Website counter

Minggu, 06 Februari 2011

True Love


Baca : Ayub 2 : 1 – 13
Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Ayub 2: 10

Saya sampai hari ini belum memiliki pacar karena mematuhi nasehat orangtua agar tidak main-main masalah pasangan hidup. Seperti harapan kebanyakan orang pada umumnya, saya pun ingin agar kelak pasangan hidup yang Tuhan berikan kepada saya mau mencintai saya apa adanya alias mencintai dengan tulus. Saya tak mau orang yang kelak menjadi suami saya, mencintai saya hanya karena melihat kecantikan fisik, pendidikan atau harta yang saya punya, namun karena dia benar-benar bisa menerima saya dengan sepenuh hati. Tidak mudah menemukan pasangan yang seperti ini karena kebanyakan orang mencintai dengan syarat. Oleh karena itu tak heran angka perceraian dari tahun ke tahun semakin meningkat tajam.

Bicara masalah cinta sejati, tak ada salahnya kita belajar dari Ayub. Kebanyakan orang menjadikan Ayub sebagai teladan dalam masalah kesetiaannya kepada Tuhan, namun masih ada sisi positif lain dari Ayub yang bisa kita teladani yaitu Ayub tetap mencintai sang istri apa adanya. Saat membaca Ayub 2, akan kita lihat sang istri justru menjadi orang pertama yang menyuruh Ayub agar mengutuki Tuhan dan kemudian mati saja. Cobalah bayangkan kita berdiri di posisi Ayub. Harta benda kita ludes, anak kita mati semua, sedangkan kita terbaring lemah di rumah sakit kena penyakit kanker. Tiba-tiba istri kita datang lalu memaki-maki dan menyumpahi kita dengan kata-kata kasar. Tentu akan timbul sakit hati dan bisa saja kita membalasnya dengan kata-kata kasar atau langsung menyatakan cerai. Tetapi kita bisa melihat kedalaman cinta Ayub kepada istrinya dalam firman Tuhan yang tersirat yaitu : Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berdosa dengan bibirnya. Ayub tidak membalas ucapan istrinya dengan kata-kata kasar namun Ayub membalas dengan nasehat bijak.

Sekarang bagaimana dengan Anda yang sudah memiliki pasangan hidup? Cinta sejati hanya teruji ketika badai masalah datang, bukannya saat angin bertiup sepoi-sepoi alias tak ada masalah berarti. Ayub sudah memberikan teladan mengenai apa itu cinta sejati, sekarang giliran Anda untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sebagai orang Kristen, Anda tetap setia dan bisa menerima kekurangan atau kelebihan pasangan apa adanya walaupun kawin cerai, selingkuh sana selingkuh sini, sudah menjadi hal biasa di sekitar Anda. • Stevanny Liem

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Next – Senin, 14 February 2011
Pertanyaan     : Apakah aku memiliki cinta sejati?
Aplikasi          : Jadilah pasangan yang setia dalam segala keadaan
Doa                 : Tuhan, kuatkan aku agar bisa menerima kelebihan atau pun kekurangan pasanganku. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar