Website counter

Senin, 28 Juni 2010

Ren Zhe Ai Ren


By : Richard T.G.R

Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Efesus 4 : 28

Bacaan : Efesus 4 : 27 – 32

Pada masa Dinasti Han Timur (25 – 220 M), hidup seorang pegawai pemerintah bernama Chen Shi. Pada suatu malam setelah dia membaca sebuah buku, dia sadar bahwa ada seorang pencuri di balok atap, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa justru menyuruh salah satu bawahannya untuk memanggil anak dan cucunya. Setelah anak dan cucunya berkumpul, ia lalu bertanya jika ada orang jahat, apakah ia memang terlahir demikian? Anak dan cucunya lalu memberikan jawaban yang salah satunya berbunyi ada orang menjadi jahat karena lengah pada dirinya sendiri dan tidak berusaha memperbaiki sifat amoral mereka. Puas dengan jawaban mereka, Chen Shi lalu menyapa si pencuri dengan "saudara di balok atap" untuk turun. Begitu turun, anak dan cucunya menangkap dan hendak memukulinya, namun Chen Shi justru menyuruh mereka melepaskannya. Sebelum pencuri itu pergi, Chen Shi lalu memberikan 2 tumpuk kain untuk modal usaha kepada pencuri itu. Anak dan cucunya lalu bertanya mengapa dia melakukan itu. Chen Si menjawab bahwa melakukan perbuatan baik akan mengurangi satu orang jahat. Omongan itu menjadi kenyataan, pencuri itu kini menjadi penjual kain dan hidup jujur. (*Sumber : Buku Values for Success – Kindness, Elex Media Komputindo).

Ren Zhe Ai Ren = Kemurahan cinta pada sesama, sudahkah kita melakukan itu sebagai orang Kristen? Apakah menolong sesama menjadi habbit kita, atau itu hanya menjadi slogan kosong semata? Apapun pekerjaan kita saat ini, mari kita menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang-orang di sekitar kita. Belajarlah untuk memperlakukan orang yang jahat kepada kita dengan memberikan belas kasih sehingga berkuranglah satu orang jahat di bumi dan bertambahlah satu penghuni surga. Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi dan memberikan kesempatan pada kita untuk meniru teladan-Nya. Mari kita jalani setiap hari untuk mengajak sebanyak mungkin orang bertobat dengan menabur kebaikan. Jangan sia-siakan hidup kita yang singkat di dunia hanya untuk memikirkan keselamatan diri sendiri, namun selamatkanlah orang lain yang belum mengenal Kristus dengan kemurahan cinta pada sesama.

Tangan yang Kuat


By : Richard T.G.R

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Yesaya 41 : 10

Bacaan : Mazmur 71 : 12 – 16

Seorang anak kecil sedang sibuk membantu kedua orang tuanya mengangkat dus-dus berisi buku-buku koleksinya dan aneka barang lain ke dalam rumah. Hari ini mereka baru saja pindah rumah dan ada begitu banyak barang yang harus mereka turunkan dari truk. Ketika sudah sekian lama membantu, anak kecil itu tidak kuat mengangkat sebuah dus. "Pa, saya tidak sanggup mengangkat kardus ini. Bisa tolong saya?" tanya anak itu kepada papanya. Papanya berhenti sejenak dari aktifitasnya untuk kemudian membantu anaknya dengan bersama-sama mengangkat kardus itu. Ketika senja tiba dan mereka semua beristirahat, sang anak berkata kepada papanya : "saya merasa sangat lelah tadi." Papanya tersenyum. "Papa membantumu semampu papa. Namun jika kamu meminta tolong kepada Tuhan, Dia akan mampu membantu apapun pergumulanmu." Ucapnya.

Hidup kita di dunia pasti mengalami berbagai kondisi yang berubah-ubah. Ada kalanya kita sangat semangat, bahagia, kuat dan diberkati. Namun tak jarang pula kita melewati masa-masa yang melelahkan, sedih, marah, takut atau kehilangan. Nah, pada saat kamu mulai merasa letih dalam menghadapi cobaan hidup dan melayani Tuhan, apakah kamu meminta tolong kepada Tuhan untuk Dia membantumu? Apakah kamu melihat rekan-rekanmu seiman yang sama-sama berjuang bagi Tuhan untuk mendapatkan dorongan dan dukungan atau kamu memikirkan dirimu sendiri. Jujur, saat kita sedang lelah rohani maupun fisik, kecenderungan kita adalah mengasihani diri sendiri. Saat kita berdoa kepada Tuhan mohon pertolongan dan Tuhan seakan tak menjawab doa kita, kita justru menjadi semakin loyo. Saat kamu lemah, sesungguhnya Tuhan menyediakan pertolongan melalui orang-orang sekitarmu. Lihatlah pergumulan hidup mereka yang jauh lebih berat darimu dan bantulah mereka, maka kamu akan menjadi semangat kembali. Tuhan sesungguhnya selalu mengulurkan tangan-Nya dan menolongmu pada saat kamu bergantung pada-nya. Pekalah akan pertolongan-Nya melalui keadaan sekitarmu, maka kamu akan senantiasa kembali semangat selelah apapun kerohanian atau fisikmu.

Mendengar dan Mematuhi


By : Richard T.G.R

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 2 Timotius 3 : 16

Bacaan : Ulangan 5 : 32 – 33

Brenda sore itu sangat jengkel dan menyesal kenapa tadi pagi tidak membawa jas hujannya. Tadi pagi, mama Brenda sebetulnya sudah menganjurkan untuk dia membawa jas hujan dalam bagasi motornya, karena cuaca sedang tak menentu dan nanti sore Brenda harus mengikuti acara KKR. Namun, Brenda merasa malas melipat dan memasukkan jas hujan yang tergantung di hanger depan karena cuaca pagi itu sangat cerah. Ngapain bawa-bawa jas hujan, toh matahari bersinar cerah pikir Brenda. Brenda hanya mendengar ucapan mamanya, namun tak mematuhinya sehingga sore itu ia terpaksa menanggung akibat ketidakpatuhannya. Hujan turun sangat deras dan lama, sedangkan teman-temannya kantor sudah pulang dan hanya membawa satu jas hujan. Mau tak mau ia hanya bisa menunggu hujan reda dan batal ikut KKR.

Apakah kamu mendengarkan dan melakukan suara Tuhan melalui orang-orang bijak yang Tuhan tempatkan di sekelilingmu? Apakah kamu hanya sekedar mendengar tetapi melakukan segala sesuatu menurut keinginanmu sendiri? Tuhan sesungguhnya ingin hidup kita bahagia, di berkati dan kudus, namun berapa sering kita mengabaikan perintah-Nya? Kita tahu berbohong itu dosa, namun sudah berapa kali kita sengaja berbohong untuk menutupi kesalahan kita. Kita tahu pacaran dengan orang yang beda agama itu tidak boleh, namun berapa banyak diantara kita nekat aja dengan alasan menobatkan orang. Kita tahu suka datang terlambat itu merugikan diri sendiri dan orang lain, namun berapa banyak di antara kita pintar membela diri untuk membenarkan keterlambatan kita.

FirTu hanya menjadi buku bacaan atau rutinitas pagi hari tanpa makna kalau kita hanya membaca atau mendengar namun tak mau mematuhi dan melakukan. Allah ingin kita mendengar dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Kalau selama ini kita hanya membaca dan mendengar, apa beda kita dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Dengarkan firTu dan patuhilah.

Ren Ren Jun Zi


By : Richard T.G.R

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Kejadian 50 : 20

Bacaan : Kejadian 50 : 15 – 21

Sun Shu’ao adalah Perdana Menteri Chu yang menjabat pada masa Dinasti Zhou Timur (770 – 256 M). Ia memiliki hati yang baik dan selalu memperhatikan kebutuhan orang lain. Pada suatu musim dingin, Sun Shu’ao melewati kantor pemerintahan dengan kereta kuda dan para pengawalnya. Dia heran mendapati banyak orang berkerumun di muka kantor di tengah cuaca yang sangat dingin sehingga turun dan menanyakan apa yang terjadi. Pejabat setempat lalu menjelaskan bahwa orang-orang itu melanggar hukum dengan memasuki tanah terlarang, menebang pohon dan memancing di sungai. Sun Shu’ao lalu bertanya pada orang-orang itu benarkah apa yang mereka perbuat dan mengapa mereka melakukannya.

Orang-orang itu menjawab sambil menangis. Mereka berkata bahwa mereka sangat menderita di musim dingin itu karena tak punya kayu bakar untuk menghangatkan badan. Anak-anak mereka sakit-sakitan dan mereka butuh makanan untuk tetap menyambung hidup sehingga nekat memancing dan menebang pohon. Sun Shu’ao menangis karena turut berempati dengan penderitaan mereka. Dia lalu menyuruh pejabat setempat melepaskan mereka. Setelah kejadian itu, Sun Shu’ao menghadap raja dan mengajukan usulan kepada raja untuk membiarkan rakyat bebas memancing dan memanfaatkan hutan sehingga hidup rakyat berkecukupan. Usulan itu di terima oleh raja sehingga taraf kehidupan rakyat meningkat. (*Sumber : Buku Values for Success – Kindness, Elex Media Komputindo).

Orang baik dengan sifat mulia, itulah judul renungan kita. Sebagai pemimpin, sudahkah kita melakukan seperti apa yang Sun Shu’ao lakukan? Apakah kita peka dengan keadaan anak buah kita dan berusaha berdiri di posisi mereka? Pemimpin sejati adalah pemimpin yang membagikan kebahagiaannya kepada semua anak buahnya dan ikut memikul penderitaan saat anak buahnya menderita. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang tak hanya bisa menuntut anak buahnya memenuhi target perusahaan, namun pemimpin yang mengerti kebutuhan anak buahnya dan mencukupkannya. Semoga Anda adalah salah satu pemimpin sejati itu.

Sepotong Kain Perca


By : Richard T.G.R

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. Amsal 24 : 16

Bacaan : Markus 2 : 1 – 12

Kalau Anda ditanya, berapa sih nilai sepotong kecil kain perca, atau kain bekas baju yang tak digunakan lagi, apa jawaban Anda? Sebagian besar kita mungkin berkata kain itu tak ada nilainya, di buang saja ke tempat sampah. Perlu Anda ketahui, kain perca sekecil apapun mempunyai nilai dan bisa menghasilkan sesuatu yang berharga. Untuk membuktikannya, kisah korban PHK tahun 2007 yang bisa berdikari dengan bisnis membuat keset dari kain perca sengaja saya tulis.

Suprihatin adalah salah satu korban PHK krisis ekonomi tahun 2007. Karena menjadi pengangguran, ia lalu kembali ke kampung halaman di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Untuk menyambung hidup, timbul ide dalam benaknya untuk mengubah sekilo kain perca seharga Rp 1.200 yang ia beli dari limbah pabrik tekstil di Cimahi menjadi dua keset sederhana berukuran kecil seharga Rp 6.000. Ketika dia sudah mahir menjahit, ia bisa memproduksi setidaknya 10 keset sederhana. Perlahan tapi pasti, keset buatannya telah merambat berbagai pulau di Indonesia. Suprihatin kini juga memiliki beberapa perajin yang bersama-sama membuat keset. Setiap hari Suprihatin bisa bekerja di rumah sambil merawat anak dan mendapatkan uang paling tidak Rp 40.000 – Rp 50.000 sehari.

Kisah Suprihatin kiranya memotivasi semangat kita yang hari ini sedang menganggur atau baru saja di PHK karena perusahaan bangkrut. Menjadi pengangguran bukan akhir segalanya, banyak cara untuk Anda menyambung hidup, menjadi orang sukses bahkan kaya, kalau Anda mau jeli melihat peluang. Orang lumpuh yang disembuhkan Yesus tak akan pernah sembuh kalau ke empat sahabatnya tidak kreatif membobol atap rumah tempat Yesus berfirman dan menurunkannya menggunakan tilam. Tuhan kadang sengaja membuat Anda susah supaya jeli melihat dan mengambil berbagai peluang di balik derita yang kelak membuat Anda lebih sukses dan menjadi berkat bagi sesama.

Zhong Zhen Bu Yi


By : Richard T.G.R

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Yohanes 19 : 30

Bacaan : Yohanes 19 : 28 – 30

Geng Yan adalah nama seorang jenderal yang mengabdi pada Liu Xiu pada jaman Dinasti Han Timur (206 SM – 24 M). Sekali waktu, Liu Xun mengirimkan Geng Yan dan pasukannya untuk menaklukan Zhang Bu di Propinsi Dong Qing. Dalam peperangan itu, Geng Yang berhasil menguasai tiga kota di propinsi itu, salah satunya kota Lin Zi. Zhang Bu yang tak terima kotanya di rebut segera menghimpun pasukan secara besar-besaran dan menyerbu Lin Zi. Dalam peperangan yang tidak seimbang itu, Gen Yan terpanah di pahanya, namun dengan gagah berani ia terus bertempur dan menolak untuk menyerah. Sambil menunggu datangnya bala bantuan, Geng Yan lalu mengumpulkan seluruh kekuatan yang ada dan terus bertempur melawan Zhang Bu dan akhirnya keluar sebagai pemenang walaupun banyak sekali tentaranya yang tewas. (*Sumber : The Chinese A.R.T of GOAL SETTING – Penetapan Sasaran, Elex media Komputindo).

Zhong zhen bu yi = loyallah dari awal sampai akhir. Di mana ada keinginan di situ ada jalan, kita akan kalah menghadapi apapun jika tidak memiliki keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan. Sesulit apapun masalah menimpa kehidupan Anda, tetaplah setia dan berjuang sampai akhir baik untuk Tuhan, untuk negara, untuk keluarga, maupun untuk perusahaan tempat kita bekerja. Sejarah tidak akan mencatat orang-orang yang berusaha lalu menyerah menghadapi tantangan, namun sejarah mencatat orang-orang yang berkali-kali gagal namun tidak pernah menyerah dan keluar sebagai pemenang. Orang yang berhasil mengalahkan tantangan akan menjadi inspirasi abadi sekalipun dia sudah lama mati.

Yesus sudah memberikan contoh taat sampai akhir melalui hidup-Nya. Yesus setia sampai mati kepada perintah bapa-Nya supaya kita semua memperoleh keselamatan kekal. Mari kita contoh teladan Tuhan kita untuk kita juga bisa loyal dari awal sampai akhir dalam bidang apapun, terutama ketaatan kita kepada Tuhan.

Ditolong untuk Menolong


By : Richard T.G.R

"Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Orang itu pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya. Lukas 8 : 39

Bacaan : Lukas 8 : 26 – 39

Andeisha Farid adalah anak korban perang Afganistan dengan Uni Soviet 26 tahun silam. Selama dua puluh tahun, dia hidup sebagai pengungsi di kamp-kamp pengungsian Pakistan. Di usia 9 tahun, Andeisha dan saudara-saudaranya bisa kembali bersekolah. Dia bahkan lulus akademi, kemudian menikah dengan sesama pengungsi. Hidup sebagai pengungsi bukanlah sesuatu yang nyaman oleh karena itu ia berinisiatif merubah keadaan itu dengan menjadi tutor di sebuah sekolah lokal. Dia membantu mengumpulkan makanan yang dibutuhkan anak-anak karena banyak di antara anak-anak itu dibiarkan yatim piatu dan mengais apa saja yang ditemukannya di tong sampah. Andeisha juga berusaha mengetuk hati orang-orang agar memberikan bantuan untuk anak-anak Afganistan melalui yayasan yang didirikannya, AFCECO dan menjadi donor untuk 10 panti asuhan yang dikelolanya, yang merawat lebih dari 450 anak. Karena ketulusannya menolong, dia menjadi salah satu penerima penghargaan Global Leadership Awards 2010 dari lembaga nirlaba Vital Voices, Amerika Serikat. (Sumber : Harian Kompas, 6 Mei 2010).

Ditolong untuk menolong, itulah pesan yang Andeisha berikan kepada kita semua. Sebagai orang Kristen, kita semua sudah menerima janji keselamatan kekal dari Tuhan dan menerima penghapusan dosa. namun, apa yang sudah kita lakukan untuk membalas kebaikan Tuhan? Tolonglah saudara-saudara kita yang belum percaya Yesus untuk datang pada-Nya dan menerima keselamatan. Jangan kita menikmati keselamatan hanya untuk diri sendiri, namun bagikan keselamatan itu sama seperti orang Gerasa yang disembuhkan Yesus. Kitab Lukas mencatat, Yesus di tolak orang Gerasa untuk menginjil di daerah mereka dan Yesus menyetujui apa yang mereka mau, namun Yesus tetap mengasihi penduduk Gerasa. Ketika orang yang disembuhkan-Nya ingin ikut dengan-Nya, Yesus justru menyuruh dia tinggal untuk mewartakan perbuatan Allah atas dirinya. Orang itu pun patuh dan mengelilingi seluruh kota melakukan apa perintah Yesus. Hari ini, sudahkah kita memberitakan kabar keselamatan untuk orang-orang terdekat di sekitar kita?


Menghargai Pahlawan Indonesia

By : Richard T.G.R

Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu. I Tesalonika 5 : 12

Bacaan : I Tesalonika 5 : 12 – 13

Profesi atlet masih dianggap bermasa depan suram sehingga kurang diminati. Padahal di sisi lain atlet mendapat tugas mulia membela nama negara di dunia intenasional ketika mengikuti Olympiade atau pertandingan tingkat dunia lainnya. Nama atlit tenggelam oleh hingar bingar dunia hiburan sehingga nasib dan penghargaan kepada mereka hanya sedikit orang yang peduli. Untuk memotivasi para atlit, baru-baru ini empat brand perusahaan besar Indonesia menyokong KONI untuk pembinaan atlet nasional. Caranya, atlet diberi uang pembinaan dan juga dipopulerkan sebagai bintang iklan, sesuai citra brand. Di harapkan dengan adanya penghargaan dan kepedulian dari beberapa perusahaan besar ini, semangat atlit untuk membela negara dan berprestasi semakin tinggi.

Menghargai orang-orang yang mengharumkan negara atau bekerja keras dalam pelayanan seringkali kita abaikan. Tidak usahlah kita mikir yang terlalu jauh mengenai penghormatan kepada atlet atau pahlawan negara lainnya, untuk orang-orang terdekat kita sudahkah kita menghargai mereka? Apakah kamu menghargai pendeta gerejamu yang setia melayani dengan fasilitas minim dan jemaat yang sedikit? Apakah kamu menghargai ortumu yang setiap hari bekerja untuk memenuhi kebutuhanmu? Apakah kamu menghargai guru sekolahmu yang tetap mengajar dengan setia walaupun gaji minim dan status guru honorer? Apakah kamu sadar bahwa tanpa usaha mereka kamu tidak akan seperti keadaanmu sekarang?

Menghargai orang-orang yang melakukan yang terbaik untuk masyarakat dan negara tidak berarti kamu harus menunduk-nunduk ketika bertemu mereka, namun kamu bisa menghargai mereka melalui hidupmu. Gunakan hidupmu untuk memberikan kontribusi yang berarti untuk Tuhan, untuk Negara, untuk orangtua, dan untuk orang-orang disekitarmu. Saat kamu menggunakan hidupmu untuk menghasilkan sesuatu yang positif, itu berarti kamu menghormati kebaikan dan cucuran air mata yang orang-orang itu tabur dalam hidupmu.

Zhong Yu Zhi Shou


By : Richard T.G.R

Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Lukas 16 : 10

Bacaan : Lukas 16 : 10 – 12

Pada jaman Dinasti Zhou, tepatnya periode Musim Semi dan Musim gugur (770 – 476 SM), ada seorang anak muda bernama Zao Fu yang ingin menjadi kusir kuda kavaleri pada seorang guru bernama Tai Dou. Tai Do menerimanya menjadi murid dan hanya menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah tangga. Selama 3 tahun, Zao Fu mengangkut kayu bakar dari hutan, menimba air sumur, memasak, membersihkan rumah dan aneka pekerjaan lain yang sepertinya tidak ada hubungannya dengan ketrampilan naik kuda. Walaupun tidak mengerti mengapa gurunya tidak segera mengajarinya naik kereta kuda, Zao Fu melaksanakan tugasnya dengan tekun dan patuh. Setelah 3 tahun berlalu, Tai Do lalu mengajarinya belajar melompati aneka tonggak-tonggak kayu yang ratusan jumlahnya. Zou berulang kali mencoba melompati tonggak-tonggak kayu itu dan berulang kali dia jatuh namun mencoba kembali. Walaupun susah, Zou akhirnya lincah melompat-lompat di atas tonggak kayu. Setelah melalui aneka latihan yang semakin berat, akhirnya Zou Fu menjadi kavaleri terkenal. (*Sumber : The Chinese A.R.T of GOAL SETTING – Penetapan Sasaran, Elex media Komputindo).

Bertanggungjawablah pada suatu tugas, itulah judul renungan kita hari ini. Sekecil apapun pekerjaan kita hari ini, mari kita belajar setia dan bertanggung jawab karena dari kesetiaan kita kepada pekerjaan yang kecil inilah kita pasti akan menerima pekerjaan yang lebih besar. Dahulu sebelum saya menjadi seorang penulis di berbagai penerbit seperti sekarang, saya mengawali pekerjaan saya sales keliling produk kecantikan. Walaupun harus berjalan kaki dengan berpanas-panas dari toko ke toko menawarkan barang dan mengalami banyak penolakan, saya tetap setia berjualan walaupun upahnya minim. Pada akhirnya saya berhasil menjadi penulis renungan, itu semua karena anugrah Tuhan dan kesetiaan saya pada hal yang kelihatan sepele. Anda bisa menjadi orang sukses dalam bidang apapun yang Anda tekuni saat ini asalkan Anda setia dan mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab. Di mana ada keinginan, di situ pasti ada jalan.

Berprestasi dalam Keterbatasan

By : Richard T.G.R

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. Amsal 24 : 16

Bacaan : Lukas 22 : 31 – 34

Sejak lahir, Amin Alwakiah hidup dengan tangan kiri putus hingga siku. Namun, hal ini tidak menyurutkan niatnya untuk belajar di sekolah umum dan menggeluti atletik, lari jarak pendek. Tak mudah berlari dengan tangan yang tidak sama panjang karena gerak tubuh menjadi kurang seimbang. Namun, ia melatih keseimbangan sejak kecil dengan bersepeda. Beberapa kali ia gagal menjadi juara saat mengasah kemampuan dalam lomba, namun itu tak menyurutkan niatnya. Ia akhirnya berhasil meraih medali emas nomor lari 400 meter dan medali perunggu nomor lempar lembing, pada Pekan Olahraga Orang Cacat Nasional X, di Yogyakarta tahun 1993. Ia turut membela Indonesia di Paralympic Games, di Sydney, Australia tahun 2000. Meraih medali perunggu nomor lari 200 meter di ASEAN Paragames I, di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2001. Kini setelah pensiun dari dunia atlet, Amin menjadi pelatih yang menangani atlet difabel. (Sumber : Harian Kompas, 5 Mei 2010).

Cacat fisik bukanlah alasan untuk kita rendah diri dan tak bisa menghasilkan suatu prestasi. Kisah Amin Alwakiah kiranya membangkitkan semangat Anda yang merasa lemah, tak berguna, dan hanya merepotkan orang untuk bangkit dan semangat karena Anda bisa melakukan suatu hal yang positif sama seperti yang bisa di lakukan orang normal. Tuhan melahirkan Anda ke dunia dengan keterbatasan tentu dengan tujuan untuk memuliakan nama-Nya. Memang ada beberapa orang yang akan mengolok-olok bahkan merendahkan Anda karena kekurangan yang ada, namun jadikan hinaan itu untuk semakin memacu semangat Anda bahwa Anda pasti bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bahkan sesuatu yang kadang tidak bisa di lakukan orang yang sempurna dan normal secara fisik.

Orang yang sukses adalah orang jatuh tujuh kali dan bangkit delapan kali. Jangan pernah menyerah kalau Anda berkali-kali gagal mencoba karena cacat fisik Anda. Bagian yang harus Anda lakukan saat jatuh dan jatuh lagi adalah kembali bangkit sampai menjadi pemenang. Tiada yang mustahil bagi orang percaya.

Puzzle

By : Richard T.G.R

Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Lukas 16 : 10

Bacaan : Lukas 16 : 10 – 18

Pernahkah kamu bermain puzzle? Permainkan puzzle adalah pemainan yang sangat menyenangkan dan mengasah ketelitian kita. Semakin besar gambar puzzle yang harus kita susun, semakin menarik dan menantang semangat kita untuk menyambung setiap potongan-potongan kecil yang pada akhirnya akan membentuk suatu gambar yang utuh. Dahulu waktu saya kecil, saya sangat suka menyusun puzzle. Hal yang membuat saya sangat sedih adalah ketika gambar puzzle sudah nyaris utuh, namun ada satu potong puzzle yang hilang. Otomatis gambar itu tak akan pernah lengkap.

Tahukah kamu bahwa hidup kita semua adalah seperti sebuah gambar puzzle. Tuhan sudah mendesain gambar diri kita berbeda-beda namun sangat indah. Setiap hari yang kita jalani sama seperti kita menyusun sepotong puzzle. Ada kalanya potongan itu tidak cocok dan kita harus mengantinya dengan potongan yang lain. Tetapi ada kalanya potongan yang kita pasang cocok sehingga semakin lengkap gambar hidup kita. Supaya hidup kita indah di mata Tuhan dan sesama, tentu kita tidak boleh sembarangan aja menjalani hidup. Kita harus selalu mengisi hidup kita dengan hal-hal kecil maupun besar yang kadang tidak di perhatikan orang. FirTu berkata kalau kita setia dalam perkara kecil, so pasti kita setia dalam perkara besar itu benar adanya. Contoh simplenya gini : kalau kita biasa tidak jujur mengembalikan uang kembalian belanja kepada ortu walaupun itu cuma seratus atau lima puluh perak. Itu berarti kita juga nggak jujur dalam perkara besar lha perkara kecil aja nggak jujur.

Orang yang sejak kecil biasa mencuri sebutir telur, kelak setelah dewasa pasti mencuri seekor ayam. Jangan pernah remehkan perkara-perkara kecil. Hidup yang kamu jalani saat ini kelak akan sangat menentukan masa depanmu, oleh karena itu jangan pernah sembarangan menjalani hidup. Jadilah pribadi yang berkenan di mata Tuhan dan manusia sehingga dengan bertambahnya waktu, Tuhan akan mempercayakan kamu perkara yang lebih besar untuk di selesaikan dan semakin banyak kamu menjadi berkat bagi banyak orang.

Accurate

By : Richard T.G.R

Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Kis 17 : 11

Bacaan : Kis 17 : 10 – 15

Setiap kita tentu pernah berbelanja. Nah, setiap orang tentu memiliki caranya sendiri-sendiri saat memilih barang yang akan dia beli. Ada orang yang berlama-lama berdiri di depan deretan aneka produk untuk membandingkan harga. Ada yang asal comot produk yang dia butuhkan. Ada yang hanya mengincar produk yang sedang di diskon. Ada pula yang asal belanja untuk gengsi dan menghabis-habiskan uang alias membeli sesuatu yang kelihatan bagus di matanya, padahal belum tentu barang tersebut dia butuhkan. Saya secara pribadi punya kebiasaan tersendiri saat membeli barang di toko waralaba. Saya akan membeli barang yang paling murah dengan kualitas sama dan sedang promo. Contoh kasus saya akan membeli mertega. Kalau dua buah mertega dengan berat yang sama, namun selisih harganya lima ratus atau tiga ratus rupiah, saya akan pilih yang lebih murah. Saya pun biasanya akan meneliti berapa lama kadarluarsa makanan itu untuk menghindari keracunan.

Kalau untuk urusan makan saja kita sangat perhitungan dan teliti, bagaimana cara kita melihat urusan rohani? Apakah kita serius dan sungguh-sungguh belajar setiap kali bersaat teduh, membaca Alkitab dan buku renungan atau kita membaca Alkitab dan renungan hanya sekedar rutinitas, sehingga pagi hari kita baca, namun begitu kita sampai kantor, kita lupa apa yang barusan kita baca? Bicara masalah ketelitian, kita patut mencontoh jemaat Berea. Mereka adalah Kristen yang tidak asal ibadah atau yes men saja menuruti para rasul. Namun mereka sungguh-sungguh menyelidiki isi kitab suci, apakah cocok ajaran para rasul dengan Firman Tuhan. Mereka biasa membaca Alkitab dan mendalami isinya sehingga bisa membedakan mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang sesat. Renungan ini tidak mengajak Anda sangat teliti menyimak khotbah pendeta, namun mengajak kita serius dalam bersaat teduh atau mendengarkan ajaran rohani seseorang. Jangan hanya sekedar baca lalu di lupakan dan tak pernah di praktekkan, namun baca, renungkan dan praktekkan sehingga hidup Anda akan sehat secara rohani.

Tetap Tenang

By : Richard T.G.R

Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. I Petrus 4 : 7

Bacaan : I Samuel 30 : 1 – 25

Manusia itu mudah panik. Beberapa waktu yang lalu, saya melihat tayangan huru-hara Koja antara Satpol PP dan masyarakat setempat. Ketika kedua belah pihak baku hantam, banyak orang dari kedua pihak babak belur dan dilarikan ke rumah sakit. Kepanikan di rumah sakit sangat terasa di halaman dan ruang UGD ketika ratusan orang yang merasa keluarganya terlibat dalam baku hantam mencari kejelasan nasib mereka apakah selamat, terluka atau mati. Lain lagi kasus waktu terjadi pembagian sembako oleh seorang dermawan di suatu kota. Karena panik dan beredar isu sembako yang di bagi hampir habis, rakyat yang mengantri saling berebut sehingga menelan korban jiwa dan luka-luka yang cukup banyak.

Panik, apapun jenisnya tak akan membuat kita selamat dan menyelesaikan masalah kalau kita tak mampu menguasai diri. Panik adalah reaksi alamiah saat ancaman atau berita buruk datang. Meski demikian, bukan berarti keadaan yang menguasai kita namun kitalah yang harusnya menguasai keadaan dan terutama pikiran kita. Lalu apa yang harus kita lakukan saat badai masalah datang atau kejadian tragis mendadak menghantam diri kita? Firman Tuhan berkata hendaklah kita menguasai diri dan jadilah tenang. Saat pikiran kita tenang, maka kita akan fokus pada solusi bukan masalah sehingga kita tetap merasakan damai sejahtera walaupun keadaan sangat buruk. Kedua, serahkan beban dan kepanikan kita kepada Tuhan melalui doa. Tuhan memberikan suatu masalah pasti di sertai jalan keluar. Mintalah petunjuk-Nya, maka Tuhan akan bukakan jalan keluar sesusah apapun masalah kita. Segala masalah ada solusinya, segala tantangan ada penyelesaiannya. Tuhan tak pernah memberikan kita ujian melebihi kekuatan kita untuk mengatasinya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu (I Petrus 5 : 7).

Mintalah yang Besar

By : Richard T.G.R

Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. I Tawarikh 4 : 10

Bacaan : Markus 9 : 14 – 29

Hari ini apa yang terlintas dalam benak Anda ketika salah seorang teman berkata dia ingin memiliki perusahaan gede dan punya ribuan anak buah plus dia bisa berlibur keliling dunia, padahal teman Anda saat ini hanya menjadi karyawan seperti Anda? Mungkin Anda akan mentertawakan impiannya dan berkata itu mustahil. Sah-sah saja Anda memberikan penilaian itu dan memang kelihatannya mustahil. Namun kenyataan berbicara justru orang-orang yang berani meminta yang besar dan kadang tak masuk akal kepada Tuhan seringkali justru Tuhan kabulkan.

Tahukah Anda riwayat Henri Nestle? Nestle dahulu hanya pembantu dokter praktek yang kadang datang dari rumah ke rumah. Walaupun hanya pemuda desa yang miskin, Nestle waktu itu punya impian untuk membuat produk susu yang bisa di konsumsi bayi dan anak-anak dengan aman. Nestle lalu mengadakan percobaan bertahun-tahun lamanya untuk mewujudkan mimpinya walaupun berkali-kali dia gagal dan bayi yang menjadi sample produk susunya ada yang justru sakit dan diare karena susunya tidak cocok. Karena tak kenal menyerah, pada akhirnya impiannya tercapai. Nestle dengan berbagai produknya kini di konsumsi banyak orang di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Karyawan Nestle sekarang ribuan orang banyaknya dan bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka karena permintaan besar seorang Henry Nestle kepada Tuhan dan kerja kerasnya untuk mewujudkan permintaannya itu.

Tak ada yang tidak bisa Tuhan lakukan untuk Anda, oleh karena itu jangan pernah takut meminta sesuatu yang besar yang Anda sendiri tahu itu sepertinya mustahil bagi banyak orang tapi mudah bagi Tuhan. Semakin besar permintaan Anda, Tuhan justru semakin suka karena itu membuktikan Anda percaya bahwa Dia besar. Bagian yang harus Anda lakukan adalah bekerja dengan tekun, penuh semangat dan percaya kepada Tuhan sehingga Tuhan akan berikan apa yang Anda minta.

The Power of Habbit

By : Richard T.G.R

Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Mazmur 1 : 2

Bacaan : Mazmur 1 : 1 – 6

Setiap masing-masing kita tentu memiliki kebiasaannya sendiri-sendiri. Ada orang yang memiliki kebiasaan makan cepat, kebiasaan minum kopi di pagi hari, kebiasaan makan sambil baca koran atau nonton TV, kebiasaan datang gereja terlambat, kebiasaan mengucapkan terima kasih, kebiasaan tidur larut malam, dll. Saya sendiri punya kebiasaan khusus yaitu menulis dengan tangan kiri karena sejak kecil sudah terbiasa melakukan itu. Karena biasa melakukan ritual itu berulang-ulang, tanpa sadar itu menjadi ciri khas dan orang bisa menilai kepribadian kita dari kebiasaan yang kita lakukan. Kalau kita biasa datang telat, entah itu saat meeting atau ibadah gereja, orang-orang akan memberi label kita tukang telat walaupun tidak selalu kita telat terus. Kalau kita biasa bangun pagi-pagi, maka orang-orang biasanya memberikan label rajin, dll.

Kebiasaan sendiri memiliki pengaruh baik secara positif maupun negatif tergantung kebiasaan yang kita miliki saat ini. Kalau kita memiliki kebiasaan bangun tidur tak tentu, alhasil rejeki kita minim karena mengawali hari saja sudah asal-asalan. Lain lagi kalau kita memiliki kebiasaan suka baca buku dan mempraktekkan apa yang kita baca. Alhasil kita menjadi orang yang cerdas dan memiliki banyak skill. Jangan pernah remehkan kekuatan kebiasaan karena itu juga menentukan kesuksesan Anda di masa depan. Banyak di antara kita memiliki kebiasaan buruk seperti ngomong ceplas ceplos, suka datang telat atau bangun tidur tak tentu. Memang susah menghapus kebiasaan buruk itu, namun kabar baiknya kita bisa merubah kebiasaan yang negatif dengan kebiasaan yang positif. Dahulu kita biasa telat, mari kita biasakan datang tepat waktu. Dahulu kita bangun tidur seenaknya, sekarang mari kita biasakan bangun teratur.

Kebiasaan Anda menentukan kesuksesan Anda di masa depan. Mari kita membuang kebiasaan-kebiasaan kita yang negatif dan menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif. Kebiasaan kita akan menjadi inspirasi nyata bagi setiap orang yang dekat dengan kita oleh karena itu miliki habbit yang membangun.

Penyakit Nanti Saja


By : Richard T.G.R

Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan. Amsal 13 : 12

Bacaan : Amsal 13 : 12 – 13

Ketika mengingat dan menuliskan kejadian ini, hanya penyesalan yang saya rasakan dalam hati. Waktu almarhum papa saya masih hidup, suatu hari di tahun 2007 beliau mengajak saya berjalan-jalan bersamanya keliling Kota Semarang untuk berbelanja dan makan bersama. Satu hari sebelumnya saya menyanggupi menuruti keinginannya, namun ketika hari itu tiba saya justru menundanya dengan bermain game bersama seorang teman di warnet. Acara jalan-jalan sebetulnya siang hari, namun karena asyik bermain saya baru teringat akan acara dengan papa pada malam harinya. Malam itu ketika bertemu papa, saya merasa sedih sekali melihat ekspresi beliau. Beliau sebetulnya ingin membelikan beberapa baju baru dan mengajak saya makan di suatu tempat, namun semuanya itu tak akan pernah terjadi karena esoknya beliau harus pulang kembali ke Kota Majenang, kampung halaman saya. Pengalaman menyedihkan itu membuat saya kini sangat menghargai waktu, saya belajar untuk tidak menunda-nunda segala sesuatu yang bisa saya kerjakan hari ini.

Jangan pernah menunda apa yang bisa kamu lakukan hari ini. Disiplin adalah salah satu prinsip kesuksesan yang sangat penting. Memang sudah lumrah, terutama di Indonesia, orang suka terlambat atau menunda-nunda menyelesaikan persoalan. Namun sebagai Murid Yesus, mari biasakan diri kita untuk mengerjakan apa yang sudah kita janjikan atau kerjakan sekarang. Jangan mempunyai prinsip "Nanti aja deh gue kerjain, cape nih. Besok aja deh tak selesaikan, toh deadlinenya masih lama." Penundaan memang kelihatan sepele, dan nggak berbahaya, namun banyak orang gagal mencapai apa yang mereka impi-impikan karena suka menunda-nunda mengerjakan sesuatu. Contoh sederhananya kita terlambat mengikuti wawancara kerja karena santai-santai berangkat sehingga HRD perusahaan menolak lamaran kita. Sebetulnya Tuhan dah kasih pekerjaan itu buat kita, namun kita secara tak sadar menolaknya. Mari kita menjadi perempuan-perempuan Indonesia yang menghargai waktu dan tidak terjangkit penyakit nanti saja.

Ren Min Ai Wu


By : Richard T.G.R

"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Matius 15 : 32

Bacaan : Matius 15 : 32 – 39

Shang Tang adalah pendiri Dinasti Shang (Sekitar 1600 – 1100 SM) yang mencintai kebajikan. Dia sangat peduli pada rakyatnya dan menunjukkan perikemanusiaan bahkan terhadap hewan. Pernah pada suatu hari ketika berkeliling negeri bersama para pengawalnya, dia mendapati seorang pemuda yang bekerja sebagai penangkap burung. Dengan jaring yang di tempatkan di sekeliling pepohonan, pemuda ini berhasil menangkap berbagai burung besar maupun kecil. Melihat kejadian ini, Shang Tang menegor pemuda ini namun tidak menghukumnya. Shang Tang lalu menyarankan pemuda ini membuat tiga lubang di setiap sisi jaring dan membiarkan sisi lainnya tetap utuh. Dengan membuat tiga lubang di jaring-jaringnya, maka hanya burung yang tidak peka saja yang akan terperangkap. Cerita Shang Tang membuat tiga lubang pada jaring-jaring untuk membebaskan burung menjadi legenda sampai hari ini. (*Sumber : Buku Values For Success – Kindness, Elex Media Komputindo).

Cinta pada sesama manusia dan hewan, itulah judul renungan kita. Kebaikan yang Anda tabur selama hidup akan membuat sesama terus mengingat Anda walaupun sudah ratusan tahun lalu Anda mati. Yesus sudah memberikan teladan cinta kasih kepada kita semua, namun sudahkah Anda mempraktekan cinta kasih pada sesama manusia dan hewan dalam hidup? seperti apakah Anda ingin di kenang setelah mati? Apakah Anda ingin di kenang sebagai seorang yang selalu kerja dan kerja atau orang selalu rajin ke gereja dan menjadi aktivis gereja, namun tak pernah menabur kebaikan? Tuhan tentu tak ingin Anda hanya sekedar hidup dan beraktifitas, namun Tuhan ingin Anda mempraktekkan kasih walaupun kelihatan sangat kecil. Anda mungkin tidak bisa memberi makan empat ribu orang seperti yang Yesus lakukan, namun Anda bisa memberi segelas teh hangat untuk orang yang berteduh di halaman rumah Anda saat hujan lebat atau memberikan tempat duduk untuk ibu hamil saat Anda naik bus kota. Sudahkah Anda mencintai sesama?

Tuhan Selalu Menyertai

By : Richard T.G.R

Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam. Hagai 2 : 5

Bacaan : Yosua 1 : 6 – 9

Pada bulan April kemarin, saya melakukan perjalanan ke Kota Solo, Kota Jakarta dan Kota Yogyakarta. Ketiga kota tersebut sama sekali tidak saya kuasai medannya, namun saya merasa enjoy dan happy berjalan-jalan ke sana ke mari, bahkan sempat membeli banyak buku untuk di koleksi. Mengapa saya bisa enjoy, padahal umumnya orang yang tak menguasai jalan atau daerah suatu kota akan was-was berjalan ke sana ke mari karena takut tersesat? Saya merasa aman karena ada saudara yang memandu perjalanan saya. Di temani saudara yang menguasai kota tempat saya berkunjung, saya merasa aman dan bahagia walaupun sama sekali tidak menguasai keadaan kota itu.

Dalam kehidupan sehari-hari, perjalanan hidup kita tak pernah pasti. Kita tak tahu apa yang akan terjadi hari esok, apakah besok kita masih bisa bekerja, apakah kelak anak kita akan menjadi orang sukses, apakah nanti berangkat kerja kita selamat sampai kantor, apakah besok kita masih bisa sehat, dll. Kalau Anda mengandalkan diri sendiri, sudah pasti Anda akan selalu cemas dan tidak percaya diri menghadapi hari esok, namun saat Anda mengandalkan Tuhan dan percaya Dia selalu menyertai, pasti Anda akan tetap bahagia dan semangat menjalani hidup setiap hari walaupun keadaan sangat jelek. Anda selalu optimis dan positif thingking karena tahu Tuhan selalu memberikan yang terbaik walaupun keadaan yang Anda jalani hari ini sangat buruk.

Saat mengawali rutinitas Anda hari ini, serahkan hidup Anda dalam tangan-Nya. Hidup Anda aman dalam tangan-Nya selama Anda mau percaya dan melakukan segala perintah-Nya. Kehidupan di dunia penuh ketidakpastian, namun bersama Tuhan hidup Anda pasti di berkati dan menjadi berkat bagi sesama. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29 : 11).

Cinta Mati

By : Richard T.G.R

Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu." Kejadian 29 : 18

Bacaan : Kejadian 29 : 15 – 29

Pernahkah Anda jatuh cinta? Saya percaya sebagian kita pernah mengalaminya. Cinta tak melulu masalah pasangan hidup, namun bisa beraneka bentuk. Ada namanya cinta pekerjaan sehingga orang betah bekerja dari pagi sampai malam dan mengabaikan kesehatannya sendiri. Ada yang cinta anak. Karena begitu sayang anak, kita sebagai orang tua rela bekerja mati-matian untuk mencukupi segala kebutuhannya. Ada yang cinta uang, sehingga banyak orang rela menghalalkan segala cara untuk cepat kaya. Ada pula yang cinta Tuhan. Kisah hidup Paulus dan Petrus adalah contoh nyata mereka rela mengorbankan segalanya untuk melayani Tuhan. Bahkan dengan ekstrim Paulus pernah berkata : Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1 : 21).

Untuk sukses dan berhasil dalam hal apapun yang ingin Anda capai, hal utama yang harus Anda lakukan adalah mencintai apa yang ingin Anda capai. Cobalah kita berpikir tentang Yakub. Mengapa Yakub rela bekerja 7 tahun demi mendapatkan Rachel? Karena cinta. Bisa di katakan Yakub cinta mati sehingga waktu 7 tahun bagai beberapa hari saja (ayat 20). Yakub bahkan rela bekerja 7 tahun lagi karena di tipu Laban dengan memberikan Lea terlebih dahulu sehingga 14 tahun Yakub harus rela bekerja menjadi gembala. Banyak di antara kita termasuk saya tak bakalan mau menunggu 14 tahun untuk menikah, namun ada juga yang bisa karena cinta mati. Waktu bukannya memadamkan cinta namun justru membuat cinta itu semakin murni.

Mahadewi menyanyi cinta mati harus di bawa sampai mati, hari ini seperti apa Anda menjalani hidup? Apakah Anda cinta mati dengan Tuhan, cinta mati dengan keluarga atau cinta mati dengan pekerjaan Anda? Atau Anda mencintai Tuhan, keluarga dan pekerjaan secukupnya? Belajar dari teladan Yakub, apapun keinginan Anda, itu semua pasti akan tercapai kalau Anda mencintai setiap proses menuju keinginan Anda. Jalani hidup dengan penuh cinta, maka kesuksesan pasti akan menghampiri Anda. Tuhan memberkati orang-orang yang menjalani hidup dengan penuh cinta dan semangat.

Ren Min Ai Wu


By : Richard T.G.R

"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Matius 15 : 32

Bacaan : Matius 15 : 32 – 39

Shang Tang adalah pendiri Dinasti Shang (Sekitar 1600 – 1100 SM) yang mencintai kebajikan. Dia sangat peduli pada rakyatnya dan menunjukkan perikemanusiaan bahkan terhadap hewan. Pernah pada suatu hari ketika berkeliling negeri bersama para pengawalnya, dia mendapati seorang pemuda yang bekerja sebagai penangkap burung. Dengan jaring yang di tempatkan di sekeliling pepohonan, pemuda ini berhasil menangkap berbagai burung besar maupun kecil. Melihat kejadian ini, Shang Tang menegor pemuda ini namun tidak menghukumnya. Shang Tang lalu menyarankan pemuda ini membuat tiga lubang di setiap sisi jaring dan membiarkan sisi lainnya tetap utuh. Dengan membuat tiga lubang di jaring-jaringnya, maka hanya burung yang tidak peka saja yang akan terperangkap. Cerita Shang Tang membuat tiga lubang pada jaring-jaring untuk membebaskan burung menjadi legenda sampai hari ini. (*Sumber : Buku Values For Success – Kindness, Elex Media Komputindo).

Cinta pada sesama manusia dan hewan, itulah judul renungan kita. Kebaikan yang Anda tabur selama hidup akan membuat sesama terus mengingat Anda walaupun sudah ratusan tahun lalu Anda mati. Yesus sudah memberikan teladan cinta kasih kepada kita semua, namun sudahkah Anda mempraktekan cinta kasih pada sesama manusia dan hewan dalam hidup? seperti apakah Anda ingin di kenang setelah mati? Apakah Anda ingin di kenang sebagai seorang yang selalu kerja dan kerja atau orang selalu rajin ke gereja dan menjadi aktivis gereja, namun tak pernah menabur kebaikan? Tuhan tentu tak ingin Anda hanya sekedar hidup dan beraktifitas, namun Tuhan ingin Anda mempraktekkan kasih walaupun kelihatan sangat kecil. Anda mungkin tidak bisa memberi makan empat ribu orang seperti yang Yesus lakukan, namun Anda bisa memberi segelas teh hangat untuk orang yang berteduh di halaman rumah Anda saat hujan lebat atau memberikan tempat duduk untuk ibu hamil saat Anda naik bus kota. Sudahkah Anda mencintai sesama?

Diligence

By : Richard T.G.R

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Mazmur 126 : 5

Bacaan : Mazmur 126 : 5 – 6

Dalam jemaat gereja kami, ada seorang anggota jemaat bernama Steve. Steve adalah pemuda perantauan yang mengadu nasib ke Kota Semarang. Walaupun hanya lulusan SLTA, dia memiliki semangat juang yang tinggi untuk menjalani hidup. Lima tahun lalu, kami mengenalnya sebagai pemuda pengangguran. Untuk menyambung hidup, dia bekerja serabutan. Pekerjaan seperti salesman produk kecantikan, guru les privat, kuli serabutan, sampai mencuci motor jemaat rela dia lakukan. Untuk berangkat ke gereja atau menghadiri pertemuan tengah minggu, ia dengan semangat berjalan kaki walaupun jarak tempat kost ke gereja cukup jauh. Kadangkala, ia terpaksa puasa karena tak memiliki uang. Perjuangan Steve tak sia-sia, kini kami mengenalnya sebagai seorang wirausahawan yang sukses. Ia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan membiayai keuangan orang tuanya.

Kisah yang dialami Steve seringkali kita dengar. Seseorang yang tak punya apa-apa, namun semangat menjalani hidup dan mau berusaha pada akhirnya sukses juga. Apa modal dasar yang membuat mereka sukses padahal uang tak punya, pendidikan pas-pasan, dan tak punya pengalaman kerja? Ketekunan. Sesulit apapun hidup kita, suatu hari kelak kita pasti berhasil mencapai tujuan hidup kita selama mau tekun. Para rasul seperti Paulus atau Petrus berhasil memenangkan banyak orang walaupun penderitaan berkali-kali menghadang, karena mereka mau tekun melakukan perintah Tuhan. Sepuluh ribu mil akan berhasil kita tempuh kalau kita mau tekun berjalan selangkah demi selangkah. Tetesan air hujan melubangi batu bukan dengan kekuatan fisik yang kuat, namun dengan tetesan yang berulang-ulang. Apapun tujuan hidup Anda, baik secara duniawi ataupun rohani, ketekunan adalah salah satu karakter yang harus Anda miliki dan praktekkan. Seburuk atau semiskin apapun keadaan Anda hari ini, Anda pasti bisa menjadi orang yang berhasil kalau mau tekun bekerja dan melakukan yang terbaik. Sudahkah Anda tekun?

Garansi


By : Richard T.G.R

Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Matius 19 : 29

Bacaan : Matius 19 : 27 – 30

Ketika kita membeli produk elektronik atau otomotif seperti komputer, kulkas, handphone, radio, mesin cuci, sepeda motor atau mobil, tentu produsen produk tersebut memberikan garansi. Garansi produk bervariasi tergantung jenis barangnya. Ada yang satu bulan, setengah tahun, satu tahun, tiga tahun atau lima tahun. Garansi sengaja di berikan agar konsumen percaya dan bisa mengajukan klaim kalau barang yang dibelinya rusak selama masa garansi sehingga bisa di perbaiki atau di ganti. Konsumen biasanya ragu-ragu atau malah urung membeli kalau mendapati barang yang akan di beli tidak memiliki garansi. Hampir semua produk sekarang memiliki garansi untuk menjamin mutu produk dan meningkatkan daya saing.

Kalau barang-barang di dunia saja ada garansi, bagaimana dengan hidup kita sebagai orang Kristen? Apakah Tuhan juga memberikan garansi? Tuhan memberikan garansi untuk kesetiaan kita mengikut Dia. Tuhan berjanji memberikan upah berkali-kali lipat atas segala jerih payah yang kita lakukan untuk menjadi Kristen. Janji Tuhan pasti di genapi karena Dia adalah Allah yang tak pernah berdusta. Hari ini mungkin sebagian kita kecewa pada beberapa produsen produk saat mengajukan klaim garansi. Saat pertama membeli, kita di berikan angin surga bahwa garansi dengan mudah di berikan. Namun saat barang yang kita beli rusak padahal masih dalam masa garansi, produsen berusaha mengelak dari tanggung jawab dengan alasan berbelit-belit. Tuhan tak pernah berbelit-belit menepati janji-Nya, dengan singkat, padat dan jelas Ia menepati janji-Nya di saat yang tepat.

Garansi Tuhan adalah ya dan amin, namun percayakah Anda akan janji-Nya atau Anda menganggap janji Tuhan terlalu muluk-muluk? Upah mengikut Tuhan tak pernah muluk-muluk, oleh karena itu percaya dan lakukan firman Tuhan dalam hidup Anda. Kesulitan dan tantangan akan datang silih berganti, namun kalau kita terus setia sampai akhir, janji Tuhan pasti terjadi dalam hidup Anda. Bagian yang harus Anda lakukan saat ini adalah melakukan segala firman-Nya dengan setia.

Tanggalkan Bebanmu

By : Richard T.G.R

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Matius 11 : 28

Bacaan : Matius 11 : 25 – 30

Seorang anak muda berjalan dengan frustasi di tengah persawahan. Dia baru saja di khianati sahabat karibnya yang membelot ke pihak musuh sehingga hampir semua rekannya tewas ketika menyerbu perkemahan musuh. Saat sedang berjalan, mendadak dia mendapati seorang petani sedang memanggul setumpuk kayu bakar di pundaknya. Karena bebannya berat, petani ini berjalan lambat. Ketika sedang berjalan pulang, salah seorang teman petani ini dengan gembira berlari menghampirinya dan berkata bahwa istrinya baru saja melahirkan. Dengan gembira petani ini mengikuti temannya untuk pulang namun tetap memanggul bebannya. Temannya yang melihat petani ini berjalan lambat karena memanggul beban menegornya untuk membuang saja tumpukan kayu bakar itu. Segera petani itu membuang kayu bakarnya dan berlari dengan kencang ke rumah. Melihat pemandangan ini, pemuda itu sadar bahwa dia pun harus membuang bebannya. Dia sembuh dari frustasinya dan kembali menjalani hidup dengan semangat. (*Penggalan film Taichi Master).

Tanpa kita sadari, kita sering bertindak seperti petani di atas. Kita sebetulnya memiliki kemampuan yang luar biasa untuk berlari bersama Tuhan, namun kita tetap memikul beban. Kita berdoa, "Tuhan kuserahkan bebanku," namun berapa sering kita tetap memikirkannya? Dalam menjalani hidup, akan selalu ada masalah yang datang silih berganti. Kadang kita merasa letih lesu, depresi dan berbeban berat, namun datanglah pada Tuhan dan tanggalkan beban kita di hadapan Tuhan agar di hari esok kita kembali kuat untuk menghadapi masalah dan tantangan yang baru. Semakin lama kita tidak mau menanggalkan beban kita, semakin berat beban itu harus kita pikul. Karena setiap hari kita akan menghadapi masalah yang baru dan makin bertumpuk di pikiran kalau kita tidak selalu membuangnya. Bersama Tuhan kita akan selalu menghasilkan banyak perkara besar. Buang bebanmu dan larilah dengan kencang bersama Tuhan.

Kasih yang Sempurna


By : Richard T.G.R

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Roma 5 : 8

Bacaan : I Korintus 13 : 1 – 13

Jika seseorang yang Anda kasihi mendapatkan kecelakaan dan seluruh tubuhnya luka-luka, terbakar dan cacat, apakah Anda tetap mengasihi orang itu? Saat suami yang Anda kasihi mendadak bangkrut atau di diagnosa dokter menderita penyakit yang mematikan, tetapkah Anda mengasihinya? Cukup sulit untuk menjawab pertanyaan ini. Namun kalau kita sungguh-sungguh mengasihi, kita tentu tidak akan ragu untuk tetap mengasihinya apapun yang terjadi.

Kasih yang sempurna pernah dilakukan seorang ibu jemaat yang saya kenal. Ibu ini melahirkan anak yang menderita down sydrome. Anda semua tentu tahu, bukan perkara yang mudah mengasuh seorang anak down syndrome. Ibu ini kerap menangis dalam hati saat orang-orang melihat dengan pandangan aneh ketika dia mengajak anaknya berjalan-jalan ke mall saat mulai beranjak besar, ia harus sabar mendengar omongan negatif dari beberapa orang, dan luar biasa sabar mengajarkan anaknya karakter dan kebiasaan yang positif. Walaupun berat, ibu ini percaya rencana Tuhan tetaplah yang terbaik walaupun manusia memandang itu tidak baik. Kegigihan sang ibu membesarkan anaknya tak sia-sia. Kini anak tersebut tumbuh menjadi anak yang berprestasi dan hebat dalam memainkan sebuah alat musik.

Renungan hari ini mengajak kita bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita mengasihi dengan sempurna? Apakah kita hanya mengasihi saat mendapat timbal balik? Apakah kita tetap mengasihi walaupun orang yang kita kasihi mendukakan hati? Kasih yang sempurna sudah Tuhan lakukan untuk kita, hendaknya kita pun membalas kasih Tuhan dengan mengasihi orang-orang yang menderita, kesusahan dan mengalami masalah, yang Tuhan ijinkan datang dalam hidup kita.

Kamis, 24 Juni 2010

Iman dan Perbuatan

By : Richard T.G.R

Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Yakobus 2 : 20

Bacaan : Yakobus 2 : 14 – 26

Brenda sedang tekun mengikuti les Bahasa Inggris selama beberapa bulan untuk meningkatkan skillnya. Sambil belajar secara teori di tempat kursus, Brenda juga berusaha mempraktekkan bahasa Inggris yang di pelajarinya saat bertemu klien-klien bos nya dari luar negeri ketika berkunjung ke Indonesia. Walaupun pada awalnya dia kerap salah-salah kata dan tata bahasa, namun pada akhirnya dia fasih berbahasa Inggris. Perjuangannya belajar bahasa Inggris tak sia-sia karena sekarang dia mampu mempraktekkannya.

Setiap kita sesungguhnya bisa berbahasa Inggris tanpa harus kuliah sastra Inggris atau mengambil kursus. Namun mengapa kebanyakan kita pas-pasan atau hanya bisa-bisaan bahasa Inggris padahal dari SD sampai SMA kita belajar bahasa itu? Jawabannya adalah kita jarang mempraktekkannya. Walaupun kita sarjana S2 sastra Inggris, kalau nggak pernah praktek ngomong bahasa Inggris sama bule-bule, kita akan kalah sama anak SMP yang sering praktek ngomong bahasa Inggris sama turis-turis mancanegara di hotel. Sama seperti bahasa, Firman Tuhan hanya menjadi iman yang kosong kalau setiap hari hanya kita baca, namun tak pernah kita praktekkan. Kita menjadi manusia bebal kalau tahu mengasihi itu hukum yang terutama, namun untuk menolong seorang nenek menyebrang jalan saja kita tak mau dengan alasan kurang kerjaan.

Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati, itulah judul ayat renungan kita hari ini. Tuhan menilai imanmu bukan dari sudah berapa tahun kamu jadi Kristen, atau seberapa tekun kamu membaca Alkitab dan saat teduh. Tuhan menilai imanmu saat kamu mau selalu belajar mempraktekkan apa yang kamu baca dari Alkitab dalam kehidupanmu setiap hari. Memang ada kalanya kamu gagal dan jatuh, namun inilah proses menuju iman yang murni. Iman yang sejati adalah iman yang disertai perbuatan walaupun kita harus menyangkal kedagingan kita untuk mewujudkannya. Hari ini, iman seperti apa yang kamu punya?

Soul


By : Richard T.G.R

Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi. Pengkhotbah 9 : 10

Bacaan : Pengkhotbah 9 : 7 – 12

Pernahkah Anda membaca sebuah buku yang semula hanya iseng-iseng Anda baca tetapi kemudian Anda baca sampai habis karena isinya yang menarik? Atau pernahkah Anda mendengarkan sebuah lagu yang sama sekali Anda tidak ngeh apa artinya namun menjadi lagu favorit Anda? Saya secara pribadi sebagai kutu buku sering mengalami hal ini. Ada beberapa buku yang sampulnya menarik, namun setelah saya baca dua atau tiga halaman, saya sudah malas membacanya. Ada juga buku yang iseng saya baca, tahu-tahu sudah habis dalam dua atau tiga jam karena isinya yang menarik. Saya juga gemar mendengarkan lagu-lagu lama seperti Que Sera Sera dan Stay a While. Saya tidak tahu apa arti lagu itu secara detail namun nada dan suara si penyanyi seakan-akan punya daya magis untuk saya terus mendengarnya.

Apa yang membuat sebuah buku atau sebuah lagu seakan-akan mempunyai kekuatan untuk kita terus membaca atau mendengarnya? Buku itu seakan-akan memiliki soul karena di buat dengan sepenuh hati, tidak asal-asalan. Sama seperti tulisan-tulisan dalam renungan Spirit yang Anda baca. Para penulis dan tim redaksi bekerja sama untuk benar-benar menghasilkan tulisan yang berbobot, membangun, dan menginspirasi, tidak semata asal ketik dan kejar target mengabungkan sebuah fakta dengan firman Tuhan untuk kemudian di muat. Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk pembaca agar setiap kita sama-sama bertumbuh di dalam Tuhan.

Sebetulnya soul suatu karya bukan hanya pada buku atau lagu, namun pada semua bidang pekerjaan. Apapun pekerjaan Anda hari ini, mari kerjakan itu dengan sepenuh hati sehingga setiap orang yang menikmati hasil pekerjaan kita akan diberkati. Jadikan apapun pekerjaan Anda untuk melayani Tuhan walaupun pekerjaan itu kelihatan sangat sepele seperti delivery atau salesman. Walaupun Anda hanya bekerja sebagai tukang sapu, jadilah tukang sapu yang bekerja seperti Beethoven ketika menggubah lagu.

Input Menentukan Output

By : Richard T.G.R

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4 : 23

Bacaan : Galatia 5 : 16 – 26

Semakin lama durasi anak balita menonton TV, kondisi kesehatannya semakin terancam. Ada studi yang meneliti 1.300 anak di Inggris yang memiliki tingkat prestasi buruk di sekolah. Hasilnya, anak itu ketika masih balita (2 - 4 tahun) terlalu banyak menonton TV, yakni lebih dari 2 jam per hari. Penelitian pertama dilakukan ketika anak-anak itu berusia 2 dan 4 tahun. Penelitian kedua dilakukan kembali pada anak yang sama ketika mereka berusia 10 tahun. Anak-anak yang menonton TV terlalu banyak terbukti jarang terlibat kegiatan di kelas dan tingkat pemahaman pada pelajaran matematika rendah. Linda Pagani dari University of Montreal, yang melakukan penelitian yang diterbitkan di jurnal Archives of Pediatrics & Adolenscent Medicine, menekankan tahap awal masa kanak-kanak adalah masa-masa paling penting bagi perkembangan otak dan pembentukan perilaku. "Orangtua harus memperbanyak waktu berbicara dan melakukan aktivitas bersama dengan anak pada waktu makan, mandi, atau bermain," ujarnya.

Apa yang kita tanamkan dalam diri anak-anak kita, itulah yang kelak akan membentuk karakter mereka, oleh karena selalu teliti sebelum memberikan apapun kepada anak, terutama tontonan yang mereka lihat. Sebagai orang tua, kita harus senantiasa belajar dari banyak hal, entah dari buku, Alkitab, majalah, psikiater, film atau seminar, bagaimana cara mendidik anak yang benar. Lalu, bagaimana caranya supaya karakter kita sendiri bagus sehingga anak-anak kita meniru teladan yang baik dari diri kita? Hiduplah menurut Roh. Tak ada pelajaran yang lebih mengena selain tingkah laku kita yang dilihat langsung oleh anak. Disiplinkan diri Anda untuk hidup dalam buah-buah roh. Dalam tindakan sehari-hari hendaknya Anda bisa memberikan contoh apa itu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri kepada anak. Teladan terbaik yang akan menjadi input anak adalah diri Anda sendiri.

Pahlawan yang Dilupakan

By : Richard T.G.R

Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
II Raja-Raja 5 : 3

Bacaan : II Raja-raja 5 : 1 – 19

Berita tanah air beberapa waktu yang lalu di suguhi kisah menyedihkan sekaligus ironis tentang dua janda pahlawan yang harus berurusan dengan pengadilan hanya karena urusan rumah. Kedua suami janda ini adalah para tentara Indonesia yang dahulu berjuang membela NKRI pada masa Indonesia baru saja merdeka. Karena kecintaan mereka akan tanah air, keduanya mendapat gelar pahlawan dan mendapat rumah dinas. Kini setelah mereka berdua tiada dan istri-istri mereka sudah tua renta, beberapa pihak melupakan jasa mereka kepada negara dan memaksa para istri pahlawan ini berurusan dengan hukum hanya karena rumah dinas. Kisah memilukan ini memicu reaksi keras dari masyarakat yang menuntut keadilan dan mahasiswa nyaris baku hantam dengan pihak keamanan saat menyaksikan sidang kedua istri pahlawan itu.

Renungan hari ini mengajak kita untuk mengingat kembali jasa-jasa orang yang turut andil membuat kita sukses hari ini, orang-orang yang mungkin tak kita ketahui namanya namun mengubah jalan hidup kita. Orang-orang itu mungkin guru sekolah minggu kita, orang yang menolong mengantarkan kita ke rumah sakit ketika kecelakaan di jalan, orang membiayai kuliah kita, orang yang rela mengorbankan kesenangannya untuk membuat kita bahagia hari ini, orang yang tetap mau menasehati dan menegor walaupun kita membencinya. Orang-orang itu mungkin hanya seperti anak perempuan yang ditawan Naaman, bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa, namun membuat Naaman bertobat hanya karena sebuah anjuran.

Hari ini orang-orang dunia begitu gampang melupakan jasa orang lain, namun sebagai anak Tuhan, mari kita belajar mengingat jasa orang-orang yang dahulu membantu dan mengasihi kita. Doakan mereka atau temui mereka kalau kamu bisa menemuinya hari ini, karena Tuhan ingin kita semua menjadi anak-anakNya yang tahu membalas budi.

Taat

By : Richard T.G.R

Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. II Raja-raja 5 : 12

Bacaan : II Raja-raja 5 : 1 – 19

Kalau hari ini kita bekerja sebagai pegawai, apapun bidang pekerjaan kita, apa yang kita lakukan? Sudah tentu kita melakukan apa yang bos perintahkan pada kita. Katakanlah hari ini kita bekerja sebagai bagian marketing kartu kredit yang harus memenuhi sekian aplikasi sesuai aturan perusahaan, beranikah kita membantah? Pasti tidak. Sesusah apapun kita mencari orang yang mau aplikasi kartu kredit, susah payah melobinya, kemudian membuat laporan, kita akan lakukan semuanya itu demi mendapatkan upah. Kalau prestasi kerja kita baik, uang gaji pasti meningkat dan promosi jabatan akan bos berikan. Lalu apa yang terjadi kalau kita tak mau menurut perintah bos? Katakanlah kita beralasan cari klien susah, cape, peraturan perusahaan berat, dll, menurut Anda apa yang bos lakukan? Kalau bos kita baik, mungkin dia akan menasehati, namun kalau bos itu tak mau ribet, Anda di pecat dan otomatis Anda menganggur dan tak dapat penghasilan.

Hari ini Anda begitu taat akan peraturan kantor dan patuh kepada bos Anda di dunia, namun apakah Anda juga taat kepada Tuhan dengan melakukan segala perintahNya? Apakah Anda seperti Naaman yang komplain ini itu sebelum penyakitnya sembuh atau taat seperti orang buta yang disembuhkan Yesus (Yohanes 9:7)? Perintah Tuhan sebetulnya sangat sederhana yaitu Kasihilah Tuhan dan sesama kita (Matius 22 :37-40) maka kalau kita melakukan itu berarti kita sudah melakukan semua perintah-Nya, namun berapa sering kita komplain dan merasa susah mengampuni, susah datang tepat waktu ke gereja, susah taat perpuluhan, dll? Mengapa Anda bisa taat pada manusia namun tidak taat pada Tuhan? Kalau hari ini Anda termasuk orang yang suka "eyel-eyelan alias tidak taat" kepada Tuhan, berubahlah taat karena kalau Anda bisa taat kepada manusia, mengapa Anda tidak bisa taat kepada Tuhan?

Selasa, 22 Juni 2010

Belajar dari Dubai

By : Richard T.G.R

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yeremia 29 : 7

Bacaan : Daniel 2

Kota Dubai yang berpenduduk 2,2 juta jiwa ini memiliki apa saja, dan selalu dengan ukuran dunia. Orang terkaya di dunia ada di sini, begitu pula proyek-proyek paling hebat di dunia. Dubai bisa menimbun laut dengan cara yang canggih. Setelah laut ditimbun, muncul pulau-pulau baru yang diatasnya berdiri tegak hotel, apartemen, pusat belanja, sentra bisnis termewah dan terelit di dunia. Kota Dubai dahulu adalah padang pasir, namun mengapa kini disana banyak pohon bisa tumbuh?

Pemerintah Kota Dubai bekerja keras untuk menghasilkan pohon-pohon hijau. 2 meter di bawah permukaan tanah, dipasangi plastik tebal agar air hujan tidak menembus jatuh kedalam tanah. Lalu 15 cm dari permukaan tanah, dipasang selang yang pada waktu-waktu tertentu mengalirkan air sehingga walau hujan hanya turun 3 sampai 7 kali dalam setahun, aneka tumbuhan hijau bisa tumbuh. Biaya penanaman 1 buah pohon kurma berkisar 30 – 35 juta, bayangkan biaya yang dikeluarkan kalau mereka mengadakan penanaman 1 juta pohon seperti di Indonesia. Untuk mendapatkan air bersih, Kota Dubai menyuling air laut. Darimana Dubai dapat uang untuk membiayai semuanya itu? Minyak bumi, pemerintah kota menggunakan hasil penjualan minyak untuk kesejahteraan penduduk, membangun perekonomian dan lingkungan hidup yang memukau. Kemakmuran kota Dubai tidak jatuh dari langit namun, diusahakan oleh orang-orang yang mau sepenuh hati membangun negeri.

Bagaimana dengan Anda hari ini? Indonesia dianugrahi tanah yang subur dan luas, laut kita kaya dengan biota laut, curah hujanpun baik, namun sudahkah kita membangun Indonesia? Tuhan memerintahkan kita untuk mengusahakan kesejahteraan di manapun kita berada, mari kita bangun Indonesia dengan segenap talenta yang ada. Kalau Dubai kota kecil saja bisa, mengapa kita tidak?

Integritas Pemimpin


By : Richard T.G.R

Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. II Samuel 12 : 13

Bacaan : II Samuel 12 : 1 – 14

Konsekuensi menjadi idola masyarakat tidaklah mudah, apalagi sebagai hamba Tuhan yang populer. Seorang pemimpin spiritual India, Paramhamsa Nithyananda (32), harus menanggung kosekuensi ulahnya. Dia ketahuan berasyik masyuk dengan wanita yang tak dikenal dan terekam. Padahal, Nithyananda adalah idola bagi 2 juta pengikutnya di India dan seluruh dunia. Dia adalah pemimpin Dhyanapeetam, sebuah aliran kepercayaan yang berkembang di Bangalore, di sejumlah kota di India, dan di beberapa negara. Aliran kepercayaan ini juga mengagungkan kesucian kepribadian. Ironisnya, rekaman ini ditayangkan di TV.

Para pengikutnya mengatakan rekaman itu palsu. Rekaman ini juga memicu kemarahan warga dengan menyerang markasnya sehingga polisi memberikan perlindungan ekstra, sebagaimana diberitakan kantor berita Agence France-Presse (AFP), Selasa (30/3). Namun, hal yang melegakan dari Nithyananda adalah sikapnya yang jujur. Dalam pernyataan di sebuah situs internet, dia berbicara, "Saya mundur sebagai pemimpin Dhyanapeetam dan semua organisasi terkait. Saya seharusnya hidup dengan kesucian. Jika diminta saya akan kembali dan berbicara tentang apa yang telah terjadi sebagai saksi independent atas perilaku saya. Itu akan saya lakukan dengan hati yang tulus."
Sebagai pemimpin, integritas adalah sebuah harga mati yang harus Anda pegang sebagai hamba Tuhan. Kalau saat ini Anda menyimpan suatu dosa, belajarlah untuk mengakuinya seperti Daud dan Nithyananda. Memang tidak enak, saat jemaat tahu borok Anda dan pergi menjauh. Anda akan kehilangan nama baik, jabatan, harga diri dan penghormatan, namun lebih baik Anda mengakuinya karena itu berkenan di mata Tuhan. Hukuman memang akan selalu ada, namun Tuhan juga akan pulihkan hidup Anda. Sebaik-baiknya Anda menyimpan bangkai, satu saat bau busuk itu akan tercium juga. Jangan pernah takut mengaku dosa karena Tuhan akan mengampuni.

Belas Kasih

By : Richard T.G.R

Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Matius 24 : 12

Bacaan : Matius 10 : 16 – 33

Ketika kamu membaca berita, hampir setiap hari akan kamu temui berita mengenai anak tega membunuh orang tuanya, orang tua tega menghamili anak kandungnya sendiri, orang tua berzinah dengan anaknya, suami tega membunuh istrinya atau orang tua tega membunuh anaknya dengan berbagai motif. Macam – macam saja alasan mereka, ada yang alasan ekonomi, hasrat seksual, harta benda, atau tak mampu menahan emosi. Apapun alasan mereka, menurutmu apa alasan mendasar mereka tega melakukan itu semua? Tidak adanya kasih. Semua agama di dunia mengajarkan kasih, namun kalau setiap manusia, termasuk orang Kristen, tidak memiliki kasih dalam hatinya maka kedurhakaanlah yang kita perbuat.

Sebagai seorang Kristen, apakah Anda hanya diam saja melihat keadaan ini atau Anda melakukan suatu aksi? Tuhan tak ingin Anda diam berpangku tangan dan menganggap ini memang tanda-tanda akhir jaman, bisa apa saya? Tuhan mau kita waspada dan memiliki kasih, karena kalau tidak kita sama seperti mereka dan bukan hal yang mustahil satu saat kita bisa melakukan tindakan keji seperti di atas. Lalu bagaimana cara sederhana untuk kita mengetes diri apakah kasih kita masih panas atau dingin? Lihatlah reaksi hati Anda. Apakah Anda akan langsung menolong saat ada orang kecelakaan atau menganggap itu bukan urusanku? Apakah hati Anda langsung tersentuh dan berempati melihat seorang anak miskin di tolak masuk RS saat sakit dan terpaksa menginap di masjid atau Anda menganggap itu lumrah terjadi? Orang Kristen identik dengan kasih. Sudahkah Anda mempraktekkan kasih hari ini di tengah dunia yang jahat? Mari kita mengasihi satu sama lain dengan tulus selagi masih ada waktu.

Persiapan Pulang

By : Richard T.G.R

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Matius 24 : 42

Bacaan : Matius 25 : 1 – 13

Pernahkah kamu pergi keluar kota menggunakan pesawat terbang atau kereta api? Katakanlah kamu tinggal di Kota Surabaya dan hendak pergi ke Kota Jakarta, sudah barang tentu kamu menyiapkan segala sesuatu yang kamu butuhkan selama berada di Kota Jakarta. Kamu akan menyiapkan uang, pakaian, hp, surat-surat yang mungkin kamu butuhkan di sana dan yang paling penting kamu sudah siap di stasiun minimal setengah jam sebelum kereta berangkat dan minimal satu jam di bandara untuk check ini sebelum pesawat terbang. Kalau ketinggalan gimana? Ya, batallah perjalananmu dan kamu harus menunggu kereta atau pesawat terbang berikutnya plus harus beli tiket lagi.

Kalau untuk bepergian di dunia aja kamu harus siap dan nggak boleh telat, apa yang kamu siapkan untuk mati? Waduh, sadis bener? Ya, walaupun masih muda kamu harus menyiapkan diri untuk sewaktu-waktu pulang ke rumah Tuhan. Suka tidak suka, siap tidak siap, mau tidak mau, kita semua akan mati. Kapan waktunya? Nggak ada yang tahu. Mungkin saat kita masih muda dan sehat atau saat sudah tua dan sakit-sakitan. Banyak anak muda macam kita-kita menganggap sepele kematian dan menggunakan masa muda untuk dugem, pacaran semaunya, foya-foya, tobat dan serius melayani Tuhan nanti aja deh waktu tua, nggak gaul bener. In fact, banyak anak muda bisa mati karena berbagai sebab, padahal mereka masih sehat dan kuat lho.

Hari kematian datang seperti pencuri dan bisa terjadi kapanpun, oleh karena itu berapapun usiamu hari ini, belajarlah menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin untuk Tuhan maupun sesama. Jangan pernah menunda-nunda untuk melakukan hal-hal baik yang bisa kamu lakukan hari ini, karena saat waktu kita habis tak ada lagi kesempatan untuk kita melakukan apapun. Sudahkah kamu memiliki persiapan pulang untuk bertemu Tuhan?

Saat kehidupan Menyakitkan


By : Richard T.G.R

Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput. Yesaya 51 : 12

Bacaan : 1 Petrus 5 : 6 – 11

Untuk Anda yang memiliki anak balita, cobalah perhatikan tingkah lakunya. Anda memastikan dia tidak pernah terluka dengan menjaganya semampu Anda dan ketika malam tiba Anda memastikan dia sudah berada di tempat tidur. Namun, tidak selalu anak Anda menyukainya. Anak kita perlu kebebasan untuk bertumbuh. Anak kita suka berlari ke sana ke mari dan kadang terjatuh sehingga terluka dan menangis. Kita berusaha memberikan makanan kaya gizi dan lebih dari cukup untuknya, namun kadangkala anak kita tak mau makan. Kita ajarkan dia karakter-karakter Kristus, namun kadangkala anak kita memberontak. Apakah menjadi kesalahan Anda kalau anak Anda kurang gizi atau dia terluka karena suka lari ke sana kemari? Apakah salah Anda kalau anak Anda kepalanya benjol terbentur dinding karena tidak menuruti nasehat Anda? Tidak. Terkadang saat kita memberikan kebebasan pada anak, anak kita akan terluka.

Mengembalakan jemaat bukanlah perkara yang mudah, ada kalanya jemaat kita bermasalah atau "terluka" sehingga kita juga merasa sakit. Kadangkala kita juga harus merasakan kepahitan akibat ulah jemaat yang menyalahkan kita karena dia menderita. Ada kalanya kita tak bisa berbuat apa-apa ketika mendapati jemaat harus menanggung masalah berat karena kesalahannya sendiri. Anda merasa sia-sia melayani Tuhan karena jemaat tertentu menimbulkan masalah serius bagi pelayanan Anda. Apakah hari ini Anda merasa lemah rohani dan menyalahkan Tuhan karena kepahitan dalam pelayanan Anda? Apakah Anda masih ingat akan kasih-Nya ketika Anda dahulu pun menjadi jemaat? Tuhan memberikan kebebasan kepada kita semua untuk menjalani hidup dan Allah tidak bisa menjaga semua rasa sakit dari kehidupan kita. Allah Tahu kadangkala Anda terluka dan Dia memberikan penghiburan saat Anda terluka. Ijinkan Tuhan menghibur Anda dan jangan pernah menyalahkan Tuhan atau diri sendiri. Kebebasan kepada orang yang Anda kasihi kadang membuat mereka terluka dan itu bukan kesalahan Anda.