Semangat belajar Lee membuahkan prestasi sehingga ia diterima di Korean University , perguruan tinggi terkenal. Untuk membiayai kuliahnya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Inilah awal mula titik balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan denga politik. Lee terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa dan terlibat dalam aksi demo antipemerintah. Ia pun diganjar hukuman penjara percobaan pada tahun 1964. Status itu nyaris membuyarkan impiannya untuk bekerja sebagai pegawai Hyundai Group karena pertimbangan politis. Namun, Lee terus mencari jalan. Ia mengirim surat ke kantor Presiden dan akhirnya diterima sebagai pegawai. Di perusahaan inilah ia mampu menunjukkan bakatnya. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah mempreteli sebuah buldozer, mempelajari cara kerja mesin itu. kelak, Hyundai berhasil memproduksi buldozer yang menjadi mesin uang pada periode 1970-1980. Ia mendapat julukan "Buldozer" karena dianggap selalu bisa membereskan masalah.
Kemampuan Lee mengundang kekaguman pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi Chung, prestasi Lee terus melesat. Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik dengan menjadi anggota dewan pada 1992. Tahun 2002, Lee yang masa kecilnya sangat miskin itu menjadi Walikota Seoul. Dan, tahun 2007, ia terpilih menjadi presiden Korea Selatan. Keberhasilan hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor satu di Korea Selatan adalah contoh betapa semangat tanpa putus asa dapat mewujudkan impian yang tampaknya mustahil.
Sumber : Majalah Inspirasi | Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar