Website counter

Selasa, 05 Juli 2011

Belajar Bersukacita


Baca : I Tesalonika 5 : 12 – 22
Bersukacitalah senantiasa. 1 Tesalonika 5 : 16

Mengapa kita tak bisa bersukacita dalam segala keadaan dan tindakan nyata? Mengapa kita tak mudah mengucap syukur dalam segala keadaan? Karena kita memberi suatu batasan tentang arti sukacita. Banyak diantara kita salah mengartikan arti sukacita. Kita menganggap sukacita itu adalah saat menerima keadaan luar biasa. Katakanlah kita menang undian mobil mewah, mendapat momongan yang sehat dan tak mengalami cacat fisik, mendapat promosi jabatan yang hebat, anak kita menjadi juara olahraga tingkat provinsi, dll. Kalau kita tidak mengalami hal-hal yang "wow" tadi, kita merasa biasa-biasa aja tuh. Sukacita yang sejati sesungguhnya tidak ditentukan dari faktor-faktor luar seperti keuangan yang oke atau mendapat suatu rejeki besar, namun muncul dari kepuasan batin seseorang. Kalau kita senang atau gembira karena faktor-faktor dari luar, itu adalah kebahagiaan bukan sukacita. Karena kebahagiaan ditentukan dari faktor-faktor diluar diri kita.

Ayub dikatakan bersukacita walaupun menjadi orang kere dan sakit kusta dalam sekejab karena puas secara batin. Paulus dengan lantang dan penuh semangat berkata bersukacitalah dalam segala keadaan padahal saat dia menulis tentang sukacita, dirinya sendiri sedang menderita, karena Paulus mengalami kepuasan batin. Yohanes pembaptis dengan sukacita memberitakan Injil walaupun hidup sangat sederhana, karena sadar dirinya adalah seseorang yang dipilih Allah menjadi pembuka jalan bagi Yesus. Lalu bagaimana cara kita tetap dapat bersukacita walaupun saat ini sedang mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan? Jangan fokus pada hal-hal negatif tetapi belajarlah mengucap syukur untuk keajaiban-keajaiban kecil disekitar Anda. Bersukacitalah hari ini Anda bisa menjadi Kristen, bersukacitalah hari ini Anda bisa ke gereja dengan bebas, bersukacitalah Tuhan terus membentuk hidup Anda melalui berbagai masalah, dll.

Sukacita adalah pilihan Anda sendiri. Anda mau mengisi hari ini dengan keluh kesah, iri hati atau marah-marah, itu pilihan Anda dan ada konsukuensinya tersendiri. Anda mau menggunakan hari ini dengan sukacita dan memuliakan Tuhan, tak ada yang melarang. Menjalani hari dengan penuh sukacita sangat jauh lebih baik daripada menangisi diri sendiri dan menyalahkan keadaan. Bersukacitalah senantiasa. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Sabtu, 2 July 2011
Pertanyaan     : Apakah aku bersukacita hari ini?
Aplikasi          : Mengucap syukur dalam segala keadaan.
Doa                 : Tuhan bentuklah hatiku agar selalu mampu bersukacita dalam segala keadaan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar