Website counter

Kamis, 10 Februari 2011

Pujian

Baca : Mazmur 96 : 1 – 13 dan Amsal 27 : 2
Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Mazmur 96 : 2

Sebagai pendiri renungan Breakthrough dan penulis di beberapa penerbit buku renungan di Indonesia, banyak orang memuji saya sebagai seorang penulis hebat yang semakin berkualitas dalam menulis. Pujian itu saya terima dengan sukacita karena itu membuat saya semakin semangat dalam menulis. Nah, satu hari saya menerima SMS dari seorang teman yang dua tahun lalu tahu saya sedang belajar menulis dan suka mengomentari tulisan saya. Kebetulan dia sama sekali tidak menguasai ilmu tentang menulis sehingga dia menilai sebagai seorang awam. Dia berkata bahwa tulisan saya semakin berkembang dan dia berharap semakin lama tulisan saya semakin lebih banyak memberkati pembaca. Membaca SMS itu saya semakin sukacita karena teman ini memuji saya dengan tulus. Jujur sebagai manusia biasa saya pun suka di puji, saya pun biasa menerima kritik. Namun sebuah pujian yang tulus berbeda sekali rasanya dengan pujian yang sekedar basa-basi.

Saya sangat yakin, semua orang sesungguhnya senang mendapat pujian, apalagi kalau pujian itu tulus dan diberikan oleh seseorang yang tidak kita kenal (Amsal 27:2). Kita merasa semangat dan dihargai karena apa yang sudah kita lakukan membuat orang lain diberkati dan bertumbuh. Namun, sangat sayang banyak orang tidak bisa gampang memuji orang lain dengan tulus. Kebanyakan orang cenderung lebih mudah menghakimi, mencaci atau menuding kelemahan orang lain. Tak heran banyak orang kurang maksimal bekerja bahkan stres karena apa yang mereka lakukan kurang dihargai. Mereka bertingkah di tempat kerja atau sengaja mengikuti pergaulan yang buruk, karena dari situ mereka akan mendapat perhatian dan mendapat pujian. Mengapa manusia senang mendapat pujian? Karena itulah sifat alami kita. Sebagai ciptaan Tuhan, kita membawa sifat-sifat Tuhan, yang salah satunya suka dipuji. Hal ini bisa kita buktikan saat ibadah di gereja. Apapun gereja kita, pasti kita akan menyanyikan lagu-lagu pujian saat beribadah. Saat berdoa, kita pun pasti memuji Tuhan. Saat melihat ciptaan-ciptaan Tuhan, kita pun akan memuji Tuhan. Oleh karena sangat tak lazim jika seseorang mendapat pujian yang tulus justru marah-marah.

Kita semua suka dipuji dan kita tahu Tuhan pun suka dipuji. Pertanyaannya sekarang, seberapa tulus kita memuji Tuhan? Apakah hanya sekedar basa-basi agar sepanjang hari kita tidak sial atau agar mendapat berkat? Atau kita benar-benar tulus memuji? Anda dan saya bisa membedakan mana pujian yang tulus dan mana pujian yang basa-basi, Tuhan pun bisa melakukan hal yang sama. Marilah kita belajar memuji Tuhan dengan tulus karena banyak sekali hal yang terjadi di sekitar kita, yang membuat kita mampu memuji Tuhan dengan tulus. Contoh sederhananya, kita bisa memuji Tuhan karena dia memberikan kita pekerjaan hari ini, kita memuji Tuhan karena memberikan udara di bumi, kita memuji Tuhan karena tinggal di kota yang aman dan damai. Dll.

Ringkasnya : Selalu memuji Tuhan dalam segala keadaan dengan tulus. Isi hati Anda dengan sukacita melihat perbuatan-perbuatan tangan-Nya yang ajaib sehingga mulut Anda dengan tulus bisa mengeluarkan pujian demi pujian untuk-Nya. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Tuluskah aku selama ini saat memuji Tuhan atau memuji sesama?
Aplikasi          : Jadilah pribadi yang suka memuji dengan tulus.
Doa                 : Tuhan, lembutkan hatiku sehingga aku senantiasa bisa memuji Engkau dan sesamaku dengan tulus. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar