Website counter

Senin, 08 Februari 2010

Setia Kawan

By : Richard T.G.R



Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Amsal 17 : 17



Baca : I Samuel 20 : 1 – 43





Mendaki gunung adalah salah satu hobi saya di kala liburan. Satu kali ada peristiwa berkesan yang saya alami saat mendaki gunung. Kala itu kami sedang dalam perjalanan turun gunung dan cuaca sedang panas-panasnya karena waktu sudah pukul 11 siang. Kesialan tak bisa kami tolak karena mendadak salah seorang teman tergelincir dan nyaris jatuh ke jurang. Beruntung dia selamat karena sempat meraih ranting pepohonan, namun tasnya yang berisi air minum terakhir jatuh ke jurang. Perjalanan ke bawah masih 2 jam lamanya dan mata air terdekat masih harus di tempuh 1 jam lamanya. Waktu itu salah seorang sahabat berinisiatif turun terlebih dahulu secepat-secepatnya untuk mengambil air. Dengan cepat ia menuruni gunung dengan membawa botol-botol air minum kami yang kosong, sementara kami sendiri berjalan pelan-pelan karena lelah dan dehidrasi. Selang setengah jam kemudian, sahabat saya kembali naik gunung menemui kami yang kehausan dan nyaris pingsan dengan membawa air minum. Kami semua tahu jarak ke mata air dari tempat kami lumayan jauh, namun dia rela menjemput ke atas agar kami bisa minum.


Sahabat sejati adalah orang yang setia kawan dan tidak akan membiarkan temannya menderita. Seorang sahabat pasti akan melakukan suatu usaha untuk membantu temannya walaupun ia harus merugi dan berkorban. Persahabatan terbaik yang bisa kita belajar dari Alkitab adalah persahabatan Daud dan Yonatan. Kita semua tahu dari I Samuel 20 hubungan mereka sangat erat, walaupun secara kasat mata posisi Daud jelas menjadi ancaman besar bagi Yonatan sebagai putra mahkota. Di sini kita bisa melihat bagaimana Yonatan tidak silau oleh kedudukan namun mengasihi Daud dengan tulus. Ia rela di maki ayahnya supaya Daud selamat dan kelak menjadi raja atas Israel.



Hari ini betapa mudah sebuah persahabatan bisa hancur karena harta, kedudukan, atau pasangan hidup. Kalau hari ini kita memiliki sahabat yang terus setia menemani tanpa memandang kekayaan, fisik, atau status kita, mari kita menghargai dia dengan sepenuh hati. Sahabat sejati tidak akan pernah meninggalkan kita walaupun kita miskin dan sengsara serta tidak memberikan keuntungan apa-apa baginya. Kalau mendadak Tuhan memberkati kita dengan limpah, jangan lupa untuk kita bisa berbagi berkat dengan sahabat sejati kita. Seribu teman bisa di dapat saat menjadi raja, namun seorang sahabat sejati bisa di temukan saat kita menjadi pecundang dan di tinggalkan semua orang.


* Di muat di Renungan Harian Spirit Girls – Juli 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar