Website counter

Senin, 25 Juli 2011

Kesombongan


Baca : Daniel 4 : 1 – 37
Berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" Daniel 4 : 30

Sombong adalah suatu penyakit yang seringkali tidak kita sadari, namun gejalanya bisa dilihat dan dirasakan orang lain. Sombong tidak mengenal latar belakang usia, pendidikan, kedudukan, karier, maupun agama. Latar belakang orang bisa berlaku sombong pun berbeda-beda. Ada orang yang sombong karena memiliki banyak harta, memiliki gelar sarjana, memiliki pasangan yang cantik atau gagah, memiliki kedudukan tinggi, atau mempunyai talenta yang luar biasa. Bahkan untuk orang-orang tertentu yang notabene tak punya sesuatu yang cukup pantas dibanggakan, mereka pun bisa bersikap sombong. Contoh sederhananya ada orang miskin yang tak sudi menghentikan kebiasaan merokoknya, padahal anak istrinya di rumah kelaparan. Ada pula preman picisan yang tak bisa bela diri, namun gemar memalak di bus kota. Intinya sombong bisa menghinggapi siapa saja, termasuk saya dan Anda.

Ciri sederhana untuk mendekteksi apakah kita mulai sombong atau tidak sebenarnya mudah, yaitu lihatlah cara pandang kita akan prestasi atau kesuksesan yang berhasil kita raih. Kalau dalam hati kecil kita berkata itu semua karena kemampuanku, itu semua bisa terwujud karena kekuatanku, itulah tandanya kita mulai sombong dan lupa bahwa Tuhan-lah yang membuat kita berhasil. Akibat kesombongan jelas akan sangat merugikan diri sendiri dan kita bisa belajar akan hal ini dari raja Nebukadnezar. Alkitab mencatat Nebukadnezar adalah salah satu raja hebat yang pernah menjajah segala suku bangsa yang berdiam di seluruh bumi. Hal ini dibuktikan dari mimpinya yang mengibaratkan Nebukadnezar seperti sebatang pohon yang sangat tinggi, besar dan kuat, sehingga semua binatang bernaung padanya. Dua belas bulan sebelum Tuhan merendahkan Nebukadnezar, Tuhan sesungguhnya sudah memperingatkannya agar jangan sombong, namun Nebukadnezar tak mau peduli sehingga mimpi itu menjadi kenyataan. Selama tujuh tahun Nebukadnezar hidup seperti binatang.

Sombong pada akhirnya akan membawa kesusahan untuk diri sendiri karena kita tidak menghargai otoritas Tuhan yang telah membuat kita berhasil. Sehebat atau setinggi apapun segala sesuatu yang berhasil kita raih sampai saat ini, mari tetap menjadi anak Tuhan yang rendah hati dan selalu sadar bahwa semua yang kita miliki karena anugrah Tuhan semata. Jaga hati, sikap, ucapan maupun tindakan kita, supaya kita tidak jatuh dalam dosa kesombongan. • Richard T.G.R

Pertanyaan : Apakah aku sombong?
Aplikasi     : Kesombongan selalu mendahului kehancuran. Jangan sombong.
Doa    : Tuhan, ajar aku untuk selalu menjaga hati. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar