Website counter

Senin, 28 Februari 2011

Belajar Dari Kuda Laut

Baca : Rut 1 : 1 – 22
Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; Rut 1 : 16

Nama kuda laut memang tidak sekeren kuda darat yang biasa digunakan untuk menarik delman atau pacuan kuda. Daging kuda laut pun tidak bisa dijadikan makanan karena terlalu kecil. Walaupun begitu, kita bisa belajar dari karakter kuda laut yang sangat setia. Menurut ilmu pengetahuan alam, kuda laut merupakan hewan yang setia kepada pasangannya. Ketika sepasang kuda laut “menikah” dan sang betina menghasilkan ratusan telur, sang jantan akan menyimpan telur-telur itu dalam perutnya. Setelah 10 hari sampai enam minggu, telur-telur itu akan menetas. Untuk seterusnya sepasang kuda laut ini akan terus setia sampai ajal menjemput. Hal ini terbilang jarang di dunia ikan.

Kita hari ini tidak bisa menutup mata dan harus menerima kenyataan bahwa kawin cerai, kawin kontrak, kumpul kebo, gonta-ganti pasangan, sudah menjadi budaya masyarakat. Beberapa puluh tahun lalu orang yang terpaksa bercerai biasanya sangat malu dan berusaha menutup rapat-rapat perceraian itu, sekarang sebagian orang bisa begitu bangga dan mudah sekali mengucapkan kata cerai dan bercerai. Gonta-ganti pasangan dari berbagai kalangan pun bukan hal yang aneh karena kenyataan membuktikan kasus cerai semakin meningkat dan kasus pengidap aids pun turut meningkat. Sebagai orang Kristen, bagaimana respon kita? Apakah kita bersikap masa bodoh dan cenderung menyalahkan pemerintah? Apakah kita bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja dan itu tidak membawa dampak apapun untuk kita? Atau kita berusaha untuk peduli dan tetap menjadi pribadi yang setia kepada pasangan kita?

Kuda laut, seekor binatang yang menikah tanpa disaksikan pendeta atau penghulu, tetap setia sampai mati dengan pasangannya. Kuda laut hanya binatang yang tak memiliki akal budi sedangkan kita manusia yang berakal budi, ciptaan Tuhan yang paling sempurna, sudah seharusnya kita bersikap jauh lebih mulia daripada kuda laut. Kita harus bisa setia dengan pasangan kita apapun yang terjadi. Kita tetap setia walaupun banyak wanita lain yang lebih cantik daripada istri kita. Kita tetap setia kepada suami walaupun banyak pria lebih gagah dan lebih kaya daripada suami kita. Kita tetap setia merawat istri yang sakit-sakitan dan rela berkorban apapun untuk kesembuhannya. Kita sebagai istri tidak mengeluh tentang pendapatan suami saat ekonomi sedang sulit, dll.

Ringkasnya : Jadilah pasangan yang setia. Kesetiaan seseorang terbukti bukan saat keadaan semuanya baik-baik saja dan pasangan kita mampu memenuhi apapun yang kita minta, namun saat badai hidup datang menerpa dan pasangan kita tak mampu memberikan apapun yang kita minta. Tuhan kita adalah Tuhan yang setia dalam mengasihi kita, mari kita balas kasih-Nya dengan kita setia mengasihi pasangan kita. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Apakah selama ini aku masih setia dengan pasanganku?
Aplikasi          : Jadilah pribadi yang setia.
Doa                 : Tuhan, bentuk aku agar bisa memiliki kesetiaan seperti-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar