Website counter

Minggu, 06 Februari 2011

Penilaian


Baca : I Samuel 16 : 1 – 13
Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Mau tidak mau, suka tidak suka, kita pasti akan selalu mendapat penilaian dan butuh penilaian dari orang lain. Dahulu sewaktu kita duduk di bangku sekolah, guru-guru kitalah yang memberikan nilai secara akademik. Dalam keluarga, orang tua dan sanak saudaralah yang memberikan penilaian kepada kita. Dalam hubungan pertemanan, teman-teman dan sahabat kitalah yang akan menilai kita. Dalam gereja, pendeta atau rekan-rekan satu jemaat yang akan menilai kita. Dalam pekerjaan, bos dan rekan-rekan di kantor yang akan menilai kita. Tuhan pun selalu menilai diri kita. Bicara masalah penilaian, setiap kita tentu menilai diri kita yang terbaik dan kadang kita tidak sadar ada beberapa keburukan yang kita lakukan. Dengan memiliki pergaulan yang luas, maka akan banyak orang yang bisa menilai kita dan semuanya itu baik.

Dari penilaian mereka kita bisa tahu bagian mana yang sudah baik dari diri kita yang perlu dipertahankan dan tingkatkan, serta bagian mana yang harus kita buang dan kita ganti dengan sesuatu yang baru. Contohnya kita punya kebiasaan mengorek-ngorek hidung atau tertawa terkekeh-kekeh sehingga membuat orang lain kurang nyaman, sahabat yang baik pasti akan menilai buruk dan menegur kita. Kita semua butuh penilaian orang lain, namun tak semua penilaian orang harus kita turuti. Kita harus belajar selektif dalam menerima setiap penilaian. Terimalah penilaian semua orang, namun hanya lakukan penilaian yang diberikan oleh orang-orang yang tepat. Contohnya seorang teman Anda yang doyan gosip menilai Anda sombong karena selalu diam saja saat dia mengoceh tidak karuan, abaikan saja penilaiannya. Kalau seorang hair sylist menilai model rambut Anda kurang pas, dengarkan dan turuti penilaiannya karena dia ahli dalam bidang rambut. Kalau seorang hamba Tuhan menegor Anda masalah perpuluhan, dengarkan dan turuti nasehatnya. Kalau seorang negatif thingking menilai Anda sok rohani, abaikan saja penilaiannya.

Ringkasnya : Kita tak mampu mencegah orang menilai apapun tentang diri kita dan mungkin sengaja menjelek-njelekkan kita. Kita tak punya kuasa mengatur apapun terjadi di sekitar kita, namun kita mempunyai kuasa untuk mengendalikan apa yang akan kita lakukan. Terima dan lakukan penilaian dari orang-orang yang berkualitas dan ahli di bidangnya entah penilaian itu baik atau buruk sehingga Anda semakin lebih baik. Jangan pernah sakit hati atau patah semangat saat seseorang memberikan penilaian buruk, namun introspeksilah diri dan berubahlah kalau memang Anda memiliki keburukan. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Bagaimana sikapku selama ini saat menerima penilaian orang lain?
Aplikasi          : Bijaksanalah dalam menerima penilaian dari siapapun.
Doa                 : Tuhan, lembutkan hatiku dan ajar aku agar bijaksana saat menerima penilaian dari orang lain. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar