Website counter

Selasa, 17 Agustus 2010

Tamu Tak Diundang


Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang.
II Korintus 11 : 14

Bacaan : II Korintus 11 : 7 – 15

Di Kota Jakarta, sering ada "pasukan batik" yang numpang makan gratis di acara pesta perkawinan. Bahkan pada rapat umum pemegang saham perusahaan besar di hotel mewah, tidak luput dari serbuan investor palsu itu, tujuannya sama. Di Selandia Baru, Kota Wellington, sebuah perusahaan yang mengurusi pemakaman berhasil menangkap seorang pelayat palsu. Dalam satu pekan dia bisa menghadiri empat acara pemakaman, mengambil makanan, bahkan membungkus serta membawa pulang makanan itu. Direktur Rumah Pemakaman Harbour City, Danny Langstraat mengatakan, lelaki berusia sekitar 40 tahun itu tertangkap kamera pada berbagai kesempatan berbeda. "Dia membawa ransel dan kotak-kotak Tupperware untuk membawa makanan ke rumah. Lelaki itu juga sangat sopan dan dia seolah-olah menghormati dan mengenal almarhum," ujar Langstraat. Akhirnya pada suatu kesempatan lelaki itu muncul di satu acara pemakaman. Dia diperingatkan oleh salah seorang petugas bahwa dia boleh hadir dalam acara pemakaman, tetapi tidak boleh membawa pulang makanan.

Kalau untuk numpang makan gratis pihak tuan rumah dirugikan hanya secara materi, apa yang terjadi jika iblis yang menyamar sebagai malaikat terang untuk mencuri iman kita? Iblis tidak suka kita menjadi anak-anak Tuhan yang radikal dan melakukan perkara-perkara besar untuk Tuhan. Supaya kita tidak berapi-api, iblis akan gunakan segala cara untuk memadamkan semangat kita atau minimal membuat kita suam-suam kuku. Iblis tidak akan menjatuhkan kita dengan sesuatu yang mengerikan dan berbahaya seperti penampakan kuntilanak atau gendruwo yang sering di tayangkan acara televisi, namun dia akan menjatuhkan dengan membuat hidup kita nyaman. Iblis membuat kita gila kerja untuk mengejar uang, atau iblis menanamkan kemalasan dalam pikiran kita untuk jangan peduli dengan orang di luar Tuhan, urusi sajalah liturgy gereja, dan beraneka cara halus lainnya. Lalu bagaimana cara kita supaya tidak terjebak oleh cara iblis yang suka menyamar? Lihatlah buah perbuatan kita, kalau perbuatan itu mendatangkan berkat untuk diri kita dan sesama, berarti kita masih berapi-api. Namun kalau perbuatan kita cenderung mementingkan diri sendiri, hati-hatilah karena mungkin kita sudah termakan jebakan iblis. Jangan biarkan dia mencuri iman kita. • Untung Budiono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar