Website counter

Kamis, 17 Maret 2011

Meributkan Perkara Sepele


Baca : Markus 9 : 33 – 37
Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Markus 9 : 34

Dua kota di Jerman membawa perselisihan mereka ke pengadilan karena sama-sama tidak mau mengalah dalam perebutan nama kota mereka yang hampir sama. Kota Oberharz (Harz Atas), terletak di bekas wilayah Jerman Barat, menuntut Kota Oberharz am Brocken (Harz Atas di Brocken), yang terletak di eks wilayah Jerman Timur. Pejabat Oberharz beralasan, kota di timur itu tidak terletak di dataran tinggi maupun di Gunung Brocken, jadi tak berhak menyandang namanya. Sejauh ini, tiga usaha mediasi untuk mendamaikan rebutan nama antara 2 kota yang hanya terpisah jarak 20 km ini gagal, dan kasusnya dibawa ke pengadilan tata usaha negara di Magdeburg. Kedua kota di Jerman ini rupanya perlu belajar dari kota-kota di Indonesia yang namanya mirip-mirip namun akur-akur saja. Warga Kota Purwokerto dan Purwakarta tak pernah ribut gara-gara nama. Warga Bandung (Jabar) dan warga Bandungan (Jateng) tak pernah ribut gara-gara nama.

Mungkin kita tertawa melihat para pejabat di kedua kota di Jerman membuang-mbuang waktu, energi dan biaya hanya gara-gara nama sebuah kota. Namun sadarkah kita bahwa beberapa di antara kita seringkali tanpa sadar juga suka meributkan hal-hal yang sepele sehingga kita membuang-mbuang waktu dan tenaga? Kita (waktu kecil) suka ribut dengan kakak atau adik hanya gara-gara rebutan sekeping coklat sampai berkelahi sehingga orangtua kita marah dan menghukum kita. Kita ribut dengan rekan bisnis hanya gara-gara persoalan kecil seperti salah menuliskan nama kita satu huruf saja. Kita ribut sendiri dengan pasangan kita hanya gara-gara ia lupa menyediakan kopi atau teh saat kita sedang membaca koran. Kita berkelahi dengan seorang pengendara sepeda motor yang tak sengaja menyengol motor kita sehingga kedua-duanya terjatuh, padahal dia sudah meminta maaf. Dll.

Murid-murid Yesus pun pernah ribut hanya gara-gara masalah sepele yaitu siapa di antara mereka yang terbesar, padahal semua murid di mata Tuhan penting. Yesus lalu mendamaikan mereka dengan memberi nasehat melalui seorang anak kecil. Tuhan tidak suka melihat kita membuang-buang waktu hanya untuk meributkan perkara sepele yang tak ada gunanya. Gunakan waktu yang kita punya untuk mengerjakan perkara-perkara yang berguna karena waktu yang sudah berlalu itu tidak bisa kembali.

Ringkasnya : Tuhan memberikan kita waktu 24 jam sehari bukan untuk menyelesaikan perkara-perkara remeh yang tak ada gunanya. Gunakan waktu yang ada untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama. • Richard T.G.R

Pertanyaan : Apakah selama ini aku selalu meributkan perkara remeh?
Aplikasi : pikirkan dan kerjakan perkara kecil dan besar yang berkualitas.
Doa : Tuhan, ajar aku untuk menghargai waktu yang Engkau berikan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar