Website counter

Selasa, 22 Juni 2010

Mentalitas Pengemis atau Pemenang?


By : Richard T.G.R

TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka! Bilangan 14 : 11

Bacaan : Bilangan 14 : 1 – 38

Beberapa waktu yang lalu, publik negara Indonesia tercengang-cengang mendengar usulan dari salah satu partai besar bernama Golkar melalui para wakilnya di DPR. Mereka mengajukan usul agar setiap anggota DPR mendapat dana sejumlah 15 miliar per tahun dengan alasan dana tersebut akan di gunakan untuk membangun desa atau daerah tempat para wakil rakyat tersebut di pilih. Gayung pun bersambut. Masyarakat langsung ramai-ramai menolak dan secara terbuka menyatakan bahwa mereka yang mengajukan usulan tersebut serakah, tidak punya empati, busuk, dll. Memang kenyataan berbicara bahwa banyak sekali daerah di Indonesia yang sangat tertinggal sehingga perlu di bangun oleh pemerintah dan pemimpin partai Golkar sendiri dinilai tidak bertanggung jawab oleh publik tanah air karena kasus Lapindo dan dugaan pengemplangan pajak.

Belajar dari kejadian di atas, kita semua perlu berkaca apakah diri kita tanpa sadar juga seperti beberapa anggota DPR yang sudah di gaji tinggi, mendapat rumah dinas mewah, bekerja diruangan ber-ac namun merasa kurang dan kurang sehingga tanpa malu-malu meminta duit tambahan kepada pemerintah? Bukankah setiap hari kita selalu di berkati Tuhan dengan udara, kesehatan, pekerjaan atau keselamatan, namun mengapa terkadang kita merasa kurang? Kita selalu minta ini minta itu kepada Tuhan melalui doa, namun berapa banyak diantara kita hanya sekadar doa tetapi tak mau bekerja keras meraih keinginan kita. Memang ada beberapa hal yang Tuhan berikan gratis seperti udara, sinar matahari dan air. Namun kalau kita meminta kekayaan atau kesehatan, kita harus mau berusaha mendapatkannya. Kalau kita ingin kaya, kita harus mau bekerja keras. Kita mencucurkan keringat untuk mendapatkan uang yang akan kita gunakan untuk mewujudkan harapan. Untuk sehat kita harus mau olahraga rutin, istirahat cukup, makan secara teratur dan makanan yang kita makan bergizi.

Kisah tentang bangsa Israel yang dihukum Tuhan adalah satu pembelajaran yang baik untuk kita semua agar jangan sampai memiliki mental pengemis dan pemalas. Bangsa Israel selalu Tuhan cukupkan dalam segala hal, namun mereka tidak tahu terima kasih. Saat Tuhan memberikan suatu berkat besar yaitu tanah perjanjian yang subur dengan syarat mereka harus mau berperang dengan bangsa-bangsa yang menduduki tanah tersebut, mereka memilih pulang ke Mesir. Akhirnya mereka terpaksa menjadi bangsa pengembara selama 40 tahun dan Anda semua bisa membayangkan betapa sengsaranya setiap hari hanya melihat pasir sambil dan makan manna seraya menunggu kematian menjemput karena hanya orang-orang yang berusia 20 tahun ke bawah yang akan menikmati tanah perjanjian saat Tuhan menghukum mereka. Seandainya saja mereka waktu itu dengan berani mau berperang seperti Yusak dan Kaleb, mungkin mereka hanya butuh 5 atau 6 tahun untuk mengalahkan bangsa-bangsa yang mendiami tanah perjanjian. Mereka bisa menikmati segarnya buah anggur atau nikmatnya ikan yang ditangkap di sungai dan tinggal di sebuah rumah yang sejuk.

Hari ini bagaimana dengan Anda? Apakah Anda memilih seperti bangsa Israel yang takut gagal, takut perang dan takut berkompetisi sehingga kondisi Anda biasa-biasa saja dan selalu mengharapkan belas kasihan orang lain ATAU Anda memilih berani ambil tantangan dan bekerja keras mewujudkan mimpi? Pilihan hidup ada di tangan Anda dan setiap pilihan ada konsekuensinya sendiri-sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar