Website counter

Senin, 08 Februari 2010

Mencintai Indonesia


By : Richard T.G.R

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yeremia 29 : 7

Baca : Yeremia 29 : 7 – 13


Beberapa bulan yang lalu, para petani garam di negeri kita mengalami panen. Umumnya, kalau kita sedang panen, kita tentu bahagia karena mendapatkan hasil yang banyak, namun ini tidak berlaku bagi petani garam. Waktu mereka panen, mereka sedih karena hasil kerja keras mereka dihargai sangat murah. Harga satu kilo garam di hargai cuma kurang dari 100 rupiah, padahal harga garam dipasar, yang biasa kita beli untuk memasak, berkisar sekitar 2500 – 3000 rupiah per kilo. Kenapa harga garam para petani dihargai begitu murah? Ada banyak sebab, salah satunya impor garam. Para petani kita tidak kuat bersaing harga dengan garam yang di beli dari luar negeri.

Sebagian kita mungkin berpikir, ngapain sih repot-repot mikirin masalah garam, namun ini penting. Sebagian kita tanpa sadar memiliki mentalitas tidak mencintai produk dalam negeri. Apa sih beda garam lokal sama garam luar? Sama-sama asin, kan? Lalu ngapain kita impor? Tanyakan pada rumput yang bergoyang, kata Ebiet G. Ade. Ambillah contoh sederhana, kalau Anda di suruh beli baju batik atau baju terbaru yang di pakai Britney Spears, mana yang Anda pilih? Sebagian pasti memilih model baju Britney, biar gaul gitu lho. Kita gengsi memakai sandal buatan Cibaduyut karena takut di cap kampungan, padahal mutu sandal kita tak kalah dari sandal buatan luar negeri. Kita begitu bangga makan di MD atau Pizza Hut, namun gengsi makan nasi pecel di pinggir jalan. Tak beran, karena mentalitas kita yang kurang mencintai barang buatan negeri sendiri, para produsen barang negeri kita merana di negeri sendiri.

Mencintai Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengkonsumsi produk dalam negeri. Tuhan melahirkan kita di Indonesia agar kita bisa membangun dan menjadikan Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Jadilah anak-anak Tuhan yang mencintai Indonesia tak hanya dengan omongan, namun juga dengan perbuatan.


* Di muat di Renungan Harian Spirit Girls – Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar