Website counter

Minggu, 06 Februari 2011

Budaya Terlambat


Baca : Yesaya 59 : 1 – 3
Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar. Yesaya 59 : 1

Beberapa waktu lalu seorang teman satu pelayanan menegur saya ketika terlambat datang ibadah di hari Minggu. Waktu itu saya terlambat karena bangun kesiangan. Sebetulnya saya memang pantas mendapat teguran dan saya mau menerima teguran saat melakukan kesalahan, namun saya tidak menghormati teguran teman saya ini karena dia pun suka terlambat. Dalam beberapa kesempatan seperti janji donor darah bersama atau jalan-jalan bareng, dia suka terlambat. Alhasil dia tanpa sadar menjadi batu sandungan buat saya pribadi dan saya balik menegornya karena dia bisa melihat selumbar di mata orang lain, namun balok dalam matanya dia tak sadari.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, budaya suka terlambat menjadi kebiasaan buruk sebagian orang sampai hari ini. Baik dalam hal besar maupun kecil, beberapa di antara kita suka terlambat dan berlambat-lambat menyelesaikan sesuatu. Hal ini sangat tidak baik karena suka terlambat menunjukkan diri kita tidak menghargai waktu dan orang yang menerima janji dari kita, walaupun itu hal yang sepele. Katakanlah kita berjanji ketemu si A pukul 16.00 tetapi kita datang pukul 16.15. Kita membuat orang itu menunggu, membuat jadwal kerja orang itu tertunda, dan tanpa sadar kita membuat image yang buruk bagi orang tersebut. Sebagian kita sadar atau tanpa sadar selalu terlambat walaupun tahu itu tidak baik, karena kita mengampangkan segala sesuatu. Cobalah bayangkan kalau Tuhan suka terlambat seperti kita. Tuhan tiba-tiba terlambat menerbitkan matahari selama setengah jam, atau Tuhan terlambat lima menit saja untuk membuat udara di bumi. Atau Tuhan terlambat satu detik saja ketika Anda akan di tabrak mobil. Apa yang akan terjadi?

Keluarga yang dikasihi Tuhan, kita kadang-kadang suka menyalahkan Tuhan dan menganggap Dia tidak mendengar seruan kita. Padahal kita sendiri salah. Apa yang kita tabur, itu pula yang kita tuai. Kalau kita suka terlambat baik dalam hal kecil maupun besar, maka itu pula yang kita tuai. Tuhan itu selalu adil dan Dia akan memberikan buah dari biji yang kita tabur. Anda ingin menjadi pribadi yang dihargai orang lain dan selalu mendapatkan sesuatu tepat pada waktunya? Belajarlah menghargai Tuhan dan orang lain ketika berjanji. Tuhan sesungguhnya tak pernah terlambat untuk melakukan sesuatu yang kita minta, namun seringkali sikap kita sendirilah yang membuat berkat itu tidak bisa tercurah. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Selasa, 22 February 2011
Pertanyaan     : Apakah aku suka menyalahkan orang lain namun aku sendiri tak mampu melihat kesalahanku?
Aplikasi          : Koreksi diri sendiri terlebih dahulu sebelum menegor orang lain.
Doa                 : Tuhan, bimbing aku agar menjadi murid-Mu yang disiplin. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar