Website counter

Kamis, 21 Juli 2011

Dae Sung-moon


Baca : I Korintus 9 : 24 – 27
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. I Korintus 9 : 27

Dae Sung-moon (34) adalah seorang atlet Taekwondo asal negara Korea Selatan. Dae meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004 kelas 80 kilogram, meraih fair play award di Olimpiade Athena 2004, medali emas Asean Games Busan 2002, dan meraih medali emas Kejuaraan Dunia Taekwondo 1999. Sejak tahun 2008, ia menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC). Selain menjadi atlet, Dae juga seorang doktor di Fakultas Pendidikan Jasmani Universitas Dong-A. Dae mengajar bidang Sports Cultural Studies. Sebelum menjadi atlet, Dae harus melalui proses yang berliku. Di usia 10 tahun ia sudah menekuni Taekwondo dan baru pada usia 26 tahun ia menjadi juara dunia. Setiap hari Dae berlatih Taekwondo selama 10 jam dengan tidak mengenal putus asa. Dae mempunyai motto hidup : Meskipun kita kalah dalam bertanding, ingatlah bahwa proses lebih penting daripada hasil.

Apapun jenis kesuksesan yang ingin kita capai, semuanya membutuhkan proses dan waktu. Tak ada kesuksesan dengan cara kilat dan mudah. Andaikata ada, itu hanya kesuksesan sekejab yang begitu mudah runtuh dan tak bisa bertahan lama. Untuk bisa sukses, kita harus mau terlebih dahulu belajar gagal karena sebuah keberhasilan hanya bisa terwujud kalau kita mau mencicipi dahulu betapa tidak enaknya mengalami kegagalan atau menuai hasil yang tak sesuai keinginan. Bicara masalah orang yang sukses, kita akan selalu mengaitkannya dengan sosok Yusuf dan Paulus. Yusuf berhasil menjadi wali Mesir setelah terlebih dahulu mengalami beberapa proses dari Tuhan seperti menjadi budak di rumah Potifar dan menjadi narapidana di penjara Mesir. Paulus dengan tabah mengalami berbagai aniaya seperti disesah orang banyak, dicambuk, kelaparan, kedinginan, di penjara atau ditolak sebelum sukses menjadi rasul yang begitu banyak menulis kitab. Paulus bahkan mengajari kita agar melatih diri dan menguasainya seluruhnya supaya kita tidak ditolak saat melakukan sesuatu.

Apapun resolusi kita saat ini, semuanya pasti bisa menjadi kenyataan kalau kita mau kosisten melakukan usaha untuk mewujudkannya. Selalu andalkan Tuhan seperti yang dilakukan Yusuf dan Paulus sehingga seberat apapun kegagalan demi kegagalan menimpa, kita akan tetap bertahan dan semakin lebih kuat secara iman. Anggaplah kegagalan dan kesusahan sebagai batu loncatan, bukan sebagai musuh. Sehingga kita selalu menjadi pemenang dalam menghadapi setiap kegagalan dan berhasil mewujudkan cita-cita. • Richard T.G.R

Pertanyaan : Apakah aku orang yang konsisten?
Aplikasi      : Proses lebih penting daripada hasil.
Doa             : Tuhan, ajar aku menghargai setiap proses yang harus aku jalani. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar