Website counter

Kamis, 10 Juni 2010

Positif Thinking

By : Richard T.G.R

Tetapi kata Daud kepada Abisai: "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?" I Samuel 26 : 9

Bacaan : I Samuel 26 : 1 – 25

Ketika kita bekerja atau beraktifitas, seringkali kita akan menghadapi konflik dengan beberapa orang. Entah itu rekan kerja, bos, pasangan hidup atau orang yang sama sekali tidak kita kenal. Nah, ada kalanya konflik bisa timbul bukan karena kesalahan kita, namun karena cara pandang yang salah dari seseorang atau iri hati orang-orang di sekitar kita. Contoh sederhananya adalah Anda karyawan yang jempolan dan menjadi panutan rekan-rekan yang lain. Apa daya bos Anda dikantor ternyata iri karena dia sadar Anda adalah karyawan terbaik yang satu hari kelak pasti menggeser posisinya karena sadar diri diri bahwa kemampuan dirinya jauh di bawah Anda. Bos Anda berusaha mencari-cari kesalahan Anda, menjelek-njelekan Anda dan pada akhirnya memecat Anda dengan alasan yang di buat-buat. Anda sendiri tahu mengapa di pecat, namun bagaimana sikap Anda? Apakah Anda akan menyimpan dendam atau berusaha memaafkannya? Apakah saat kelak Anda sukses dan mendapati mantan bos Anda butuh pertolongan, Anda akan dengan tulus menolong atau tertawa gembira melihat dirinya menderita?

Memang sangat tidak mudah mengampuni seseorang yang membenci kita karena kita lebih baik dari dirinya. Keinginan hati kita adalah membalas apalagi kalau diri kita tidak bersalah. Namun, Tuhan ingin kita belajar tetap berpikir positif seperti Daud. Daud tak pernah membalas kejahatan Saul walaupun selama bertahun-tahun Daud di buat susah dan selalu di buru-buru layaknya buronan. Untuk bisa merasakan betapa menderitanya Daud, mari kita membayangkan hidup para teroris yang di buru Densus 88. Kitab Samuel I menceritakan Daud harus berjalan sembunyi-sembunyi ke sana ke mari karena Saul memerintahkan seluruh tentara Israel memburunya di wilayahnya. Daud makan tak tenang dan tidur tak nyenyak karena ulah satu orang, Saul, dan dia harus alami itu bertahun-tahun. Saat kesempatan untuk membunuh Saul datang padanya sampai dua kali, di sinilah terbukti betapa positif pikiran Daud. Walaupun Saul jahat kepadanya, namun Daud mengerti bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan. Bukan wewenang dia untuk menghakimi atau membalas dendam. Daud tahu hidupnya tak akan pernah tenang dan pasti akan ada balasan kalau dia membunuh orang yang diurapi Tuhan walaupun Saul layak dibunuh. Daud tetap taat kepada perintah Tuhan untuk tidak main hakim sendiri.

Teladan Daud kiranya menguatkan kita yang saat ini sedang mengalami diskirminasi atau perlakuan tidak adil karena talenta yang kita punya atau iri hati orang lain. Tuhan selalu memperhatikan hidup Anda dan Dia ingin kita menjadi anak-anakNya yang tetap berpikir positif dan tidak main hakim sendiri. Penghakiman adalah bagian Tuhan, bagian kita adalah mengasihi semua orang, bahkan orang yang selalu menyakiti kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar