Website counter

Rabu, 24 Agustus 2011

Mau Menerima Kembali


Baca : Lukas 15 : 11 – 32
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. (Matius 15 : 20)

Akhir bulan Mei lalu saya melayat ke rumah seorang teman perempuan masa SMA. Ketika sampai di rumah duka, saya heran karena kedua orangtua dari teman saya ini tak nampak. Setelah duduk dan ngobrol-ngobrol dengan teman-teman masa sekolah yang juga melayat, saya baru tahu kedua orangtuanya, lebih tepatnya bapaknya, merasa sangat menyesal dengan keputusan yang mereka ambil. Almarhum teman saya ini mengaku kepada orangtuanya bahwa dirinya hamil dengan pacarnya dan meminta restu agar bisa menikah. Bukannya pengampunan atau solusi yang diberikan, namun makian dan tamparan yang ia terima. Sang ayah dengan penuh emosi tidak mau mengakui dirinya sebagai anak dan langsung mengusirnya keluar dari rumah. Meski sudah merengek dan memohon-mohon, hati bapak ini tetap keras sehingga sang anak pun akhirnya pergi. Selang empat jam kemudian, beberapa polisi mendatangi rumahnya dan berkata anaknya sudah meninggal dunia dengan tubuh remuk karena ditabrak kereta api di sebuah jalur rel kereta api yang sunyi. Bapaknya sangat depresi sehingga masuk rumah sakit, sedangkan  sang ibu berkali-kali pingsan.

Mungkin sebagian kita merasa kisah di atas hanya terjadi di sinetron-sinetron, namun ini sungguh terjadi dan sering. Setiap orang, baik dia sudah menggenal Tuhan atau tidak, membutuhkan penerimaan dan cinta, terutama dari orangtua. Saya tidak pernah berharap dan jangan sampai kisah di atas terjadi dalam keluarga Anda, namun seandainya benar-benar terjadi, mari kita belajar mencintai tanpa syarat. Sebejat atau seburuk apapun perbuatan anak kita, anak tetaplah seorang anak yang harus kita terima dan kita bantu keluar dari masalah yang membelitnya. Memang betul anak kita membuat malu, mencemarkan nama Tuhan, orangtua dan gereja, namun kita harus tetap menerima dan mengampuninya karena Yesus sudah terlebih dahulu mau menerima dan mengampuni kita.

Jadilah bapa seperti bapa dalam kisah anak yang hilang. Ketika melihat anaknya yang sudah menghabiskan seluruh harta warisan dan melakukan perbuatan amoral datang dari jauh, dia berlari mendapatkan dia. Sebagai murid Yesus, lakukan perintah utama Yesus yang kedua yaitu mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Ampunilah apapun kesalahan anak Anda. • Richard T.G.R

Pertanyaan    : Apakah aku bisa mengampuni kesalahan orang lain?
Aplikasi          : Ampunilah.
Doa                 : Tuhan, berikan aku hati yang mampu mengampuni. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar