Website counter

Kamis, 03 Maret 2011

Motivasi Memberi


Baca : 2 Korintus 9 : 6 – 15
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 2 Korintus 9 : 7

Di suatu desa, ada seorang dokter yang dikenal ahli menyembuhkan berbagai penyakit lewat resep-resepnya. Karena dokter ini baik, ia memungut bayaran cukup murah kepada penduduk yang berobat, bahkan kadang kasi gratisan ongkos periksa dan obat-obatan kepada mereka yang kurang mampu. Sang dokter pun banyak senangi penduduk desa. Suatu hari, seorang petani miskin yang dulu pernah sembuh karena obatnya datang berkunjung dan memberikan hasil bumi seperti kelapa, Lombok, dan pisang sebagai ucapan terima kasih sang dokter sangat senang dan gak ingin bapak ini pulang dengan tangan kosong. Dokter itu lalu memberikan seekor anak sapi kepadanya. Pak tani ini jelas gembira menerima pemberian sang dokter. Anak sapi kalo dipelihara jelas amat menguntungkan karena bisa menghasilkan susu dan diternakkan.

Kisah sang dokter yang membalas sayuran dengan sapi menyebar cepat. Seorang peternak tertarik mengambil untung. Dia datangi sang dokter dan kasi beberapa ayam dengan harapan mendapatkan balasan, syukur-syukur dapat seekor sapi dewasa, lumayan buat tambahan. Sang dokter baik ini juga gak mau bapak ini pulang dengan tangan kosong. Maka ia pun memberikan setandan pisang. Si bapak peternak pulang dengan kecewa karena merasa rugi.

Member itu jelas tindakan baik. Tapi, yang juga tak kalah penting adalah motivasinya. Kalau motivasi kita seperti bapak yang memberikan ayam tadi, kita member hanya supaya menerima. Kita kasi kolekte seribu, dengan harapan Tuhan membalas sepuluh ribu. Kita member bahkan melayani karena ingin sesuatu entah dari Tuhan atau orang lain. Itu jelas motivasi keliru. Kalo motivasi kita memberi seperti itu, siap-siap aja kecewa. Alkitab mengajarkan kita memberi dengan kerelaan hati dan sukacita. In fact, kadang kita emang gak akan mendapatkan balasan apa-apa setelah memberi sesuatu kok. Apalagi dalam hal memberi pada Tuhan, sesungguhnya kita melayani Tuhan karena Tuhan udah terlebih dulu berkorban bagi kita. Tentang balasan apa yang akan kita dapet, itu bukan urusan kita. So berilah kepada Tuhan atau kepada orang lain dengan rela, gak usah banyak berpikir tentang balasannya. • Richard T.G.R

Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Nex – Selasa, 22 Maret 2011
Pertanyaan : Apa motivasiku memberi selama ini?
Aplikasi : Berilah kepada siapapun dengan ikhlas.
Doa : Tuhan, ajar aku untuk tulus memberi kepada siapapun. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar