Website counter

Senin, 28 Februari 2011

Pribadi yang Peduli

Baca : Lukas 15 : 1 – 7
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Lukas 15 : 1

Apa yang terpikir dalam benak Anda saat melihat ada seorang gembel tua tidur di sebuah pos polisi di waktu malam saat berhenti di perempatan lampu merah? Apa yang Anda rasakan ketika melihat beberapa tunawisma tidur di emper-emper toko saat hujan deras? Apa yang Anda rasakan melihat anak-anak kecil mengamen sambil mengemis-ngemis di tengah panas terik, sedangkan Anda berada dalam mobil yang ber-ac atau naik sepeda motor? Apa yang Anda rasakan saat melihat seorang pemulung di temani seorang anaknya mengais-ngais tong sampah dengan garpunya, sambil berharap menemukan satu atau dua kardus bekas atau botol air mineral bekas? Kalau Anda menganggap itu bukan urusan Anda dan sudah biasa orang miskin ada dimana-mana, mari kita belajar dari Bunda Theresa.

Bunda Theresa bukanlah siapa-siapa dan bukan orang kaya. Namun dunia hari ini tetap mengenang beliau sebagai seorang biarawati yang sangat di segani semua kalangan karena tindakannya yaitu mau peduli dengan orang miskin dan orang sakit yang "berceceran" di jalan-jalan Kalkuta. Bunda Theresa tak peduli apakah orang itu berdosa atau tidak, Kristen atau Hindu, hampir mati atau masih disembuhkan, yang dia peduli adalah orang itu bisa sembuh dan memiliki hidup yang layak. Kalau pun mati, dia mati dengan cara yang terhormat. Bunda Theresa mengajarkan kepada kita agar jangan pernah melihat penampilan atau menghitung untung rugi saat menolong sesama, karena Tuhan pun tak jaim atau menghitung untung rugi saat menerima kita sebagai anak-Nya dan mengampuni segala kesalahan kita.

Yesus sewaktu menginjil kesana kemari mendapat julukan sahabat orang berdosa, dan dengan senang hati Yesus menerima julukan itu. Dalam beberapa kesempatan Yesus menegor mereka yang rajin ibadah namun tidak peduli dengan nasib orang berdosa. Yesus sengaja menceritakan beberapa perumpamaan untuk membuat mereka sadar dan mau peduli.

Ringkasnya : Sebagai murid Yesus masa kini, mari kita menjadi murid-Nya yang mau peduli. Diri kita adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menolong orang-orang yang kekurangan itu. Kita mungkin tak bisa melakukan tindakan besar seperti Yesus dan Bunda Theresa, namun kita bisa memulainya dengan mau peduli nasib satu dua orang. Murid Yesus yang sejati mengasihi semua orang tanpa melihat penampilan. Buktikan kita adalah murid-Nya dengan memberikan apa yang mampu kita berikan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Seberapa pedulikah aku dengan orang-orang di sekitarku?
Aplikasi          : Jadilah pribadi yang mau peduli.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk memiliki hati yang mau peduli kepada sesama. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar