Website counter

Selasa, 31 Mei 2011

Turut Merasakan

Baca : Ibrani 4 :14-5:10
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Ibrani 4 : 15

Pada bulan Februari 2010 lalu, Mama saya menderita patah tulang sehingga selama hampir satu bulan saya tinggal di Kota Majenang untuk merawat Mama dan lima belas hari kemudian saya juga bolak balik menengok dan mengurus keperluan Mama di sebuah rumah sakit di Kota Semarang, karena Mama saya bawa ke Semarang untuk menjalani operasi. Dalam masa-masa mengurus orangtua yang sedang sakit, ada dua orang sahabat yang setiap hari mengunjungi saya. Kepada mereka saya bisa mengeluh ini dan itu tentang stres yang saya alami. Setelah beberapa kali bertemu, saya kemudian bertanya kepada mereka, kenapa sih kalian begitu baik mau berkali-kali menengok Mama dan mau mendengar curhat saya. Mereka menjawab bahwa beberapa tahun yang lalu mereka pernah merasakan apa yang saya rasakan. Mereka pernah merasakan bagaimana repotnya mengurus orang sakit, mencari darah ke PMI, mengurus pembayaran rumah sakit, berhutang ke sana ke mari untuk biaya pengobatan, meninggalkan pekerjaan, kurang tidur, bingung, dan memberikan semangat kepada si sakit agar sukacita.

Saya bersyukur memiliki beberapa sahabat yang berempati dengan kesulitan saya dan mereka benar-benar bisa merasakan apa yang saya rasakan karena mereka pernah mengalaminya. Namun saya lebih bersyukur lagi karena kita memiliki Tuhan yang turut merasakan penderitaan kita. Kalau kita membaca Alkitab, akan kita temui banyak sekali perintah yang Tuhan berikan. Ambillah contoh perintah agar kita mengasihi musuh kita dan berdoa bagi yang menganiaya kita (Matius 5:44). Tuhan tahu bahwa nggak gampang kita mengasihi orang yang membenci dan menganiaya kita, karena Tuhan sendiri pernah merasakannya. Tuhan saat akan menjalani hukuman salib merasakan sendiri bagaimana rasanya disesah sampai punggung-Nya hancur, ditinju, diludahi, dan dijadikan bahan olok-olokan. Tuhan Yesus tidak membalas dan hanya diam. Saya percaya Tuhan Yesus dalam hati-Nya berdoa agar Bapa mengampuni mereka.

Ringkasnya : Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tahu betapa berat bebanmu dan Dia ingin kamu belajar melakukan apa yang sudah Dia lakukan. Seberat apapun beban hidupmu saat ini, tetaplah bersukacita dan selalu bersandar pada Tuhan. Dia turut merasakan bebanmu dan Dia berharap kamu tabah menjalani itu semua sampai selesai agar imanmu semakin kuat dan kamu menjadi murid-Nya yang hidup seturut firman-Nya. • Richard T.G.R

Pertanyaan    : Apakah aku percaya Tuhan turut merasakan bebanku?
Aplikasi          : Tetaplah bersukacita.
Doa                 : Tuhan, ajar aku tetap sukacita walaupun sedang berbeban berat. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar