Website counter

Minggu, 30 Juni 2013

Jangan Khianati Kepercayaan

Baca : Kejadian 29 : 1 – 30
Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?" (Kejadian 29:25)

Banyak orang berkata bahwa korban kejahatan yang paling empuk dan mudah adalah mereka yang paling dekat dengan penjahat. Ya, saat seseorang sudah terelasi begitu dekat, ia biasanya menjadi percaya dan tidak waspada lagi. Di situlah peluang kejahatan terbuka. Oleh karena itu polisi biasanya menyidik satu perkara kejahatan mulai dari orang terdekat. Beberapa waktu lalu media heboh memberitakan kisah seorang anak yang mengalami pelecehan seksual sehingga menderita penyakit kelamin. Anak itu tetap menutup rapat siapa pelakunya sampai akhirnya meninggal dunia. Polisi tak tinggal diam dan mengusut perkara ini, ternyata pelakunya bapak kandungnya sendiri.

Yakub pun menjadi korban kelicikan Laban yang notabene pamannya sendiri. Demi menghindari pertumpahan darah karena dendam kakaknya, Ishak menyetujui permintaan Ribka untuk menyuruh Yakub pergi ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah Ribka, dan mengambil istri salah satu anak Laban. Yakub setuju dan pergi. Laban menerima Yakub dengan baik dan memberikan pekerjaan yang cocok, gembala domba. Karena disambut baik dan Laban menyetujui permintaan Yakub untuk menjadikan Rahel istrinya, Yakub percaya saja ucapan Laban. Tapi nyatanya Yakub ditipu. Sebagai orang Kristen, jangan pernah mencontoh sikap Laban. Mungkin orang yang sangat mempercayai kita memiliki latar belakang yang kelam sehingga pantas kita tipu atau ″dikerjain″, namun jangan pernah mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan kepada kita. Kita sendiri tentu merasa sakit hati kalau dikhianati orang-orang terdekat, jangan lakukan hal ini kepada siapapun.

Kalau saat ini kita diberi kepercayaan oleh pasangan, anak, atasan, rekan kerja, saudara seiman, jagalah baik-baik kepercayaan itu. Amsal 3:29 berkata : Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Jadilah orang yang dapat dipercaya dan menjaga kepercayaan karena itu salah satu tanda Anda menjadi garam dan terang dunia. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Motivator – Jumat, 14 Juni 2013
Pertanyaan    : Bagaimana sikap kita saat menerima kepercayaan orang lain?
Aplikasi          : Jangan pernah mengkhianati kepercayaan yang telah kita terima.
Doa                 : Tuhan, ajar kami menjaga baik-baik kepercayaan yang kami terima. Amin.

Sulit atau Tidak Mudah

Bacaan : Bilangan 13 : 1 – 33
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13 : 30)

Apa perbedaan kata ″sulit″ dan ″tidak mudah″? Kalau sama saja di mana kesamaannya? Kalau beda, di mana perbedaannya? Sulit dan tidak mudah sebetulnya memiliki arti yang sama, yang membedakan adalah fokusnya. Kalau kita berkata sulit kepada suatu hal, kita lebih berfokus kepada aneka kesusahannya, bukan berfokus pada usaha kita untuk menyelesaikannya. Alhasil kita tak mau berusaha dan menyerah sebelum mencoba. Namun kalau kita berkata tidak mudah, kita mau berusaha lebih dahulu dan mengupayakan berbagai cara walaupun harus mengalami berbagai kesulitan lebih dahulu. Nah, kata apa yang biasa kita ucapkan, sulit atau tidak mudah?

Fokus kita setiap hari sangat menentukan hasil yang kita raih. Fokus Yosua dan Kaleb membuat mereka tetap hidup dan berjuang mendapatkan tanah Kanaan. Fokus sepuluh pengintai lainnya membuat mereka tak mau berusaha dan mati, padahal mereka sudah melihat sendiri betapa suburnya tanah Kanaan. Kedua belas pengintai maju bersama-sama, menjelajahi tanah Kanaan bersama-sama, mereka semua pun adalah pemimpin, namun ada yang berhasil dan ada yang tidak ditentukan oleh fokus mereka masing-masing. Sehingga kalau kita saat ini merasa tidak diberkati sedangkan rekan kita diberkati, coba kita lihat fokus kita selama ini. Bukan salah keadaan, bukan salah rekan-rekan, bukan salah Tuhan, namun sering kali kesalahan terletak pada diri kita sendiri yang salah dalam memandang sesuatu. Kita lebih fokus pada kesulitannya dan tak mau mencoba, sehingga Tuhan tak bisa berkati kita. Sedangkan orang yang mau bersusah payah menuai hasil.

″Sulit″ dan ″tidak bisa″, kedua kata ini terkesan sederhana dan sering kali kita ucapkan, namun memberikan dampak yang besar. Oleh karena itu, biasakan menghindari mengucapkan kata ″sulit″ saat kita ditantang melakukan sesuatu. Coba lebih dahulu dan fokus kepada solusi, maka hal sesulit apapun pasti mampu kita selesaikan. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Motivator – Kamis, 27 Juni 2013
Pertanyaan    : Kata apa yang sering kita ucapkan, sulit atau tidak mudah?
Aplikasi          : Biasakan menghindari kata “sulit”.
Doa                 : Tuhan, ajar kami memiliki fokus yang benar. Amin.

Belajar dari Masalah

Baca : Yohanes 21 : 15 – 19
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." (Yohanes 21 : 19)

Tanggal 8 September 1900 angin badai melanda Galveston, Texas, Amerika Serikat. Angin yang diperkirakan berkecepatan lebih dari 225 km/jam dan gelombang setinggi 4 meter menerjang daratan. Akibatnya lebih dari 6.000 orang tewas dan lebih dari 3.600 rumah rusak. Setelah bencana, penduduk Galveston membuat perubahan radikal. Mereka membangun dinding laut setinggi 5 meter dan sepanjang 4,8 km untuk melindungi wilayah mereka. Dengan rekayasa pegunungan pasir dan tanah, mereka juga menaikkan ketinggian seluruh kota beberapa meter. Sehingga, ketika badai dengan kekuatan yang sama melanda daratan itu beberapa tahun kemudian, hanya sedikit kerusakan yang terjadi.

Kalau saat ini Tuhan izinkan badai memporak-porandakan hidup Anda, apa yang Anda belajar dari kerusakan itu? Apakah Anda menyalahkan keadaan dan tetap tidak mau memperbaiki diri? Atau Anda belajar dari kerusakan itu dan memperbaiki diri serta meningkatkan kualitas diri agar kelak saat badai yang sama terjadi Anda tetap berdiri teguh? Pilihan kita dalam merespon kerusakan yang terjadi sangat menentukan apakah kita akan tetap berdiri teguh atau jatuh berulang kali untuk masalah yang sama. Petrus sengaja Tuhan berikan pertanyaan yang sama sampai tiga kali untuk meneguhkan imannya. Beberapa waktu sebelumnya Petrus baru saja mengalami badai yang membuatnya sangat terpukul yaitu ia mengingkari janjinya untuk tetap setia kepada Tuhan sampai tiga kali. Yesus sangat mengerti perasaan Petrus sehingga Ia kuatkan dia dan berikan kepercayaan lagi. Petrus mau belajar dari badai yang baru saja ia alami. Petrus tetap setia dan tidak mengingkari imannya. Bersyukurnya, Yesus masih memberi kesempatan dan kepercayaan kepada Petrus.

Belajarlah dari badai yang sebelumnya Anda alami dan lakukan perubahan positif, maka Anda akan semakin kuat dan tidak akan jatuh tergeletak saat dihantam badai yang sama. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Motivator – Rabu, 26 Juni  2013
Pertanyaan    : Apakah saya mau belajar dari kesalahan?
Aplikasi          : Belajarlah dari “badai” sebelumnya yang kita alami.
Doa                 : Tuhan, ajar kami mau belajar dari kesalahan-kesalahan kami. Amin.

Seperti Trenggiling

Baca : Mazmur 57 : 1 – 12
Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi! (Mazmur 57 : 6)

Kamu kenal trenggiling? Kalau diperhatikan baik-baik, trenggiling itu keren lho. Kepalanya berbentuk kerucut, moncongnya lancip dan kecil. Tapi di dalamnya tidak ada giginya sama sekali. Meski begitu, ia punya lidah yang bisa dijulurkan sejauh 25 cm, yang berguna untuk menangkap semut. Selain itu, Tuhan memberikan sisik-sisik sekeras baja di hampir seluruh tubuh trenggiling. Kalau musuh trenggiling semacam anjing hutan atau macan loreng menyerang, ia tinggal menggulung tubuhnya seperti bola. Kalau sudah begini percuma saja mereka menyerang karena ia tidak mempan gigitan. Setelah musuhnya kabur meninggalkannya, barulah ia kembali ke bentuk semula dan melakukan aktifitasnya dengan tenang.

Jagoan Kristus, Tuhan menciptakan setiap mahluk dengan bentuk tubuh yang unik. Sekalipun ada beberapa mahluk yang punya kelemahan, namun di sisi lain Tuhan memberikan mereka kelebihan. Contohnya si trenggiling itu. Meski ompong ia punya lidah yang panjang dan tubuh sekeras baja. Oleh karena itu, jangan minder kalau kamu tidak punya kelebihan yang dimiliki orang lain sebab kamu pasti punya kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Daud adalah raja yang dipilih oleh Tuhan untuk mengantikan Saul. Saat diburu-buru Saul dan pasukannya, secara fisik sebetulnya Daud tak sanggup melawan. Namun Daud selalu selamat karena ia mengandalkan Allah yang maha hebat dan tak pernah mau berniat jahat kepada Saul walaupun ada dua kali kesempatan untuk melakukannya. Daud lari hanya untuk melindungi diri.

Jagoan Kristus, apapun kelebihan yang kamu punya saat ini, jangan pernah sombong dan gunakan kelebihan itu untuk mencelakakan orang lain. Jika kamu melihat ada temanmu yang memiliki kelemahan, jangan hina dia karena pasti dia memiliki beberapa kelebihan yang tidak kamu miliki. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Junior – Selasa, 18 Juni 2013
Pertanyaan    : Apakah saya suka menyombongkan diri?
Aplikasi          : Jangan sombong.
Doa                 : Tuhan, ajar kami untuk selalu rendah hati. Amin.

Jarak bukan Masalah

Baca : Kejadian 29 : 1 – 30
Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. (Kejadian 29 : 20)

Seminggu yang lalu salah satu sepupu perempuan saya menikah dan dapat pasangan orang Sumatra, tepatnya dari kota Bandar Lampung. Sepupu saya asli Semarang, sedangkan pasangannya asli Bandar Lampung. Mereka saling kenal karena sama-sama kuliah di Surabaya. Waktu saya tanya kepada suaminya, apa nggak cape waktu pacaran setelah kuliah dia harus bolak-balik dari Sumatra ke Jawa, dia berkata nggak masalah. Sepupu saya kerja di Semarang, sedangkan ia memiliki usaha di Lampung. Setiap dua minggu sekali ia naik pesawat ke Semarang untuk kencan, lalu besoknya berangkat lagi. Butuh ongkos dan waktu, namun ia menganggap tidak masalah karena cinta. Terbukti pengorbanannya tak sia-sia dan ia tak pernah merasa rugi karena cinta.

Girls, cinta bisa membuat hal yang sulit terasa mudah, hal yang berat terasa ringan, hal yang mustahil menjadi mungkin, hal yang lama terasa sebentar, oleh karena itu kerjakan segala sesuatu dengan cinta. Jika saat ini kamu mulai beban bekerja, mulai beban mengasihi sanak keluarga, atau mulai beban mengasihi Tuhan dan melayani Dia, coba diam sejenak dan renungkan hal-hal apa yang membuatmu kehilangan cinta? Tanpa cinta, hal seringan apapun akan terasa berat, sehingga coba temukan rasa cintamu yang hilang. Yakub bisa tetap semangat kerja 14 tahun meski kerja jadi gembala itu nggak gampang dan penuh tantangan, karena ia ngerti upah yang ia terima adalah Rachel, orang yang dicintainya. Meski ia sempat kecewa karena ditipu Laban setelah tujuh tahun kerja, Yakub nggak ngambek dan mau kerja tujuh tahun lagi karena cinta sama Rachel. Yuk kita tiru teladan Yakub yang nggak ngambek atau lesu karena apa yang kita kejar selama ini tak kunjung jadi kenyataan.

Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan saat ini dengan cinta, sehingga nggak bakalan ada keluhan keluar dari mulut. Jangan pernah biarkan cinta kita kepada Tuhan dan orang-orang sekeliling kita padam karena kita lebih mencintai diri sendiri. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Jumat, 14 Juni 2013
Pertanyaan    : Apakah saya mengerjakan berbagai kegiatan dengan cinta?
Aplikasi          : Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan dengan cinta.
Doa                 : Tuhan, ajar kami mencintai pekerjaan yang Engkau berikan. Amin.