Website counter

Jumat, 28 Desember 2012

Berani Mengaku Dosa

Baca : Yakobus 5 : 12 – 20
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5 : 16)

Bila kita sakit dan tak kunjung sembuh, apa yang akan kita lakukan? Pergi ke dokter. Betul. Misalkan kita sakit perut dan tak kunjung sembuh. Saat dokter memeriksa kita dan menanyakan apa saja yang kita rasakan, tentu kita akan mengatakan berbagai keluhan seputar perut kita. Mungkin kita mual dan makanan yang dimakan selalu dimuntahkan. Tidak mungkin kan kita berkata seputar masalah mata. Butuh kejujuran dan keterbukaan kepada dokter agar dia bisa mampu memberikan diagnosi dan obat yang tepat. Setelah diperiksa dan kita mematuhi apa yang dokter suruh, besar kemungkinan kita akan sembuh. Namun kalau kita tidak patuh, jangan harap penyakit kita akan sembuh.

Girls, tak ada seorang pun di bumi ini yang bebas dari dosa. Sadar atau nggak sadar, kita selalu buat dosa tiap hari. Kita bisa jatuh dalam dosa kebohongan, pikiran cabul, iri hati, serakah, dan lain-lain. Ada dosa-dosa tertentu yang terus berulang, namun kita tak tahu bagaimana cara kita terbebas dari dosa itu. Kalau hari ini kita terikat dosa tertentu dan tidak tahu bagaimana caranya terbebas, FirTu udah berikan jalan keluarnya. Beranilah mengaku dosa kepada orang yang dapat kamu percaya dan rohani. Kalau kamu pendam sendiri satu dosa yang mengikatmu, kamu memang tetap akan diampuni oleh Tuhan. Namun kamu nggak akan sembuh. Jangan takut ngaku dosa kepada seseorang, karena itu justru menunjukkan kamu mau disembuhkan. Kamu membawa dosa itu kepada terang sehingga dosa itu kelak tidak mampu mengikatmu lagi. Kamu akan dibantu oleh saudara-saudari seiman sehingga bisa bebas.

Apapun dosa yang mengikatmu saat ini, jangan takut mengakuinya agar kamu mendapat kesembuhan. Hati Tuhan disenangkan saat kita tidak mau menutup-nutupi satu dosa yang berulangkali kita lakukan. Mau terbuka dan berterus terang pada saudara seiman adalah syarat mutlak kita bisa sembuh. Jangan takut melakukannya kalau kamu serius melawan dosa. Tidak ada manusia yang tak pernah buat dosa, sehingga jangan takut mengaku dosa. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Next – Rabu, 5 Desember 2012
Pertanyaan    : Apa dosa yang mengikat saya selama ini?
Aplikasi          : Jangan takut mengaku dosa.
Doa                 : Tuhan, bantu saya agar mau terbuka satu sama lain. Amin.

Tidak Dibatasi Logika

Baca : Matius 19 : 13 – 15
Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 19 : 14)

Saya memiliki keponakan yang masih balita. Suatu hari saat saya sedang asyik membaca, tiba-tiba ia mendatangi saya dan berkata ia menjadi Batman. Dengan gaya khas anak-anak, ia beraksi seperti Batman dengan memukul ke sana ke mari lalu melompat-lompat. Ujung-ujungnya ia jatuh dari tempat tidur dan menangis. Saya lalu menghampiri dan menenangkannya, selain itu saya meledeknya kalau Batman itu jatuh nggak nangis. Meski konyol, saya tak halangi keponakan saya berimajinasi dengan tokoh idolanya dan berusaha menirunya. Saya biarkan dia percaya bahwa dirinya bisa menjadi jagoan pembela kebenaran.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, saya yakin saat kecil kita percaya tokoh-tokoh komik di TV atau dongeng-dongeng yang dibacakan orangtua kita. namun setelah kita semakin dewasa, kita semakin tidak percaya karena kita tidak lagi berpikir tokoh komik dan cerita dongeng itu nyata karena sistem logika kita berkembang. Kalau pun saat ini kita masih suka menonton film perang atau super hero dan dibuat terkagum-kagum, ujung-ujungnya kita berkata ah semua itu hanya film. Gawatnya, kita pun makin skeptid dan tidak percaya akan mukjizat Tuhan. kita merasa mustahil Tuhan bisa membuat mukjizat di zaman serba modern ini. Namun sadarkah kita mukjizat-Nya terus bekerja sampai sekarang? Coba kita perhatikan pesawat terbang, mobil, internet, satelit, atau gadget yang makin canggih. Itulah mukjizat Tuhan. Seratus tahun silam, mustahil kita bisa berkomunikasi dengan orang yang jaraknya ribuan kilometer, terbang melintasi pulau-pulau, atau mengirim berita dalam hitungan detik. Sekarang semuanya mungkin dan biasa saja.

Tuhan mengajar kita untuk belajar dari anak kecil karena anak kecil percaya imajinasi mereka sangat mungkin menjadi kenyataan. Sebagai anak-Nya, mari kita tetap memiliki iman dan pengharapan. Jangan sampai logika kita menghilangkan pengharapan dan iman kita kepada-Nya. Jangan pernah matikan rasa percaya kita akan mukjizat Tuhan dengan logika kita yang serba terbatas. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Minggu, 23 Desember 2012
Pertanyaan    : Apakah logika menghalangi saya untuk percaya mukjizat Tuhan?
Aplikasi          : Jangan biarkan logika kita yang terbatas mematikan kepercayaan kita.
Doa                 : Tuhan, ajar kami untuk tidak membatasi mukjizat-Mu dengan logika kami yang terbatas. Amin.

Mendengar dan Menurut

Baca : II Raja-raja 5 : 1 – 19
Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. (II Raja-raja 5 : 14)

Seorang pendeta di sebuah desa meminta seorang jemaatnya untuk melayani sebagai bendahara gereja. Jemaat itu, yang mengelola tempat pengolahan gandum  terbesar di daerah tersebut, bersedia dengan 2 syarat: tidak ada laporan selama 1 tahun, dan tidak seorang pun mengajukan pertanyaan tentang keuangan selama tahun itu. Pendeta dan majelis gereja setuju. Di akhir tahun, Ia memberikan laporan. Ia telah melunasi hutang gereja sebesar $200.000, mendekor ulang gereja, mengirim $1.000 kepada misi-misi, dan menyimpan $5.000 di bank. Pendeta lalu bertanya bagaimana ia bisa melakukan hal ini. Jemaat ini lalu berkata bahwa mereka semua membawa gandum ke pengolahannya. Saat mereka berbisnis dengannya, ia menahan 10 persen dan memberikannya kepada gereja. Pendeta dan semua jemaat tidak menyadari, namun yang jelas jumlah keuangan gereja bertambah.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, jika kita mau mendengar dan menuruti apapun perintah Tuhan yang tertulis di Alkitab, Tuhan pasti akan berkati hidup kita dalam berbagai sisi. sering kali kita tidak mendapat berkat Tuhan padahal kita sudah bekerja keras maupun berdoa, karena kita tidak hidup seturut maunya Tuhan, namun hidup menurut keinginan diri sendiri seperti Naaman. Ada sebagian orang Kristen bersikap seperti Naaman yang berusaha mengatur Tuhan untuk melakukan begini dan begitu sesuai maunya (ayat 11). Mereka memang melakukan tindakan yang seolah-olah rohani, namun dalam hati mereka tak mau hidup seturut kebenaran firman Tuhan. Akibatnya mereka kecewa saat Tuhan memberikan sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yang mereka mau. Jika saat ini Tuhan memberikan jawaban atas permintaan kita yang tidak sesuai rancangan kita, mari tetap mau mendengar dan menurut. Naaman akhirnya sembuh saat mau mendengar nasihat para pegawainya dan menurut untuk terjun ke sungai Yordan.

Yakinlah, pekerjaan Tuhan yang dilakukan menurut cara Tuhan tak akan kekurangan. Jangan pernah mengeluhkan apa yang sudah Tuhan lakukan dalam hidup kita, namun tetap lakukan bagian kita yaitu hidup seturut kebenaran firman Tuhan. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Jumat, 21 Desember 2012
Pertanyaan    : Apakah saya suka mengeluh?
Aplikasi          : Lakukan yang menjadi bagian kita.
Doa                 : Tuhan, ajar kami untuk mau mendengar dan menuruti firman-Mu. Amin.

Bekicot

Baca : Lukas 8 : 26 – 39
"Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Orang itu pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya. (Lukas 8 : 39)

Kalau melihat bekicot yang kecil mungil dan jalannya lambat, mungkin kita bingung apa gunanya Tuhan ciptakan bekicot. Namun, bekicot banyak sekali gunanya lho. Bicara masalah makanan, bekicot bisa dijadikan keripik, sate, atau makanan lain yang rasanya enak. Bicara medis, lendir bekicot bisa dijadikan obat luka dan menghentikan pendarahan. Di Rusia, sebuah tempat pengolahan air memakai 6 bekicot raksasa dari Afrika yang dipasangkan alat-alat pemantau di tubuhnya untuk mendekteksi tingkat polusi air.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, keterbatasan fisik, talenta, atau kemampuan sering kita jadikan untuk tidak berani berkembang. Kita mengeluh saya kurang ini dan itu, padahal kita sebetulnya bisa melakukan satu hal yang hebat, satu hal yang tidak bisa dilakukan kebanyakan orang. Kita merasa minder karena tidak memiliki talenta yang dimiliki rata-rata orang. Tuhan pasti memberikan setiap orang talenta, sehingga setiap orang pasti bisa maksimal hidupnya. Mengapa Tuhan menolak orang Gerasa yang baru saja disembuhkannya dari keterikatan legion menjadi murid-Nya dan justru menyuruhnya pulang? Karena Yesus tahu kehadiran orang ini di kotanya jauh lebih berguna daripada ia mengikuti Yesus ke mana-mana. Orang-orang di kotanya mungkin mengenal dirinya sebagai mantan orang gila, namun mereka bisa melihat apa yang diperbuat Tuhan kepadanya. Orang ini patuh dan terbukti penilaian Yesus tak salah. Ia dengan giat mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.

Jangan sampai segala kelemahan kita membuat kita tidak mampu melihat kelebihan diri sendiri dan merasa tak berguna. Terus gali kemampuan yang ada sehingga kita bisa terus mengembangkan kemampuan yang ada. Seekor bekicot yang kecil bisa sangat berguna karena ada orang-orang yang mau menelitinya, kita pun pasti tahu kemampuan kita kalau mau terus mengembangkan diri sendiri. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Selasa, 18 Desember 2012
Pertanyaan    : Keterbatasan fisik seperti apa yang membatasi saya?
Aplikasi          : Terus gali kemampuan diri sendiri.
Doa                 : Tuhan, ajar kami untuk mau terus menggali dan mengembangkan kemampuan yang Engkau berikan. Amin.

Sikap yang Berbeda

Baca : Yakobus 2 : 1 – 13
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. (Yakobus 2 : 1)

Beberapa waktu lalu, seluruh anggota gereja kami termasuk saya mengikuti konferensi gereja pusat di Jakarta. Sesampainya di tempat tujuan kami diinapkan di satu hotel. Seorang teman yang kebetulan tinggal di Jakarta lalu mengajak saya jalan-jalan menggunakan mobil, karena kebetulan hari pertama masih bebas, saya menyanggupi. Di hari keempat, yaitu hari terakhir, teman saya kembali mengajak jalan-jalan, namun menggunakan sepeda motor karena siang hari dan jalanan macet. Saat kami ngobrol, dia bercerita bahwa dirinya mendapat perlakuan berbeda dari staff hotel saat menjemput saya di hotel. Ketika dia datang naik mobil, mulai dari security, office boy, sampai bagian lobby bersikap hormat padanya. Namun saat ia datang naik motor, ia diabaikan.

Pernahkah Anda mendapat perlakuan atau sikap yang berbeda dari seseorang atau instansi karena cara berpakaian dan kendaraan yang Anda pakai? Jangan sakit hati atau merasa Anda tak berharga karena itu hal yang umum terjadi. Sebagian orang lebih fokus melihat kemasan daripada isi. Sebagai murid Yesus, Tuhan tak mau kita bersikap seperti itu. Melalui Yakobus Tuhan secara khusus memberi perintah kepada kita untuk jangan memandang muka. Kalau kita memandang muka dalam memperlakukan seseorang, tanpa sadar kita sudah melanggar hukum yang terutama yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (ayat 8). Kalau kita sakit hati karena dipandang sebelah mata, dianggap tak ada, atau dinomorduakan karena penampilan kita sederhana dan pekerjaan kita kurang ″terpandang″, janganlah kita melakukan hal itu kepada orang lain. Siapapun orang yang kita temui, hormati dan perlakukan mereka dengan standar yang sama yaitu standar Yesus. Apa yang kita lakukan pada seseorang, itulah yang orang lain akan lakukan kepada kita.

Jangan memandang muka atau kemasan saat kita memperlakukan sesama, entah di gereja, di tempat kerja, atau dimanapun. Belas kasih kita kepada semua orang akan membuat kita menang atas penghakiman, dan jangan memandang muka. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Sabtu, 15 desember 2012
Pertanyaan    : Apakah saya memandang muka?
Aplikasi          : Perlakukan orang lain sama seperti kita ingin diperlakukan.
Doa                 : Ampuni kami Tuhan, karena tanpa sadar kami memandang muka dalam berbuat baik kepada sesama. Amin.