Website counter

Selasa, 17 Agustus 2010

Belajar dari Michelin


Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman. Amsal 14 : 16

Bacaan : Mazmur 37 : 21 – 26

Di awal abad ke – 20, sejarah mencatat Michelin sudah ada di mana-mana. Dari 25 mobil yang berkeliaran di jalanan, berarti ada 100 ban. 60 sampai 70 dari ban tersebut adalah ban Michelin. Itu bukan hanya ada di Eopa, tapi juga di Mesir, Pulau Jawa, Argentina, Brazil, dan kawasan Indo-China. Seiring perkembangan jaman, Michelin dihadapi berbagai tantangan terutama pemain-pemain baru yang bermunculan seperti Radial dan Bridgestone. Walaupun begitu Michelin tetap mendominasi market di tengah ketatnya persaingan karena sejak awal Michelin punya komitmen untuk menolong dan membuat hidup pelanggan lebih baik.

Dengan berbagai macam konektor yang ia miliki, Michelin tampil sangat eksperensial dalam berbagai kesempatan di dunia offline dan online seperti event balap sepeda (Tour de France), Formula 1, MotorGP, dll. Kegiatan eksperiensial lain seperti yang dilakukan selama 10 tahu belakangan lewat program “Michelin Challenge Bibendum” juga merupakan contoh bagaimana Michelin begitu aktif dalam kapasitasnya sebagai “malaikat” untuk motorist yang menolong dan membuat hidup orang-orang menjadi lebih baik.

Pelajaran berharga yang bisa kita dapat dari Michelin adalah membangun brand yang solid harus di lakukan melalui pembangunan karakter. Usaha dan produk yang kita pasarkan akan benar-benar mengena di hati pelanggan kalau kita bisa membuktikan pada pelanggan bahwa kitalah yang terbaik dan peduli kepada konsumen. Kita menjual barang bukan semata mencari untung belaka, namun juga menolong dan tetap melayani konsumen setelah barang kita mereka beli (layanan purna jual). Persaingan akan semakin ketat, namun kalau kita terus memperbaiki diri dan peduli kepada pelanggan, usaha kita akan terus berjalan dan menjadi berkat. Sudahkah usaha Anda menjadi berkat bagi banyak orang? • Untung Budiono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar