Baca : Yohanes 3 : 1
– 21
Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3 : 16)
Kisah ini terjadi di
China. Ketika tsunami akan menerjang daratan China, seorang petani sedang
berdiri di puncak bukit yang dikelilingi oleh sawahnya. Tiba-tiba ia melihat
air laut surut dari pantai ke tengah lautan. Ia tahu sebentar lagi gelombang
pasang akan datang. Ia melihat petani-petani lain sedang berada di sawah yang
letaknya lebih rendah. Bila gelombang pasang itu kembali menerjang ke pantai,
mereka pasti disapu bersih. Tanpa pikir panjang, ia segera membakar tumpukan
jeraminya dan dengan keras membunyika lonceng di kuil. Petani-petani itu
berpikir bahwa rumahnya terbaar sehingga bergegas ke puncak bukit untuk
menolong. Setelah mereka sampai puncak bukit, mereka mendengar dan melihat
pusaran dinding air laut menyapu bersih petak-petak sawah yang baru saja mereka
tinggalkan. Mereka pun sadar petani itu telah menyelamatkan nyawa mereka.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, saat kita berkata kita
mengasihi seseorang, maka kita pasti melakukan pengorbanan. Entah itu
pengorbanan secara materi, waktu, tenaga, atau perasaan. Bohong besar jika
seseorang berkata dia mengasihi kita namun dia tak mau berkorban. Kasih yang
sejati tidak sekedar diucapkan, namun dilakukan dalam tindakan nyata. Karena
Tuhan mengasihi kita, Ia merelakan anak-Nya yang tunggal mati di kayu salib
untuk menebus dosa kita semua. Kematian-Nya bukan kematian biasa, namun
kematian yang sangat tragis karena sebelum mati, Yesus terlebih dahulu dianiaya
baik secara fisik maupun psikis, diperlakukan lebih buruk daripada hewan,
sengaja dibuat mati dengan cara perlahan dan tersiksa.
Tuhan rela Yesus alami itu semua agar kita beroleh hidup
kekal. Sekarang, apa yang sudah kita lakukan sebagai bukti kita menghargai kasih
Tuhan? Mari kita rela berkorban bagi saudara-saudari kita yang membutuhkan
uluran kasih. Jangan pernah pelit untuk berbagi dan memberikan kasih yang mampu
kita berikan. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini di muat di RHK Aletea –
Jumat, 02 Maret 2012
Pertanyaan : Apa yang sudah kita lakukan untuk
menghargai kasih Tuhan?
Aplikasi : Mau berkorban bagi saudara atau
saudari kita.
Doa : Tuhan, ajar aku rela
berkorban untuk melakukan kasih. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar