Website counter

Sabtu, 13 Februari 2010

Belum Terlambat

By : Richard T.G.R

Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Lukas 17 : 3

Bacaan : Lukas 17 : 1 – 7, Yohanes 21 : 15 – 19


Penyesalan selalu datang terlambat, itulah hal yang dirasakan Pak Mulyadi saat mendengar keponakan yang dikasihinya meninggal dunia karena over dosis ketika memakai narkoba. Dengan mata berair dan tangan gemetar, ia memegang tiket pesawat yang sedianya akan dia berikan untuk keberangkatan keponakan keluar kota untuk terapi dua hari lagi. Namun semuanya sudah terlambat, keponakannya sudah pergi. Dalam kesedihan, Pak Mulyadi berdoa lalu mengambil keputusan untuk meninggalkan jabatan managernya dan mendirikan panti rehabilitasi bagi anak-anak pecandu narkoba di daerah Gunung Pati Semarang. Panti itu bernama Rumah Damai di mana banyak para pecandu akhirnya bisa pulih dari kecanduan narkoba dan menjalani hidup penuh arti dan memiliki pengenalan akan Tuhan yang dalam. Memang Pak Mulyadi gagal menyelamatkan nyawa keponakannya sendiri, namun dia berhasil menyelamatkan banyak nyawa dengan menggunakan seluruh waktunya untuk Rumah Damai.

Pada saat-saat tertentu mungkin kita pernah atau sedang mengalami peristiwa seperti Pak Mulyadi. Orang yang kita kasihi telah di panggil pulang kerumah Bapa sebelum kita memberikan apa yang terbaik yang ingin kita perbuat dan lakukan untuk orang yang kita kasihi tersebut. Biasanya kita akan tenggelam dalam penyesalan dan tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri. Kenapa saya tidak kesana hari itu? Kenapa Tuhan harus memanggil orang yang saya kasihi begitu cepat sebelum saya melakukan sesuatu untuk dia? Kenapa saya menyia-nyiakan waktu saya pada saat dia masih hidup? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin melintas dalam pikiran kita dan membuat kita makin menyesal. Jangan biarkan penyesalan membuat Anda putus harapan dan tidak bisa melihat hari esok yang lebih baik.

Memang benar kita tidak dapat kembali ke masa lalu dan menghapus penyesalan kita, namun kita masih memiliki waktu hari ini untuk memperbaiki masa lalu kita. Bangkit dan gunakan hari ini untuk melakukan sesuatu yang bisa menebus kesalahan kita. Belajar dari Pak Mulyadi yang tidak membiarkan dirinya menyesal terus-menerus, namun menebus penyesalannya dengan menolong banyak orang yang kecanduan narkoba. Gunakan waktu Anda untuk kebaikan, belum terlambat untuk memperbaiki penyesalan Anda. Mintalah bimbingan Tuhan, apa yang harus diperbuat hari ini untuk menebus penyesalan Anda. Percaya, oleh anugrah-Nya apa yang Anda buat untuk menebus penyesalan tersebut akan Dia pakai menjadi berkat bagi banyak orang.

*Di Muat di Renungan Harian Spirit – Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar