Website counter

Kamis, 21 Juli 2011

Kelas


Baca : Kejadian 1 : 26 – 28
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini. Markus 12 : 31

Satu hari saya mengajak seorang keponakan menonton acara sirkus yang sedang manggung di kampung halaman saya, Kota Majenang. Saat membeli karcis di loket, karcis itu terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas satu, dua, dan tiga. Karcis kelas satu harganya paling mahal, namun paling dekat dengan panggung sirkus sehingga bisa melihat paling jelas, plus mendapat bonus popcorn, tempat duduknya pun terbuat dari kursi yang empuk. Kelas dua agak murah, namun tempat duduknya berada di tengah, dan tidak mendapat bonus. Kelas tiga berada jauh di belakang panggung pertunjukan, dan tempat duduknya hanya berupa papan yang keras, dan harus berdesak-desakan. Beda harga beda pula kelasnya, akhirnya saya memilih membeli karcis kelas satu demi mendapatkan pelayanan dan kenyamanan terbaik.

Manusia menciptakan berbagai kelas dengan macam-macam tujuan. Ada yang demi tujuan baik, namun tak sedikit dengan tujuan merendahkan. Tanpa sadar ada beberapa orang Kristen suka membeda-mbedakan kelas saat bersosialisasi. Mereka hanya mau bergaul dengan jemaat yang notabene kaya atau terpandang, dan kurang suka bergaul dengan jemaat yang biasa-biasa dan kurang menonjol. Mengapa kita membeda-mbedakan? Karena kita pilih-pilih dalam mengasihi. Hukum Tuhan yang kedua berkata agar kita mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Tuhan menyuruh kita mengasihi sesama karena Tuhan tak pernah menciptakan manusia kelas dua atau kelas tiga. Semua manusia diciptakan Tuhan serupa dengan-Nya, sehingga kita tak punya hak untuk membeda-mbedakan. Memang betul ada manusia yang terlahir cacat, miskin, rusak hidupnya, kelakuannya bejat atau kurang pantas dikasihani karena sering melakukan kejahatan, namun bukan wewenang kita pilih kasih atau mengucilkan mereka. Justru jika ada saudara kita yang tersesat atau mengalami kekurangan, kitalah yang harus bantu mereka menemukan jalan yang benar dan mencukupkan kekurangan mereka.

Saat kita mengaku diri kita adalah seorang Kristen, berarti kita satu tubuh di dalam Kristus, jadi baik miskin atau kaya, terpandang atau biasa-biasa saja, cacat atau sempurna, dalam gereja kita semua bersaudara. Namanya saudara berarti kita harus saling mengasihi satu sama lain dan tidak membeda-mbedakan. Sudahkah kita mengasihi saudara seiman kita dalam tindakan, atau kita mengasihi hanya sebatas dalam lagu pujian dan perkataan? • Richard T.G.R

Pertanyaan : Sudahkah aku mengasihi dengan tulus?
Aplikasi      : Jangan membeda-mbedakan.
Doa             : Ajar aku Tuhan agar bisa mengasihi sesamaku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar