Website counter

Jumat, 22 Oktober 2010

Historimaker

Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Lukas 22 : 19

Bacaan : Lukas 22 : 14 – 23

Kota Kalkuta, India, setiap tanggal 16 Agustus, akan mengenang seorang biarawati berbadan kecil. Almarhum Agnes Gonxha Bojaxhiu. Ibu Teresa, demikian panggilannya. Lahir pada 26 Agustus 1910 di Uskub, Kerajaan Ottoman, dan kini Skopje, ibu kota Macedonia. "Malaikat Belas Kasih", seorang peraih hadiah Nobel perdamaian 1979 yang lahir dari keluarga etnis Albania. Hari ulang tahunnya di rayakan di Kalkuta, New Dehli, Eropa Timur, dan bahkan Times Square, Kota New York, di mana papan-papan reklame raksasa akan bercahaya warna biru dan putih – warna jubah biarawati yang dipakai ordo Misionaris Cinta Kasih yang beliau dirikan. Doa kenangan khusus akan di bacakan di Kalkuta. Perusahaan Kereta Api India meluncurkan sebuah "Kereta Api Ekspres Ibu Teresa" baru dengan gerbong dicat biru. Kota itu juga meresmikan sebuah festival film Ibu Teresa dengan film-film dokumenter yang mengisahkan hidup dan karyanya.

Seperti apa kamu ingin dikenang dunia? Hidup kita di dunia ini sangat singkat, namun apa yang sudah kita lakukan selama hidup di dunia? Apakah kita isi hidup kita dengan memikirkan kepentingan diri sendiri, memikirkan pakaian dan tas model terkini apa yang bisa kita beli, memikirkan nanti malam mau hura-hura dimana, menggunakan kepandaian dan duit kita untuk memperkaya diri sendiri atau kita menggunakan hidup kita untuk menjadi garam dan terang dunia bagi orang lain? Ibu Teresa adalah teladan Murid Yesus masa kini yang patut kita contoh. Beliau bukan orang kaya, bukan pula kepala negara. Beliau hanya memiliki hati yang mau tulus mengasihi orang-orang papa dan terlantar di pinggir-pinggir jalan Kalkuta sehingga dunia sampai hari ini sangat menghormatinya walaupun beliau telah tiada sejak tahun 1997. Setiap bulan kita memperingati kematian Yesus karena ribuan tahun lalu Dia rela mati bagi kita semua. Tuhan Yesus tak ingin kita hanya mengingat kematian dan kebaikan-Nya, namun Tuhan juga ingin kita meneladani apa yang sudah Dia lakukan. Ibu Teresa sudah mengikuti teladan Yesus, sekarang giliran kamu untuk menjadi pembuat sejarah abad 21 yang memuliakan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama melalui kehidupan yang setiap hari kamu jalani. • Richard

Tidak ada komentar:

Posting Komentar