Website counter

Jumat, 01 Oktober 2010

Hati yang Lapang

Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Lukas 13 : 13

Bacaan : Lukas 13 : 10 – 17

Suatu hari di sebuah stasiun kereta api di salah satu Negara Bagian Amerika Serikat, ada seorang ibu tua yang bekerja sebagai pembersih sampah. Ibu ini sudah bertahun-tahun mengabdikan hidupnya menjadi pembersih sampah di stasiun itu. Namun malang, hari ini penyakit rematiknya kumat sehingga ia tak mampu mengangkat tempat sampah yang ada. Dengan memelas, dia meminta bantuan kepada seorang lelaki tinggi besar yang lewat, untuk menolongnya. Namun dengan kasar lelaki itu membentak dan berkata bahwa tak pantas wanita tua itu meminta bantuannya. Dengan sombong dia berkata bahwa dirinya adalah seorang kolonel yang menjadi orang kepercayaan George Washington (presiden pertama Amerika). Dengan sedih wanita ini pun pergi dan meminta bantuan orang-oran yang lain, namun mereka juga tak mau peduli. Akhirnya dia meminta tolong seorang pria berpenampilan sederhana yang baru saja turun dari sebuah kereta api. Dengan cepat, pria sederhana itu menolong mengangkat satu demi satu tong sampah yang ada ke dalam kereta sampah. Kagum dengan sikap pria ini, wanita tua itu mengucapkan terima kasih dan bertanya siapakah dia. Dengan rendah hati pria ini menjawab bahwa sudah kewajibannya menolong sesama. Tak puas dengan jawaban pria itu, wanita tua itu terus mendesak sampai akhirnya pria itu mau berterus terang. Akhirnya pria ini berkata dirinya adalah George Washington, atasan kolonel yang sombong tadi.

Kisah yang sangat menusuk hati saya, ketika mendengar kisah ini di Radio SmartFM. Seringkali tanpa kita sadari, hati kita menjadi sempit ketika Tuhan mengangkat posisi kita semakin tinggi. Saya percaya hari ini sebagian pembaca Spirit adalah orang-orang besar yang memiliki jabatan tinggi seperti Direktur, Owner suatu perusahaan, pejabat, wakil rakyat, atau mempunyai pangkat tinggi di militer. Karena pangkat dan kedudukan, kadang kita bersikap seperti kolonel yang tidak peka akan kesusahan orang-orang di bawah kita. Sebagai orang Kristen, setinggi apapun Tuhan mengangkat kita dan memberikan posisi penting, tetaplah menjadi pribadi yang rendah hati dan sigap menolong siapapun yang membutuhkan bantuan. Yesus sepanjang hidup-Nya selalu sigap menolong siapapun. Sebagai murid-murid-Nya mari kita meneladani Yesus dan memiliki hati yang lapang sehingga tidak gengsi menolong siapapun. • Richard T.G.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar