Baca : Galatia 6 : 1
– 10
Bertolong-tolonganlah
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. (Galatia 6 : 2)
Pernahkah kamu melihat
seorang tuna wicara atau tuna runggu berkomunikasi? Mereka akan menggerakan
tangannya sambil saling memandang saat berbicara satu sama lain. Sebetulnya
kalau kita amati baik-baik, orang itu tidak asal-asalan menggerakan tangan,
namun memiliki pola tertentu. Orang-orang menyebutnya sebagai bahasa isyarat,
yang sangat berguna bagi saudara-saudara kita yang tuna rungu maupun tuna
wicara.
Berabad-abad lalu para tuna rungu dan tuna wicara
diperlakukan tak manusiawi. Masyarakat sering bertindak kejam dan bengis karena
menganggap orang-orang ini terkena kutukan. Bahkan ada beberapa negara yang
sengaja memasukkan orang tuna rungu dan tuna wicara ke tempat pengasingan. Ada
pula yang sengaja dibunuh. Selama ratusan tahun mereka sangat menderita sampai
akhirnya pada abad 16, seorang tabib bangsa Italia bernama Jerome Cardin
berempati pada orang-orang tuna rungu dan tuna wicara. Jerome lalu menciptakan
suatu abjad gerakan jari yang bisa digunakan sebagai sarana berkomunikasi.
Usaha Jerome ini tak langsung sukses karena baru pada abad ke 17 orang mulai
mengenal bahasa isyarat. Abad ke 18 untuk pertama kalinya didirikan sekolah
umum bagi tuna wicara di Leipzig, Jerman.
Jagoan Kristus, kasihilah temanmu yang tuna rungu maupun
tuna wicara. Jangan menghina atau mengucilkan mereka, namun jadilah sahabat
yang mau menolong memanggul beban mereka dengan kamu berusaha belajar bahasa
isyarat sehingga kamu tahu apa yang mereka ucapkan dan mereka tahu apa yang
kamu katakan. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan
Spirit Junior – Jumat, 23 Maret 2012
Pertanyaan : Apakah aku mengasihi temanku yang memiliki
keterbatasan?
Aplikasi : Kasihilah teman yang memiliki
keterbatasan.
Doa : Tuhan, ajar aku berempati
dengan kekurangan temanku. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar