Website counter

Senin, 08 Februari 2010

Jangan Serakah

By : Richard T.G.R

Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan. Amsal 28 : 25

Baca : I Samuel 2 : 27 – 36


Kecintaan terhadap segala sesuatu yang berlebihan selalu mendatangkan petaka. Seorang perempuan bernama Wanda Oughton di New Jersey, AS, harus membayar denda lebih dari 350.000 dollar AS karena di tuduh menelantarkan 150 ekor kucing di apartemennya. Oleh pengadilan setempat, ia diputuskan bersalah karena melakukan kekerasan terhadap kucing dan gagal menyediakan tempat penampungan yang layak untuk kucing-kucingnya. Kasus ini berawal pada bulan Maret 2009 saat petugas setempat menemukan kotoran kucing berceceran di ruang-ruang apartemen Oughton yang bernilai 1 juta dollar AS. Apartemen yang sebenarnya mahal dan mewah itu tentu saja berubah menjadi sangat kumuh dan bau karena Oughton tak pernah membersihkannya. (*Sumber : Harian Kompas, 13 July 2009).

Tamak, loba, serakah dan sejenisnya selalu menimbulkan masalah. Kalau kita tamak dan merugikan orang lain, kita mungkin hanya membayar denda seperti Wanda Oughton, atau masuk bui seperti para koruptor. Namun ceritanya menjadi lain kalau kita serakah akan berkat Tuhan seperti yang keluarga imam Eli lakukan. Korban bakaran yang seharusnya diberikan untuk Tuhan, justru diambil secara paksa oleh kedua anak imam Eli yaitu Hofni dan Pinehas, imam Eli tidak pernah menghukum mereka dan hanya menasehati. Akibatnya Tuhan murka dan menghukum seluruh keturunan imam Eli. Imam Eli dan kedua anaknya mati, sedangkan keturunannya kelak akan mengemis kepada penganti Eli hanya demi sekerat roti.

Apapun sifat serakah yang kita punya dan terus kita lakukan sampai hari ini, buang sifat itu secepat mungkin. Gila kerja, gila perempuan, gila makan, gila shoping, apapun jenisnya, jangan biarkan itu menjadi saingan Tuhan dan mencuri kasih kita yang utama kepada Tuhan. Belajarlah mencukupkan diri dalam segala hal dan jadikan hobi sebagai sampingan, bukan berhala yang membuat kita terikat padanya.


* Di muat di Renungan Harian Spirit Girls – Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar