Website counter

Senin, 28 Juni 2010

Accurate

By : Richard T.G.R

Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Kis 17 : 11

Bacaan : Kis 17 : 10 – 15

Setiap kita tentu pernah berbelanja. Nah, setiap orang tentu memiliki caranya sendiri-sendiri saat memilih barang yang akan dia beli. Ada orang yang berlama-lama berdiri di depan deretan aneka produk untuk membandingkan harga. Ada yang asal comot produk yang dia butuhkan. Ada yang hanya mengincar produk yang sedang di diskon. Ada pula yang asal belanja untuk gengsi dan menghabis-habiskan uang alias membeli sesuatu yang kelihatan bagus di matanya, padahal belum tentu barang tersebut dia butuhkan. Saya secara pribadi punya kebiasaan tersendiri saat membeli barang di toko waralaba. Saya akan membeli barang yang paling murah dengan kualitas sama dan sedang promo. Contoh kasus saya akan membeli mertega. Kalau dua buah mertega dengan berat yang sama, namun selisih harganya lima ratus atau tiga ratus rupiah, saya akan pilih yang lebih murah. Saya pun biasanya akan meneliti berapa lama kadarluarsa makanan itu untuk menghindari keracunan.

Kalau untuk urusan makan saja kita sangat perhitungan dan teliti, bagaimana cara kita melihat urusan rohani? Apakah kita serius dan sungguh-sungguh belajar setiap kali bersaat teduh, membaca Alkitab dan buku renungan atau kita membaca Alkitab dan renungan hanya sekedar rutinitas, sehingga pagi hari kita baca, namun begitu kita sampai kantor, kita lupa apa yang barusan kita baca? Bicara masalah ketelitian, kita patut mencontoh jemaat Berea. Mereka adalah Kristen yang tidak asal ibadah atau yes men saja menuruti para rasul. Namun mereka sungguh-sungguh menyelidiki isi kitab suci, apakah cocok ajaran para rasul dengan Firman Tuhan. Mereka biasa membaca Alkitab dan mendalami isinya sehingga bisa membedakan mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang sesat. Renungan ini tidak mengajak Anda sangat teliti menyimak khotbah pendeta, namun mengajak kita serius dalam bersaat teduh atau mendengarkan ajaran rohani seseorang. Jangan hanya sekedar baca lalu di lupakan dan tak pernah di praktekkan, namun baca, renungkan dan praktekkan sehingga hidup Anda akan sehat secara rohani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar