Website counter

Jumat, 01 Oktober 2010

Meniru yang Benar

Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Efesus 4 : 20

Bacaan : Efesus 4 : 17 – 32

Semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Kita boleh meniru orang lain yang kita anggap lebih baik untuk memperbaiki kelemahan kita. Siapapun dia. Entah dia bawahan kita, boss kita, pasangan kita, atau pendeta kita. Bahkan, kita pun seharusnya mengijinkan orang lain meniru apa yang kita lakukan kalau mereka menganggap kita lebih baik. Meniru adalah proses alami yang telah kita lakukan mulai sejak lahir sampai kita menutup mata selama-lamanya. Waktu kecil kita meniru tingkah laku orang tua, waktu mulai dewasa kita meniru orang-orang disekitar kita atau artis terkenal, saat kita beranjak tua kita meniru orang-orang yang kita hormati, dll.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, kita berhak meniru kebiasaan baik orang lain. Tetapi, kita pun hendaknya meniru karakter-karakter Tuhan. Alkitab dengan sangat jelas menulis banyak kebiasaan Tuhan Yesus. Yesus memiliki karakter mudah kasihan, berani menyuarakan kebenaran, pekerja keras, sabar, tegar, hormat kepada orang tua, jujur, dan bijaksana. Tak ada seorang pun bisa membantah fakta yang tertulis dan terjadi dalam Alkitab, namun sudahkah hidup kita meneladani Kristus? Apakah dalam pekerjaan, kita sudah menjadi pekerja keras yang tak pernah mengeluh seberat apapun pekerjaan kita? Apakah sebagai anak, kita taat akan nasehat orang tua walaupun kadang nasehat itu sudah tidak relevan lagi? Apakah sebagai orang tua, kita sabar mendidik anak? Apakah saat menghadapi tekanan kita mampu selalu bersabar atau kerap meledak-ledak?

Meniru sesuatu yang baik memang tidak mudah, butuh waktu lama untuk memiliki satu habbit yang baik, namun efeknya sangat besar. Katakanlah kita memiliki karakter jujur. Orang akan memandang dengan hormat diri kita dan percaya saat berbisnis dengan kita karena kejujuran kita dalam berkata dan bekerja. Meniru adalah salah satu cara untuk menjadi semakin lebih baik. Tirulah Tuhan kita agar hidup kita menjadi garam dan terang dunia, dan orang-orang disekitar kita melihat karakter Kristus dalam setiap tindakan kita. • Richard T.G.R


* Tulisan ini dimuat di RHK Aletea – Senin, 18 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar