Website counter

Jumat, 31 Mei 2013

Bukan Segalanya

Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.″ (Kisah Para Rasul 4 : 13)

Profesional, Los Angeles Times pernah memuat satu artikel berjudul ″obsesi pada ‘nilai bagus’ dapat menjadi penyakit berbahaya bagi para murid″. Tulisan ini merupakan hasil penelitian Dr. Philip Price yang mengamati keterkaitan antara prestasi sekolah dengan keberhasilan saat bekerja. Kesimpulannya, ″Hampir tidak ada hubungannya antara nilai yang dicapai seorang siswa di sekolah kedokteran dengan kompentensi serta keberhasilannya saat mulai praktik sebagai dokter.″

Kadang kita dibuat heran dengan kenyataan yang ada di dunia ini. Yang pintar di sekolah, belum tentu semuanya pasti sukses, ada juga yang hidupnya yang biasa-biasa saja. Sebaliknya, ada juga yang bodohnya minta ampun di sekolah, namun ada sebagian yang justru sukses dalam pekerjaannya. Dari kenyataan ini, kita bisa belajar bahwa gelar akademik bukan segala-galanya. Gelar memang penting, namun jauh lebih penting pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Para rasul secara akademik nol, namun mereka bisa membuat banyak orang menjadi percaya dan Mahkamah Agama heran karena mereka belajar dari kehidupan sehari-hari Gurunya. Mereka pun punya Roh Kudus yang memampukan mereka melakukan hal-hal yang mustahil.

Profesional, pembelajaran paling efektif adalah di kehidupan sehari-hari, bukan hanya di bangku sekolah. Tidak perlu minder kalau Anda tidak kuliah, Anda bisa belajar langsung dari kehidupan dan bertumbuh dalam hal-hal yang Anda pelajari. Belajar tidak mengenal usia dan waktu, sehingga semangatlah belajar dari siapapun, sehingga kita tahu dan bisa mempraktekkan banyak hal yang membuat kita semakin maju. Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Profesional – Jumat, 17 Mei 2013
Pertanyaan    : Apakah saya selalu belajar?
Aplikasi          : Giat belajar.
Doa                 : Tuhan, terima kasih karena Engkau selalu memberikan kami kesempatan untuk selalu belajar.

Pengalaman Pribadi

Baca : Ayub 42 : 1 – 6
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. (Ayub 42 : 5)

Seberapa kuat seseorang dapat mengingat sesuatu? Fakta berbicara bahwa rata-rata orang bisa mengingat sekitar : 10% saja dari apa yang ia baca. 20% saja dari apa yang dia dengar. 50% saja dari apa yang pernah didengar dan dilihatnya sendiri. 90% dari apa yang dialaminya sendiri. Pengalaman pribadi jauh lebih membekas daripada pengalaman orang lain yang kita dengar di radio, lihat di TV, atau baca di buku. Kita pun tentu masih ingat kejadian-kejadian tertentu di masa lalu yang sangat mengubah kehidupan kita.

Kisah Ayub menjadi inspirasi bagi banyak orang karena menceritakan pengalamannya berjumpa dengan Tuhan yang begitu dalam. Ayub kehilangan seluruh harta bendanya, kehilangan semua anaknya, dan terakhir kehilangan kesehatannya. Ayub yang harus kehilangan segala-galanya kini mengerti mengapa Tuhan melakukan hal itu pada dirinya. Ayub akhirnya menyesal dan mencabut perkataannya. Setelah itu Tuhan memberkati hidup Ayub dua kali lipat daripada keadaan dia sebelumnya. Kita sangat semangat kalau membaca kisah Ayub, namun maukah kita juga mengalami apa yang dialami Ayub? Maukah kita membiarkan Tuhan memproses kita sama sakitnya seperti yang Ayub rasakan agar rohani kita bertumbuh dan makin kenal Tuhan? Kita ingin merasakan sendiri bagaimana Tuhan bekerja melalui hidup kita. Namun, jarang ada orang yang mau. Sebagian orang inginnya hidup nyaman, dijauhkan dari penyakit berat, usaha jangan bangkrut, jangan sampai dipecat bos, keuangan oke, pelayanan oke, dan aneka hal baik lainnya.

Jika saat ini Tuhan ijinkan kita alami masalah berat seperti Ayub, tetaplah tabah dan tidak berpikir negatif pada Tuhan. Tuhan ijinkan kita alami penderitaan pasti dengan tujuan yang baik. Kelak saat kita dipulihkan, kondisi rohani kita jauh lebih kuat dan tahan uji. Kita mampu berbagi pengalaman hidup kita dan menguatkan saudara-saudara kita yang ditimpa kesusahan. Kita bisa dengan mudah tahu kebutuhan seseorang dalam hal tertentu karena kita pernah mengalaminya. Tuhan sedang bekerja secara pribadi dalam hidup kita, tetaplah semangat dan bersukacita. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Pagi – Jumat, 24 Mei 2013
Pertanyaan    : Apakah saya orang yang tabah.
Aplikasi          : Tetap berpikir positif saat ditimpa musibah.
Doa                 : Tuhan, ajar saya selalu berpikir positif tentang-Mu. Amin.

Gara2 BB

Baca : Lukas 16 : 10 – 12
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. (Lukas 16 : 10)

Aku punya teman bernama Angga yang selalu dijauhi teman-temannya. Sebetulnya Angga anak baik-baik, dan perilakunya pun sopan, namun ia memiliki masalah dengan bau badannya (BB) terutama bau ketiaknya. Beberapa kawan termasuk aku pernah nasehati dia untuk perhatikan kebersihan badan dan pakaiannya. Kami nasehati untuk always pake deodorant agar badannya wangi dan kami yang berdekatan dengannya nyaman. Pernah kami berikan kado ultah deodorant agar ia nyadar akan masalahnya. But, ia nggak konsisten untuk pake deodorant. Kadang BB-nya wangi, namun kadang BB-nya ″luar biasa″ sehingga kami menjauh. Ketidaksetiannya dalam perkara yang terkesan remeh, memakai deodorant, membuatnya dikucilkan oleh beberapa rekan.

Guys, kisah Angga adalah satu contoh gimana perkara kecil pengaruhi perkara besar. Klo kamu nggak setia untuk perkara yang terkesan remeh temeh seperti jaga kebersihan badan, caramu berpakaian, caramu makan, caramu mengantri, atau disiplinmu masuk sekolah, dalam perkara besar pun kamu pasti bermasalah. FirTu dengan jelas nulis kalau kita nggak setia pada mammon yang nggak jujur, gimana caranya ada orang mau mempercayakan hartanya pada kita. Penjelasan mudahnya gini, kalau kamu sama orang dunia (yang kebanyakan nggak jujur) nggak bisa berlaku jujur, gimana bisa Tuhan akan percayakan berkat yang lebih besar buat kamu? Kamu minta Tuhan disiplin kasih yang terbaik buat kamu, tapi kamu sendiri datang gereja kadang telat, kolekte jarang-jarang, saat pendeta khotbah kamu malah sms-an or bbm-an, apakah itu pantas? Kalau untuk tiap bulan menabung seratus ribu aja berat padahal kamu sebetulnya mampu, gimana Tuhan bisa tambahkan berkat-berkat yang lain?

Jangan pernah remehkan perkara kecil karena itulah fondasi kita bisa berhasil dalam berbagai perkara besar. Yuk, kita setia melakukan aneka perkara kecil yang Tuhan percayakan pada kita saat ini. Setialah senantiasa, maka Tuhan di waktu yang tepat akan memberikan padamu satu perkara besar, dengan upah yang besar pula.  Mumpung masih muda, latih diri untuk setia dalam berbagai perkara kecil yang bermanfaat. Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Anak Muda – Rabu, 8 Mei 2013
Pertanyaan    : Apakah saya setia dalam perkara kecil?
Aplikasi          : Jangan pernah meremehkan perkara kecil.
Doa                 : Tuhan, ajar kami setia dalam berbagai perkara. Amin.

Bersahabat dengan Perubahan

Baca : Matius 8 : 23 – 27
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. (Matius 8 : 24)

Saya bekerja di bagian administrasi sebuah dealer sepeda motor. Dalam keseharian saya bekerja, selalu ada perubahan yang terjadi dalam tugas yang saya kerjakan. Perubahan itu misalnya kadang harga-harga sepeda motor mengalami perubahan karena kondisi pasar yang naik turun. Motor yang harganya semula 16 juta bisa naik 17 juta, atau bahkan turun 15 juta, sehingga perhitungan bunga pun berbeda. Perubahan yang lain misalnya ada salah satu rekan yang cuti melahirkan, dan saya mendapat tugas mengantikannya. Pernah pula ada rekan yang mengundurkan diri dan masuk rekan baru, saya harus memulai satu hubungan kerja sama yang baru dengannya dan bersahabat dengannya.

Sobat Muda, perubahan akan selalu ada dalam berbagai sisi kehidupan kita, sehingga nggak perlu takut atau benci dengan perubahan. Murid-murid Yesus pernah ketakutan saat danau yang tenang dan membuat Yesus tertidur pulas di atas perahu tiba-tiba berubah menjadi liar karena angin ribut. Mereka berusaha sekuat tenaga bertahan karena sebagian adalah nelayan, namun gagal sehingga mereka pikir akan mati ditelan gelombang. Yesus pun akhirnya bangun, menegur mereka, dan meredakan angin itu. Secara tersirat peristiwa ini mengajar kita semua agar jangan pernah takut dengan perubahan yang kita tahu pasti terjadi atau tiba-tiba terjadi tanpa kita duga karena Tuhan selalu menyertai. Tuhan memang biarkan kita susah atau harus berjuang saat perubahan atau situasi sulit itu datang, namun Tuhan tak akan pernah biarkan kita dibinasakan oleh perubahan itu. Justru melalui berbagai perubahan yang datang silih berganti, Tuhan ingin kita semakin menggenal Dia dan berjuang dengan sungguh-sungguh saat bergumul dengan perubahan.

Apapun perubahan yang terjadi dalam hidupmu saat ini, tetaplah kuat dan percaya Tuhan selalu besertamu. Badai masalah dan kesusahan boleh membuatmu harus berjuang sekuat tenaga agar bisa bertahan, namun jangan pernah menganggap Tuhan tak pernah turut campur dalam hidupmu. Bersama Tuhan, kamu akan selalu mampu menghadapi perubahan dan bertumbuh semakin lebih berkualitas baik secara jasmani maupun rohani. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Anak Muda – Jumat, 3 Mei 2013
Pertanyaan    : Apakah saya bersahabat dengan perubahan?
Aplikasi          : Kenalilah Tuhan lebih dalam.
Doa                 : Tuhan, ajar kami semakin mengenal-Mu. Amin.

Rahasia Tidur Nyenyak

Baca : Mazmur 4 : 1 – 9
Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman. (Mazmur 4 : 9)

Romo Mangunwijaya dalam buku berjudul RAGAWIDYA (Religiositas Hal-Hal Sehari-hari) mengungkapkan sisi-sisi spiritualitas dari kegiatan tidur. Menurutnya, tidur merupakan sumber iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Ia menulis: Manusia yang tertidur lelap tanpa rasa khawatir adalah manusia yang kaya akan anugerah. Sebab dalam tidur, kita sungguh sudah tak kuasa lagi atas diri kita. Tidur merupakan sikap penyerahan total pada segala apa pun yang dapat berbuat macam apa pun terhadap kita. Oleh karena itu, manusia yang tidur, secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar, sudah menyatakan kepercayaannya kepada semesta alam dan sesama manusia. Dalam keadaan tidur, kita tidak lagi melihat, tapi dilihat. Tidak lagi mendengar, tapi didengar. Tidak lagi menghidupi tapi dihidupi.

Sahabat ReMa, jika selama ini kita mengalami kesulitan saat tidur, rahasia sederhana untuk kita bisa tidur nyenyak adalah bersyukur atas segala anugerah Tuhan dan menyerahkan diri dalam genggaman tangan kasih-Nya. Daud mampu beristirahat dengan nyenyak sekalipun dalam kesesakan karena dia meminta kelegaan pada Tuhan. Daud yang pernah mengalami masa-masa sulit saat menjadi buronan Saul, dikhianati anak kandungnya sendiri, maupun menjadi raja sebuah bangsa yang tegak tengkuk, ternyata tetap mampu beristirahat karena dia berserah kepada Tuhan. Setiap kita pasti punya masalah dan kadang masalah yang timbul begitu berat sehingga kita sakit kepala dan tidak bisa langsung mengambil keputusan, namun bukan berarti kita lalu membawa masalah itu ke pembaringan. Jangan rusak tubuh kita dengan tidak mampu tegas pada diri sendiri untuk memutuskan waktunya tidur adalah tidur, dan waktunya berpikir adalah berpikir.

Setiap masalah dan kesulitan pasti ada solusinya, sehingga mari kita menenangkan pikiran sebelum tidur. Tuhan akan selalu menjaga kita sehingga kita tetap aman dalam situasi terburuk sekalipun. Katakanlah kita tetap ditimpa hal yang terburuk, Tuhan pasti punya rencana yang indah dibalik keburukan itu. Kuasailah pikiran Anda, maka Anda bisa gunakan waktu istirahat malam ini dengan maksimal dan diselimuti rasa aman. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Malam – Selasa, 21 Mei 2013
Pertanyaan    : Apakah saya selalu tidur nyenyak?
Aplikasi          : Menenangkan pikiran sebelum tidur.
Doa                 : Tuhan, ajar kami mampu menguasai pikiran kami. Amin.