Website counter

Jumat, 01 Juli 2011

Memikirkan Orang Lain


Baca : Yesaya 58 : 1 – 12
Supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Yesaya 58 : 7

Seorang adik mengunjungi kakaknya yang sudah berkeluarga untuk meminta uang bagi Mama mereka yang masuk rumah sakit. Ketika masuk ke dalam rumah, sang adik melihat isi rumah sang kakak mengalami perubahan. Di depan rumah ada parabola. Ketika masuk ke ruang tamu ia melihat ada tv layar datang berukuran besar. Dari kejauhan, di dapur sang kakak ia melihat ada sebuah lemari es baru. Ketika sang kakak muncul, ia mendapati sang kakak sekarang sudah memiliki hp blackberry, dahulu sang kakak memiliki hp jadul yang hanya bisa untuk menelepon dan sms. Saat sang adik meminta uang, sang kakak dengan ketus berkata ia tak punya uang. ″Saudara-saudara yang lain kan jauh lebih kaya. Minta saja ke mereka,″ kata sang kakak. Ketika sang adik berpamitan dan mengajak sang kakak menengok Mama, kakaknya menolak dan berkata ia tak ada waktu.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, pernahkah Anda melihat, mendengar atau merasakan sendiri kisah seperti di atas? Saat kita mau sejenak peduli dengan keluarga-keluarga yang belum mengenal Tuhan, kisah di atas sudah biasa terjadi. Anak-anak saat sukses dan berkeluarga sudah tidak mau tahu dengan keadaan orangtuanya. Anak-anak rebutan harta warisan ketika orangtuanya meninggal. Anak terlalu sibuk bekerja dan menganggap urusan menengok orangtua adalah pekerjaan yang memboroskan waktu. Mungkin saat ini kita adalah seorang Kristen yang menghormati dan mengasihi orangtua kita, namun sudahkah kita memikirkan orang lain yang ada di sekitar kita? Memang betul kita tak ada hubungan darah dengan orang-orang di sekitar kita seperti atasan kita, bawahan kita, pembantu kita, atau tetangga kanan-kiri kita. Namun kita adalah murid Yesus. Murid Yesus yang sejati adalah murid yang memikirkan kepentingan orang lain sama seperti yang dilakukan Yesus.

Tuhan tidak pernah merasa rugi saat Ia terus menerus membagikan berkat-Nya pada kita, oleh karena itu mari kita belajar memikirkan kepentingan orang lain dan melakukan sesuatu yang berarti untuk mereka. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Kamis, 21 July 2011
Pertanyaan     : Apakah aku memikirkan kepentingan orang lain?
Aplikasi          : Belajarlah memikirkan kepentingan orang lain.
Doa                 : Tuhan, ajarlah aku agar peduli dengan orang lain. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar