Website counter

Selasa, 17 Agustus 2010

Keramahan


Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin. Kisah Para Rasul 28 : 2

Bacaan : Kisah Para Rasul 28 : 1 – 10

Untuk kebutuhan makan sehari-hari, saya memasak nasi sendiri dan terkadang juga memasak lauk sendiri kalau ada waktu lunag. Kalau tidak sempat, saya membeli lauk pauk di warung yang kebetulan sangat dekat dengan rumah saya. Bisa dikatakan saya menjadi langganan di warung tersebut walaupun tidak setiap hari saya membeli. Tiga hari lalu, saya kembali membeli dan dilayani oleh seorang karyawan warung yang baru. Seperti biasa saya membeli, namun ada hal yang membuat saya tidak nyaman dan tidak suka membeli di tempat itu lagi. Hal ini terjadi karena pegawai itu melayani tanpa keramahan dan sangat terlihat dari raut mukanya dia sangat terpaksa menjadi karyawan warung makan itu. Ketika selesai membeli, dia pun tak mengucapkan terima kasih seperti layaknya karyawan warung makan yang lain atau warung-warung makan lain tempat saya biasa jajan. Dua kali saya membeli dan akhirnya tak mau lagi membeli di warung itu. Saya tak mau membeli bukan karena masalah rasa masakannya, banyaknya lauk yang diberikan, atau harga, tetapi karena pelayanan yang buruk dan tidak bersahabat.

Menjadi sosok yang ramah, setiap orang menginginkannya namun tak mudah melakukannya. Untuk menjadi orang yang ramah, kita tak perlu menjadi orang kaya dahulu atau menjadi orang terkenal. Kita hanya membutuhkan hati yang mau tulus melayani dan raut wajah yang ceria. Tak hanya saya, banyak di antara kita menjadi kesal bahkan tidak mau lagi berlangganan di suatu toko atau warung makan hanya gara-gara pelayanan yang buruk. Sekarang kembali ke diri kita masing-masing. Sudahkah kita menjadi pribadi yang ramah kepada setiap orang walaupun kondisi Anda saat berinteraksi dengan mereka sedang bad mood? Bisakah Anda tetap tersenyum ramah dan menyapa dengan sopan kepada orang-orang yang notabene tidak sreg dengan hati Anda saat bertemu mereka di gereja? Mampukah Anda tulus melayani dalam pekerjaan walaupun gaji yang Anda terima jauh lebih kecil daripada kontribusi yang Anda berikan? Setiap kita sesungguhnya sangat senang saat bertemu orang yang mau menyapa kita dengan ramah dan tersenyum. Itu pula yang harus kita lakukan kepada setiap orang yang kita temui. Apa yang Anda tabur, itu pula yang Anda tuai. Kalau Anda bersikap ramah dan memasang senyum kepada setiap orang yang Anda jumpai dengan tulus, maka hal itu pula yang kembali kepada Anda.

Dunia dengan segala masalahnya memang bisa membuat Anda stress dan merasa perlakuan yang tidak adil, namun itu bukan alasan untuk Anda tidak bisa bersikap ramah kepada orang lain. Bersikap ramah adalah salah satu bentuk kasih. Mari awali jalani hari ini dengan menjadi pribadi yang ramah dan jalani hidup dengan penuh kerelaan dan sukacita. Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat (Amsal 15 : 13). • Richard T.G.R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar