Website counter

Jumat, 29 Oktober 2010

Pengakuan

Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Lukas 5 : 8

Bacaan : Lukas 5 : 1 – 11

Sebuah kisah klasik yang mungkin sering Anda baca dan Anda dengar menceritakan tentang Kaisar Frederick Agung yang mengunjungi penjara Postman. Ia berbicara kepada para napi dan masing-masing menyatakan dirinya tidak bersalah dan menjadi korban dari sistem. Setelah berjalan kian ke mari dan mendengar keluh kesah para napi, kaisar heran melihat seorang napi tetap diam saja di sebuah ruang penjara. Kaisar lalu memanggil satu napi ini dan bertanya, "Bagaimana dengan Anda? Siapakah yang Anda salahkan?" Jawabannya diluar dugaan, "Sayalah yang bersalah dan benar-benar patut dihukum." Mendengar jawaban itu, kaisar pun langsung membebaskannya.

Berani mengakui bahwa kita salah itu sangat jauh lebih berat daripada saat kita menuding kesalahan orang lain. Beberapa waktu lalu saya sempat bertengkar dengan seorang teman perempuan yang sangat kritikal kepada saya. Waktu itu saya membonceng motor seorang teman dengan tidak memakai helm karena memang tidak ada helm. Jarak yang di tempuh pun sangat dekat yaitu kurang dari lima ratus meter, setelah itu saya jalan kaki. Saya melakukan itu karena ingin meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan teman di sebuah mall. Teman perempuan yang kritikal ini langsung mengutip ayat yang berkata barangsiapa tidak setia dalam perkara kecil, ia tidak setia juga dalam perkara besar. Ia pun menuding profesi saya sebagai penulis menjadi batu sandungan buat orang lain. Saya akui memang saya bersalah waktu itu, namun yang tidak saya suka, dia pun tidak sadar bahwa dalam perkara kecil saja dia kerap melakukan kesalahan seperti saya. Beberapa kali tanpa sadar dia juga tidak memakai helm saat berpergian jarak dekat. Sangat mudah menuding kesalahan orang lain, namun saat orang lain balik menuding kesalahan kita, siapkah kita mengakuinya atau kita membela diri mati-matian dan balik menuding?

Berani mengakui kesalahan diri sendiri sangat jauh lebih perwira daripada kita menuding kesalahan orang lain untuk membenarkan kesalahan diri sendiri. Mengapa Tuhan Yesus memilih Petrus menjadi penjala manusia, padahal waktu itu banyak ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang lebih hapal firman Tuhan? Karena Petrus dengan jujur mengakui bahwa dia orang berdosa sedangkan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengeraskan hati dan ujung-ujungnya membunuh Yesus. Pintu maaf dan pengampunan hanya akan terbuka kalau kita mau mengakui kesalahan dan dosa kita, bukannya merasa diri sendiri yang paling benar dan suci. Tuhan tak bisa memulihkan keadaan kita kalau kita menyangkal keadaan kita bermasalah. Tuhan tak bisa menyembuhkan kita, kalau kita berkata aku taka pa-apa. Tuhan tak bisa memberikan pengampunan kalau kita tak mau mengaku dosa. Mari kita belajar berani mengakui kesalahan dan mau terbuka dengan keadaan diri kita sesungguhnya. • Richard T.G.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar