Website counter

Sabtu, 31 Maret 2012

Membakar Jerami

Baca : Yohanes 3 : 1 – 21
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3 : 16)

Kisah ini terjadi di China. Ketika tsunami akan menerjang daratan China, seorang petani sedang berdiri di puncak bukit yang dikelilingi oleh sawahnya. Tiba-tiba ia melihat air laut surut dari pantai ke tengah lautan. Ia tahu sebentar lagi gelombang pasang akan datang. Ia melihat petani-petani lain sedang berada di sawah yang letaknya lebih rendah. Bila gelombang pasang itu kembali menerjang ke pantai, mereka pasti disapu bersih. Tanpa pikir panjang, ia segera membakar tumpukan jeraminya dan dengan keras membunyika lonceng di kuil. Petani-petani itu berpikir bahwa rumahnya terbaar sehingga bergegas ke puncak bukit untuk menolong. Setelah mereka sampai puncak bukit, mereka mendengar dan melihat pusaran dinding air laut menyapu bersih petak-petak sawah yang baru saja mereka tinggalkan. Mereka pun sadar petani itu telah menyelamatkan nyawa mereka.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, saat kita berkata kita mengasihi seseorang, maka kita pasti melakukan pengorbanan. Entah itu pengorbanan secara materi, waktu, tenaga, atau perasaan. Bohong besar jika seseorang berkata dia mengasihi kita namun dia tak mau berkorban. Kasih yang sejati tidak sekedar diucapkan, namun dilakukan dalam tindakan nyata. Karena Tuhan mengasihi kita, Ia merelakan anak-Nya yang tunggal mati di kayu salib untuk menebus dosa kita semua. Kematian-Nya bukan kematian biasa, namun kematian yang sangat tragis karena sebelum mati, Yesus terlebih dahulu dianiaya baik secara fisik maupun psikis, diperlakukan lebih buruk daripada hewan, sengaja dibuat mati dengan cara perlahan dan tersiksa.

Tuhan rela Yesus alami itu semua agar kita beroleh hidup kekal. Sekarang, apa yang sudah kita lakukan sebagai bukti kita menghargai kasih Tuhan? Mari kita rela berkorban bagi saudara-saudari kita yang membutuhkan uluran kasih. Jangan pernah pelit untuk berbagi dan memberikan kasih yang mampu kita berikan. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini di muat di RHK Aletea – Jumat, 02 Maret 2012
Pertanyaan     : Apa yang sudah kita lakukan untuk menghargai kasih Tuhan?
Aplikasi          : Mau berkorban bagi saudara atau saudari kita.
Doa                : Tuhan, ajar aku rela berkorban untuk melakukan kasih. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar