Website counter

Minggu, 29 Mei 2011

Posesif


Baca : Matius 2 : 19 – 23
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3 : 16

Pemimpin mana yang demi kekuasaan rela mengorbankan rakyatnya sendiri? Pemimpin mana yang dengan tanpa beban menembaki atau membunuh rakyatnya yang berani mengeluarkan kritikan? Pemimpin mana yang menggunakan rakyatnya hanya sebagai alat untuk mendapatkan kekayaan? Pemimpin mana yang menjadikan rakyatnya sebagai korban perang hanya karena dia tak mau turun jabatan? Jawabannya ada banyak. Sejarah mencatat ada beberapa pemimpin yang tak pantas di sebut pemimpin, yang seharusnya lebih pantas di sebut pembunuh berdarah dingin. Pada jaman Yesus lahir, kita mengenal Raja Herodes. Pada tahun 1982, Hafel al-Assad, pemimpin Suriah, membantai 35.000 orang dengan dalih menumpas pemberontakan. Pada jaman perang dunia II, Hitler membantai ratusan ribu orang Yahudi. Pol Pot pada tahun 1975-1979 membantai dua juta orang. Idi Amin Dada, penguasa Uganda, diberitakan membunuh 80.000 rakyatnya. Yang terbaru, Moammar Khadafy, pemimpin Libya, mengerahkan angkatan bersenjata untuk menembak mati para demonstran yang menuntutnya turun.

Apa yang membuat beberapa pemimpin di atas tega melakukan segala cara keji untuk tetap memiliki kekuasaannya? Posesif. Posesif dalam arti sederhana adalah kita tak mau melepaskan apapun yang kita punya hari ini dan berusaha mati-matian mempertahankannya. Hasilnya kita bisa bertindak kejam supaya apa yang kita miliki saat ini tetap kita miliki. Sebagai orang Kristen, apakah kita seseorang yang posesif? Apakah kita sakit hati saat jabatan kita dalam perusahaan di copot dan diberikan kepada orang lain? Apakah kita menyimpan dendam bertahun-tahun lamanya kepada orang yang sengaja atau tak sengaja membunuh atau menodai orang yang kita kasihi? Apakah kita sakit hati ketika barang yang kita pinjamkan kepada orang lain tak kunjung dikembalikan? Apapun yang kita miliki saat ini tak akan pernah bisa dibawa mati sehingga belajarlah untuk tidak posesif.

Ringkasnya : jabatan, harta, pangkat, rumah, atau uang mau tidak mau harus kita tinggalkan saat kita pulang ke surga, oleh Karena itu belajarlah memiliki karakter Tuhan yaitu mau berbagi. Tuhan rela berbagi apapun kepada umat manusia yang berdosa, bahkan anak-Nya sendiri pun rela Ia bagikan kepada kita semua agar kita tidak binasa. Marilah kita lembutkan hati sehingga kita menjadi seorang Kristen yang mau berbagi kepada sesama dan mudah mengikhlaskan segala sesuatu kepunyaan kita  yang hilang atau dirampas orang lain. • Richard T.G.R

Pertanyaan    : Apakah aku mau berbagi dengan sesamaku?
Aplikasi          : Lembutkan hati.
Doa                 : Tuhan, tolong lembutkan hatiku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar