Website counter

Minggu, 01 Agustus 2010

Bakti Seorang Anak


Anak yang bebal menyakiti hati ayahnya, dan memedihkan hati ibunya. Amsal 17 : 25

Bacaan : Matius 21 : 28 – 32

Seorang anak bernama Wu Meng hidup pada masa Dinasti Jin. Keluarganya sangat miskin sehingga tidak mampu membeli jaring nyamuk. Pada musim panas, mereka sangat terganggu oleh datangnya nyamuk dan kedua orang tuanya tidak dapat tidur di malam hari. Melihat kesusahan ortunya, Wu Meng yang waktu itu berusia 8 tahun berusaha mencari jalan keluar agar kedua ortunya bisa tidur. Setelah makan malam, Wu Meng lalu mengambil kipas dan pergi ke kamar ortunya. Dia berusaha mengusir nyamuk dengan mengipasi mereka, namun mereka terus saja kembali. Gagal dengan usahanya, Wung Meng lalu melepas pakaiannya dan membiarkan tubuhnya di gigiti nyamuk yang kemudian menghisap darahnya. Wu Meng menahan sakit dan gatal di sekujur tubuhnya dengan harapan nyamuk-nyamuk itu kekenyangan dan tidak menganggu ortunya saat mereka tidur. Cara yang di tempuhnya berhasil, kedua orang tuanya kini bisa tidur dengan nyenyak. Ulah Wu Meng akhirnya di ketahui banyak orang. Para pejabat setempat yang mendengar kisahnya tergerak hati untuk membantu. Mereka lalu memberinya jaring nyamuk supaya ia tidak usah lagi mengorbankan diri untuk di gigiti nyamuk. (Sumber : Values for Success – Filial Piety, Elex Media Komputindo).

Girls, bakti apa yang hari ini sudah kamu lakukan kepada ortumu? Kalau hari ini kedua ortumu masih hidup atau salah satunya saja, berikanlah bakti terbaik yang mampu kamu berikan. Hari ini kamu sudah dewasa dan bekerja, sudah selayaknya kamu membalas kebaikan orang tua tanpa perlu di suruh. Belajar dari anak kecil bernama Wu Meng, mari kita memberikan apa yang ortu butuhkan sekalipun itu harus mengorbankan kesenangan diri sendiri. Jangan pernah hitung-hitungan ketika kamu mengasihi ortu karena dahulu pun mereka tak pernah hitung-hitungan untuk memberimu makan setiap hari, membelikan baju baju, menyekolahkanmu, membawamu ke dokter atau ke rumah sakit ketika kamu sakit, menjaga dan merawatmu ketika sakit, membelikan mainanmu, dll. Kalau di hitung dengan uang, kamu tak akan pernah mampu menghitungnya. Selagi masih ada waktu, jadilah anak yang berbakti sehingga nama Tuhan di muliakan dan orang-orang sekitarmu terinspirasi oleh baktimu. • Richard T.G.R


Catatan : Artikel ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Rabu, 25 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar