Website counter

Jumat, 01 Juli 2011

Aktif atau Pasif?


Baca : Wahyu 3 : 14 – 22 dan Matius 28 : 16 – 20
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Wahyu 3 : 15

Kita saat ini hidup di negara Indonesia yang memberikan kebebasan untuk memeluk agama. Sebagai umat Nasrani, negara Indonesia pun memberikan kita kebebasan untuk beribadah seperti kita diijinkan membaca Alkitab atau buku-buku rohani secara bebas, penerbit-penerbit buku diberikan hak untuk mencetak buku rohani, kita bisa berdoa dimana saja, kita bisa beribadah di gereja secara bebas, kita diberikan ijin untuk mengadakan KKR, kita diberikan kebebasan untuk menginjil, dll. Kita jemaat Tuhan yang beruntung, karena banyak saudara-saudari kita diluar negeri masih banyak yang tidak bisa beribadah secara bebas. Contohnya di negara China, untuk membaca Alkitab kita harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Di China kita tidak bisa berdoa di sembarang tempat, untuk melakukan perjamuan suci pun kita harus sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui pihak intelijen. Meski begitu para murid Yesus disana terus menginjil dan jumlah orang yang dimenangkan pun terus bertambah walaupun tidak banyak.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, negara sudah memberikan kita kebebasan untuk menjadi murid Yesus. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara kita menggunakan kebebasan yang kita punya? Apakah kita menggunakan kebebasan itu untuk aktif mencari dan memenangkan sebanyak mungkin jiwa untuk Tuhan dan membantu dirinya mengenal Tuhan dengan dalam? Atau kita menjadi seorang Kristen yang malas, yang menganggap tugas menginjil adalah urusan pendeta dan kita tidak mau tahu dengan nasib orang-orang berdosa yang belum mengenal Tuhan? Dalam firman-Nya, Tuhan dengan jelas berkata kepada kita semua bahwa jika kita suam-suam kuku maka Ia akan memuntahkan alias menolak kita. Jika kita menjadi Kristen yang egois dan tak mau mengajak sebanyak mungkin orang mengenal Kristus, itu sama saja kita suam-suam kuku.

Jangan malas atau takut menginjil karena Tuhan akan selalu menyertai. Kita beruntung tinggal di negara Indonesia yang menghargai perbedaan dan memberikan kebebasan sehingga gunakan kebebasan itu untuk memuliakan Tuhan. Ajak sebanyak mungkin orang mengenal Tuhan dan jangan mundur saat menerima penolakan, karena Tuhan Yesus sendiri pernah mengalaminya. Mari kita sama-sama menginjil sebagai bukti kita melakukan perintah Tuhan. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Selasa, 12 July 2011
Pertanyaan     : Apakah aku pasif dalam menggunakan kebebasan memuliakan Tuhan?
Aplikasi          : Beranilah menginjil.
Doa                 : Tuhan, berikan aku hati yang mau menginjil. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar