Website counter

Jumat, 26 Agustus 2011

Segenggam Pasir


Baca : Matius 6 : 22 – 23
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. (Matius 6 : 22)

Dua orang perempuan jalan-jalan di sebuah pantai di daerah pesisir selatan Jawa Barat. Saat asyik menikmati deburan ombak, tiba-tiba datang seorang pemuda sambil membawa belati dan mengancam mereka berdua. Kebetulan pantai cukup sepi, sehingga pemuda ini mengambil kesempatan dalam kesempitan. Meskipun pisau ditodongkan, namun salah seorang perempuan itu tidak panik. Dengan cerdik dan cepat ia tiba-tiba mundur selangkah, lalu menunduk seraya tangannya meraup segenggam pasir. Pasir itu secepat kilat dilemparkan ke mata penodong sehingga gelaplah pandangnya. Dalam kebutaannya, penodong itu tiba-tiba rubuh sambil mengerang kesakitan karena kelaminnya ditendang sekuat tenaga oleh cewek ini. Setelah itu kedua cewek itu kabur menyelamatkan diri dan melaporkan kejadian itu ke penduduk setempat. Si penodong pun akhirnya berhasil tertangkap dan dibawa ke polisi.

Pernahkah matamu kelilipan atau sakit? Rasanya jelas sangat tidak nyaman. Kita tak mampu melihat dengan jelas dan segala sesuatu yang kita lihat rasanya lain. Tak jauh beda dengan mata jasmani kita yang sangat rentan dan harus dijaga baik-baik, mata rohani kita pun sama. Firman Tuhan dengan sangat jelas menulis mata adalah pelita tubuh, jadi apa yang terpancar dari sorot matamu mencerminkan isi hatimu. Orang bisa saja berpura-pura tersenyum manis, mengucapkan kata-kata yang sedap didengar, dan bahasa tubuhnya kelihatan bersahabat. Namun sorot mata tak pernah bisa menipu. Oleh karena itu salah satu ciri orang sedang bohong adalah dia tidak berani menatap lawan bicaranya. Kita memang tidak bisa menjaga hati kita selalu bersih dan bebas dari dosa. Ada kalanya kita jatuh dosa atau melakukan kesalahan sehingga merasa sedih dan terluka. Hal ini wajar, namun yang penting adalah kita mau segera memperbaiki diri dan  membersihkan hati agar mata kita pun selalu terang.

Kalau mata kita sakit atau kelilipan, kita pasti berobat ke dokter atau meneteskan obat mata. Kalau rohani kita sedang tidak bagus atau kotor, segera bersihkan secepat mungkin agar kita segera semangat dan tidak jatuh dosa. Kain menjadi pembunuh pertama dan dikutuk Tuhan karena tak mau membereskan panas hatinya sehingga membunuh Habel. Segeralah bereskan hati kita bila ada masalah atau ganjalan sehingga berkat dan pengampunan yang kita terima. • Richard T.G.R

Pertanyaan    : Apakah aku selalu membersihkan hatiku?
Aplikasi          : Selalu bersihkan hati.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk selalu segera membereskan masalah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar