Website counter

Minggu, 06 Februari 2011

Mengeluh


Baca : Lukas 13 : 31 – 35
Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi  kamu tidak mau. Lukas 13 : 34

Beberapa waktu lalu, media cetak dan elektronik ramai menyorot dan membahas Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena beliau mengeluhkan gajinya yang tak kunjung mengalami kenaikan setelah beberapa tahun menjabat presiden. Ucapan SBY kontan mendapat respon beragam dari masyarakat. Ada yang pro, ada yang kontra, ada yang memaklumi, ada pula yang menghakimi. Beberapa pihak bahkan membanding-mbandingkan gaji SBY dengan gaji presiden negara lain dan beberapa pihak memberi label presiden SBY suka mengeluh.

Kisah presiden SBY yang mengeluh kepada rakyatnya sesungguhnya adalah hal yang wajar karena presiden pun manusia biasa, bukan superman, sehingga sah-sah saja beliau mengeluh dan sama sekali tidak salah. SBY menjadi sorotan karena beliau kepala negara dan kebanyakan rakyat yang di pimpinnya menginginkan pemimpinnya itu selalu tegar, pantang kelihatan lemah dan hebat dalam segala hal. Padahal kalau mau kita pikir secara jernih, manusia mana sih yang sangat sempurna sehingga tidak pernah salah dan tidak pernah mengeluh? Yesus saja pernah mengeluh tentang Yerusalem, SBY pun punya hak mengeluh, sama seperti kita yang juga kadang-kadang atau bahkan mungkin selalu mengeluh. Bicara masalah mengeluh, Tuhan tak pernah melarang kita mengeluh, dan mengeluh itu justru baik untuk kesehatan kita sendiri. Saya katakan sehat karena dengan mengeluh kita mengeluarkan unek-unek kita dan akan mendapat kelegaan. Orang yang tak pernah mengeluh patut di curigai kesehatan rohaninya karena itu berarti dia orang yang suka memendam masalah. 

Mengeluh itu baik, namun hendaknya kita bisa mengeluarkan keluhan dengan cara yang benar, di waktu yang tepat dan kepada orang yang tepat pula. Karena kalau kita mengeluh di waktu, tempat, dan kepada orang yang salah, akibatnya akan sangat fatal. Kita sedang cekcok dengan pasangan dan kemudian mengeluh kepada tukang gosip, akibatnya akan fatal. Kita sedang depresi dengan pekerjaan dan kemudian mengeluh kepada rekan kerja yang juga sedang sama depresinya, akibatnya fatal. Kita sedang berada di sebuah pesta dan kemudian kita mengeluh kepada tuan rumah tentang berbagai kekurangan dalam pestanya, ini juga fatal. Kita tak mendapat jawaban atas masalah yang kita keluhkan, justru kita menimbulkan masalah baru. Yesus pernah mengeluh kepada beberapa orang Farisi di waktu, tempat, dan orang yang tepat karena mereka sesungguhnya sangat tahu siapa Yesus dan apa yang Yesus lakukan. Yesus ingin mereka tahu bahwa diri-Nya memang harus mati dibunuh di Yerusalem, namun apa daya orang-orang Israel (Yerusalem) tetap tidak mau mengikuti-Nya.

Ringkasnya : Anda punya hak untuk mengeluh, namun ungkapkan keluhan Anda dengan cara yang benar. Belajarlah dari cara Yesus mengeluh sehingga orang tahu tentang suasana hati Anda dan Anda mendapat kelegaan. Mengeluh yang terbaik adalah saat kita mengeluh kepada Tuhan karena kita pasti mendapat kelegaan. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Apakah selama ini Aku suka mengeluh dengan cara yang salah?
Aplikasi          : Ungkapkan keluhan Anda dengan cara yang bijak.
Doa                 : Tuhan, bantu aku untuk bisa mengeluarkan unek-unek dalam hatiku dengan cara yang benar. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar