, hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil. Mari tanamkan dan jadikanlah kedisplinan itu sebagai karakter hidup kita. Maka, kita akan dapat melihat bagaimana berkat-berkat Tuhan akan melimpah dalam kehidupan kita.


* Di muat di Renungan Pagi – Maret 2010

Labora Omnia Vincit


By : Richard T.G.R

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku. Filipi 4 : 13

Bacaan : Hakim-hakim 8 : 4 – 21


Menurut Anda, apa yang ada dalam benak Gideon ketika bertemu orang-orang Sukot? Sebenarnya Gideon sedang berharap agar orang-orang Sukot iba melihat keadaannya yang lapar dan letih setelah bertempur melawan orang-orang Midian, sehingga ia berusaha meminta roti kepada mereka. Namun ternyata penduduk Sukot sangat perhitungan. Mereka punya prinsip : ada uang ada barang, ada Salmuna dan Zebah baru ada roti. Belum bekerja kok sudah minta roti? Akhirnya dengan keadaan lapar dan lelah, Gideon dan pasukannya harus bertempur melawan musuh. Belakangan Gideon tak hanya berhasil mengalahkan musuh, tetapi juga menawan kedua rajanya.

Kerja keras mengalahkan semuanya, itulah arti judul renungan hari ini. Tanpa kerja keras janganlah kita berharap akan meraih kesuksesan dan keberhasilan. Banyak orang yang sebetulnya bisa meraih sukses dan keberhasilan, tetapi sayangnya mereka memilih untuk menyerah saat tidak ada dukungan. Ada yang menyerah karena alasan krisis moneter, pasar sedang sepi, tak punya modal, tak punya kemampuan, takut gagal, dan lain sebagainya. Mengenai hal tersebut, kitab Pengkhotbah mengingatkan, "Siapa senantiasa menabur angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai" (Pkh. 11:4).

Dari uraian di atas, kita tahu bahwa penghalang kita untuk maju dan berhasil akan selalu ada. Tetapi kita harus terus berusaha dan tidak boleh menyerah terhadapnya, apalagi Tuhan menjadikan kita sebagai pemenang dalam kehidupan ini. "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih baik daripada orang-orang yang menang oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Rm 8 :37). Mari kita berikan usaha terbaik untuk sisa pekerjaan yang ada. Yakinlah bahwa kita mampu membuat perubahan karenanya.


* Di muat di Renungan Siang – Maret 2010

Minggu, 14 Maret 2010

Belajar dari Kesalahan

By : Richard T.G.R


Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. Amsal 24 : 16

Bacaan : Lukas 22 : 54 – 62


Setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan, entah itu kesalahan pada waktu kita berpacaran, saat kita membina rumah tangga, saat kita mendidik anak, saat kita bekerja atau saat kita menyembah Tuhan. Sudah suatu hal yang wajar kita salah, namun respon kitalah yang menentukan apakah kita akan semakin lebih baik atau lebih buruk akibat kesalahan yang kita perbuat?

Hari ini kita akan belajar dari dua figur murid Yesus yang sama-sama bersalah dan berdosa kepada Tuhan yaitu Yudas Iskariot dan Petrus. Saat Tuhan di tangkap setelah berdoa di taman Getsemani, Yudas menyesal telah menjual Gurunya dengan uang yang tak seberapa, namun apa daya imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi tak peduli kepadanya sehingga ia bunuh diri. Hal yang sama juga di lakukan Petrus. Petrus yang pernah bersumpah setia sampai mati, akhirnya menyangkal Yesus sampai tiga kali sehingga ia menangis dengan sedihnya. Petrus tahu dirinya salah, namun ia belajar untuk menjadi lebih baik di kemudian hari dan terbukti ia mampu menjadi rasul yang hebat.

Apapun kesalahan yang kita perbuat di masa lalu, kita tidak akan pernah bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya. Hal terbaik yang bisa kita lakukan saat ini adalah belajar dari kesalahan itu. belajarlah untuk menjadi suami atau istri yang takut akan Tuhan dan mengasihi keluarga. Belajarlah mendidik anak dengan bijak. Belajarlah melakukan tugas kantor dengan lebih baik. Belajarlah dari banyak hal sehingga kita semakin dewasa secara kerohanian. Tak ada murid Yesus yang bebas dari dosa dan kesalahan, namun yang Tuhan inginkan dari hidup kita adalah kita semakin lebih baik dan memberi buah dari setiap peristiwa hidup yang kita alami. 

* Dimuat di Renungan Harian Keluarga ALETEA - Maret 2010 

Input Menentukan Output

By : Richard T.G.R


Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Lukas 6 : 43

Bacaan : Lukas 6 : 43 – 45


Hidup bertetangga mestinya diwarnai dengan sikap tenggang rasa. Tidak demikian dengan Debra Jean Higgins, ibu berusia 55 tahun yang tinggal bersama dua anjing, tujuh kucing dan setumpuk sampah di Sunrise, Florida, AS. Para tetangganya resah karena bau busuk menyengat dari rumahnya. Bahkan seorang pekerja sosial sampai menelepon polisi karena khawatir ada sesosok mayat di rumah itu. ternyata Higgins baik-baik saja hidup bersama sampah. Karena kejorokannya sudah menganggu tetangga, dia didenda 600.000 dollar AS. Namun, denda sebesar itu pun tidak menggubah sikapnya. Akhirnya pemerintah kota setempat membersihkan rumah Higgins walaupun menurut para tetangga bau busuk masih tercium dari rumahnya. "Rumah itu bagai tempat sampah besar," ujar Mark Sierens, salah seorang tetangga Higgins.

Input menentukan output, hal ini pun berlaku dalam kerohanian kita. Para tetangga dan orang sekitar kita yang non Kristen tidak akan menilai seberapa baik hidup kita sebagai Kristen dari seberapa taat kita ke gereja atau mengucapkan kata-kata rohani seperti shalom, haleluya dan sejenisnya, namun dari cara kita bersosialisasi dengan masyarakat. Kenapa sampai sekarang banyak orang tidak mau menjadi Kristen padahal gereja sudah ada di mana-mana dan jemaatnya pun ada yang mencapai ribuan? Bukan karena ajaran Tuhan susah di praktekkan namun karena gaya hidup orang Kristen yang tidak sesuai dengan Alkitab. Berapa banyak kita dengar pendeta selingkuh dengan jemaatnya, penulis buku rohani melakukan percabulan terselubung, orang Kristen hanya bergaul dengan sesama Kristen, orang Kristen melakukan penipuan, dan seterusnya. Kalau hidup kita sebagai seorang Kristen tak ada bedanya dengan cara hidup orang dunia, untuk apa kita menjadi Kristen? Tuhan sudah menebus kita dengan darah-Nya yang sangat mahal, oleh karena itu gunakan hidup kita sesuai dengan perintah-Nya sehingga buah yang kita hasilkan sesuai dengan apa yang Kristus ajarkan. 

* Dimuat di Renungan Harian Keluarga ALETEA - Maret 2010    





Tantangan

By : Richard T.G.R


Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. I Timotius 4 : 8

Bacaan : Timotius 4 : 8 – 10


Segala keahlian atau kepandaian yang kita miliki saat ini berawal dari sebuah latihan. Bagi kita yang menjadi seorang pemusik, mengangkat sebuah instrument dan bisa memainkan sebuah lagu dengan hasil memuaskan butuh waktu berhari-hari untuk memainkan lagu dengan instrument itu dan menekuni satu not ke not lagu yang lain. Sama juga dengan olahraga. Saat kita ingin jago bermain sepakbola atau badminton, kita harus mau latihan rutin di lapangan walaupun badan pegal-pegal dan capai. Bagi penulis seperti saya, saya pun harus terus belajar menulis agar tulisan saya semakin membangun, enak di baca dan mudah di mengerti.

Sama seperti latihan fisik yang terbatas gunanya namun penting, latihan rohanipun perlu terus menerus kita latih. Salah satunya adalah membaca Alkitab. Banyak orang sampai hari ini sudah berhasil berkali-kali membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, namun tak sedikit dari mereka hidupnya sama saja dari tahun ke tahun. Apakah mereka kurang rohani atau membaca sekedar membaca namun tak pernah dipraktekkan? Bisa saja. Namun yang pasti suatu ilmu, apapun itu, harus kita praktekkan dan terus kembangkan. Sampai saat ini kalau kita sudah rutin baca Alkitab, rutin saat teduh, itu sudah bagus. Namun alangkah sangat bagus kalau kita mempraktekkan apa yang kita baca dan pelajari dari Alkitab setiap hari.

Sebagai seorang Kristen, kita harus melakukan apa yang Tuhan ajarkan, karena kalau tidak kita sama saja dengan orang Farisi, tahu segala isi Alkitab namun nol dalam praktek. Tantangan untuk Anda dan saya hari ini adalah menjadi pelaku Firman, suka atau tidak suka segala Firman Tuhan yang kita pelajari hari ini. Tahun ini kita harus lebih baik daripada tahun lalu. Jadilah pelaku Firman Tuhan, maka akan banyak perubahan hidup positif yang terjadi dalam hidup kita. Siapkah Anda menjadi pelaku Firman Tuhan hari ini?

* Dimuat di Renungan Harian Keluarga ALETEA - Maret 2010

Hasil Akhir

By : Richard T.G.R


Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Roma 8 : 25

Bacaan : Roma 8 : 18 – 30


Pernahkah Anda membayangkan memiliki kemampuan melihat masa depan? Katakanlah Anda bisa melihat kapan Anda mati, kapan Anda akan mempunyai anak atau kejadian apa yang akan Anda alami esok. Kebanyakan kita ingin tahu masa depan, oleh karena itu tak heran bisnis ramalan tetap laris manis sampai saat ini dan beberapa peramal yang cukup beken namanya di negeri kita bisa kaya raya hanya dengan mengatakan suatu kejadian ini dan itu.

Memang kelihatan menyenangkan bisa melihat masa depan, terutama masa depan kita sendiri, namun bersyukurlah Tuhan tidak memberikan kemampuan itu karena pasti kita bosan menjalani hidup dan minimal tidak semangat dalam mengerjakan segala sesuatu. Lho kok bisa? Ya bisa. Coba kita bayangkan kalau hari ini kita membuat lamaran kerja dan tahu bahwa besok lamaran kerja itu ditolak atau bagi kita yang suka menonton siaran langsung sepakbola, kita malas menonton pertandingan itu karena tahu tim mana yang kalah dan skornya berapa. Tuhan sengaja mendesain kita tidak tahu apa yang terjadi hari esok agar hidup menarik dan kita berjuang menjadi pemenang kehidupan. Kita akan belajar, bekerja, dan menjadi ayah atau ibu yang baik dalam keluarga agar kelak anak kita berhasil menjadi orang. Walaupun kita tidak tahu hidup kita sepuluh tahun ke depan menjadi apa atau anak kita berhasil atau tidak, kita tetap melakukan yang terbaik karena tahu kemenangan adalah milik anak-anak Tuhan yang selalu berusaha.

Apapun keadaan kita hari ini, hidup harus dijalani dengan penuh semangat dan ucapan syukur. Jadikan pengharapan yang Allah berikan sebagai motivasi kita untuk melakukan sesuatu yang lebih baik di banding kemarin. Kita tidak tahu hasil akhir seperti apa yang kita capai kelak, apakah gagal atau berhasil, namun bagian kita adalah berusaha memberikan yang terbaik untuk Tuhan, bangsa, dan keluarga. Tetap semangat!! 

* Dimuat di Renungan Harian Keluarga ALETEA - Maret 2010